Teh Organik Indonesia Incar Pasar Amerika Serikat

Teh organik Indonesia incar pasar Amerika Serikat, salah satunya melalui keikutsertaan pelaku usaha dalam negeri dalam World Tea Expo

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jul 2017, 16:10 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2017, 16:10 WIB
teh hijau
Ilustrasi Teh (Foto : iStock)

 

Liputan6.com, Jakarta Teh organik Indonesia incar pasar Amerika Serikat, salah satunya melalui keikutsertaan pelaku usaha dalam negeri dalam World Tea Expo (WTE) 2017 yang berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat (AS).

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Antonius Budiman mengatakan bahwa perkebunan teh yang turut serta pada pameran tersebut telah memiliki beberapa sertifikat internasional dan mampu menambah daya saing produk teh tersebut.

"Hal tersebut menjadi kekuatan untuk promosi dan mendorong daya saing teh Indonesia di AS," kata Antonius, dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu.

Pada pameran yang berlangsung pada 13-15 Juni 2017 tersebut, PT Harendong Green Farms dan PT Bukit Sari asal Indonesia mengusung varian teh premium dan organik seperti teh oolong medium, teh hitam, teh melati, dan teh putih mengisi Paviliun Indonesia.

Perkebunan teh dari perusahaan itu telah mengantongi sertifikat organik dari United States Department of Agriculture (USDA), Uni Eropa, Japanese Agricultural Standard (JAS), Canadian Organic Standards (COS), Non-GMO, Halal, maupun Organik Indonesia.

"Tantangan ke depan adalah mengedukasi pasar AS bahwa teh Indonesia memiliki kualitas dan volume yang dapat memenuhi permintaan pasar. Selain itu, juga perlu memperkenalkan mutu, harga, sejarah, maupun budaya teh Indonesia," jelas Antonius.

Pengenalan produk yang lebih baik akan memberikan peluang yang semakin besar bagi teh Indonesia memasuki pasar teh AS yang berkisar 400 juta dolar AS dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. WTE merupakan pameran teh terbesar di AS yang digelar setiap tahun.

Tercatat, tiga eksportir teh utama ke AS adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Argentina, dan India, sementara Indonesia berada di posisi ke-12.

Menurut data Asosiasi Teh AS, masyarakat AS mengonsumsi sekitar 84 miliar cangkir dengan proporsi teh hitam 84 persen, teh hijau 16 persen, dan sisanya adalah teh putih dan teh oolong.

"Keuntungan yang dimiliki Indonesia adalah iklim tropis dan lokasi geografis Indonesia di cincin api Pasifik yang menciptakan produk teh dengan cita rasa tersendiri dan berbeda dengan teh dari negara lain," tambah Antonius.

Keunggulan lainnya adalah teh di Indonesia dapat tumbuh sepanjang tahun sehingga menciptakan stabilitas pasokan yang memberikan kepastian bisnis. (Vicki Febrianto/AntaraNews)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya