Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meninjau pelaksanaan imunisasi ulang (Outbreak Respons Immunization/ORI) difteri, di SMA Negeri 3 Jakarta Barat pada Senin, 11 Desember 2017.
Untuk di Jakarta, pelaksanaan ORIÂ dilakukan serentak di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Anies, berdasarkan data Provinsi DKI Jakarta, terjadi peningkatan kasus difteri di DKI Jakarta selama empat tahun terakhir.
Bila pada 2014 terjadi empat kasus, satu tahun kemudian meningkat menjadi sembilan kasus pada 2015.
"Tahun lalu ada 17 kasus dengan satu kematian. Jumlah kasus sampai per hari ini ada 26 kasus dengan dua kematian," kata Gubernur Anies.
Temuan kasus terjadi di seluruh wilayah kota, kecuali di Kabupaten Kepulauan Seribu. Hanya di Kepulauan Seribu tidak ditemukan adanya kasus difteri.
Jumlah terbanyak kasus difteri (52 persen) berada di Jakarta Utara. Sepertiga persen pasien difteri menyasar anak umur lima sampai 15 tahun. Sementara itu, 16 persen penderita di atas usia 15 tahun.
Â
Sasaran Imunisasi Ulang untuk Pencegahan Difteri di Jakarta
Sasaran ORI di Jakarta Utara dan Jakarta Barat berjumlah 1,2 juta jiwa. Penyuntikan ORI dilaksanakan sebanyak tiga putaran, yang ditujukan untuk anak umur satu sampai di bawah 19 tahun.
ORI juga dilakukan di seluruh sekolah dari TK sampai perguruan tinggi. Tak hanya itu, ORI juga dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, layanan daycare, apartemen, dan rusun.
"Saya imbau, seluruh aparat di DKI Jakarta harus memastikan tidak ada anak di Jakarta yang terlewatkan untuk imunisasi ORI. Tidak boleh ada anak yang belum ORI," lanjut Anies.
Adanya ORI ini sebagai tindak lanjut atas Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri yang terjadi di 20 provinsi di Indonesia.
Advertisement