Dampak Edukasi Gizi, Anak-Anak Sekolah Jadi Rajin Sarapan dan Bawa Bekal

Edukasi gizi rupanya memberikan dampak besar berupa perubahan perilaku pada anak-anak sekolah.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Sep 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 16:00 WIB
Edukasi Gizi Frisian Flag
Anak-anak yang sudah tahu soal gizi, seperti makanan apa saja yang kaya karbohidrat dan protein cenderung menerapkan perilaku gaya hidup sehat. (Foto: Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta Edukasi gizi rupanya memberikan dampak besar berupa perubahan perilaku pada anak-anak sekolah. Anak-anak yang sudah tahu soal gizi, seperti makanan apa saja yang kaya karbohidrat dan protein, cenderung menerapkan perilaku gaya hidup sehat. 

Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, mengatakan kegiatan edukasi gizi itu menyasar anak usia 7 hingga 11 tahun. Ahmad Syafiq juga mengungkap, target pencapaian dari edukasi gizi tersebut, yakni adanya perubahan perilaku pada anak ke arah yang lebih baik. 

"Edukasi gizi mengubah perilaku menjadi lebih baik. Misal, anak rajin sarapan dan bawa bekal makan. Anak juga makan beraneka ragam makanan dan melakukan aktivitas fisik banyak," kata Syafiq dalam acara "Perluaskan Jangkauan Gerakan Nusantara 2018 untuk Indonesia Timur" di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Sarapan membantu anak berpikir baik ketika menerima pelajaran di sekolah. Tak hanya soal sarapan, anak-anak sekolah juga diberi edukasi soal jajanan.

Jika selama ini anak-anak sekolah mungkin jajan sembarangan, dengan edukasi gizi mereka menjadi lebih cermat memilih jananan yang sehat dan aman. 

 

 

Program Gerakan Nusantara

Ilustrasi Sekolah dan Anak (iStockphoto)
Sebenarnya, seberapa efektif kebijakan Sekolah Ramah Anak untuk Mengurangi Angka Kekerasan yang Terjadi pada si Kecil (iStockphoto)
Sarapan Pagi Breakfast
Sarapan membantu anak berpikir baik ketika menerima pelajaran di sekolah. (iStockphoto)

Edukasi gizi yang dilakukan ini termasuk program Gerakan Nusantara yang diluncurkan PT Frisian Flag Indonesia. Gerakan Nusantara 2018 yang digelar memasuki tahun keenam, yang berfokus pada peningkatan kapasitas guru soal pemahaman gizi.

Pengetahuan gizi yang diperoleh guru kemudian disampaikan kepada siswa. Ada juga kegiatan pemaparan edukasi gizi untuk guru dan siswa di kelas yang berujung pada meningkatnya pengetahuan gizi siswa.

Program Gerakan Nusantara berhasil menjangkau 520.815 peserta didik kelas 3, 4, dan 5, serta 2.254 guru di 8 provinsi dan 24 kabupaten/kota pada tahun 2017.

Pada tahun ini, program Gerakan Nusantara menyasar Indonesia bagian timur, yakni Kota/Kabupaten Sorong, Kota/Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Adapun kegiatan yang Gerakan Nusantara itu berupa pelatihan mengenai Pedoman Gizi Seimbang, pola hidup sehat, dan manfaat susu.

"Gerakan Nusantara ini tidak hanya menyasar pada guru dan siswa, orangtua ikut dilibatkan. Orangtua perlu tahu juga menyiapkan bekal untuk dibawa anak-anaknya ke sekolah itu penting," Syafiq menambahkan.

Cara tersebut mengajarkan anak kebiasaan hidup sehat. Anak tetap mendapatkan makanan bergizi dari rumah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya