Â
Liputan6.com, Jakarta Google Doodle hari ini merayakan Kimchi, makanan tradisional khas negeri ginseng, Korea. Ini merupakan salah satu jenis asinan sayur hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe dan bubuk cabai merah.
Baca Juga
Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Berikut serba-serbi kimchi:
Advertisement
1. Penyakit kulit
Mengonsumsi kimchi 85-158 gram atau satu sampai tiga porsi per hari secara rutin dapat menurunkan risiko tertular dermatitis atopik (AD), penyakit kulit eksim, sebesar 32 persen, ungkap sebuah studi yang dilakukan ilmuwan Korea Selatan.
Warisan budaya Kimchi yang memiliki sejarah panjang sejak zaman perang ditetapkan jadi Warisan Budaya Tak Benda.
Pada saat perang, penduduk Korea memikirkan bagaimana caranya makanan bisa awet dalam waktu lama. Sehingga lahirlah Kimchi.
2. Mudah membuatnyaÂ
Chef Hwang Jong Min dari JW Marriott Seoul, Korea Selatan mengatakan membuat kimchi biasanya butuh waktu untuk menunggu proses fermentasi, minimal diamkan selama lima hari agar rasanya enak.
Potongan sawi putih, wortel, lobak, dan kucai yang dicincang panjang seperti korek api, biji wijen, dan pasta cabai diaduk jadi satu dicampur dengan bawang putih dan jahe. Membuat kimchi enak tak perlu difermentasi lama, cukup didiamkan 10 menit.
3. Awet bertahun-tahun
Â
Orang Korea biasanya membuat kimchi dalam porsi banyak dan disimpan di lemari es untuk persediaan berbulan-bulan.
Bahkan, Chef Hwang Jong Min menjelaskan bahwa kimchi yang disimpan dalam suhu yang tepat, empat derajat celcius, bisa bertahan bertahun-tahun.
"Ada kimchi yang disimpan hingga enam tahun, rasanya enak. Di pasaran, kimchi yang difermentasi harganya lebih mahal," katanya. (Ida Nurcahyani/AntaraNews)
Advertisement