Tusuk Jari Pakai Jarum demi Obati Stroke Justru Bisa Infeksi

Obati stroke dengan cara menusuk jari pakai jarum malah bisa membuat stroke kian parah dan pasien kena infeksi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Sep 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 14:00 WIB
Jari Kuku
Tusuk jari untuk mengobati stroke malah bisa infeksi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu cara pengobatan stroke yang pernah jadi viral adalah tusuk jari pakai jarum. Sayangnya, cara tersebut keliru dan bisa memperburuk kondisi pasien stroke.

Usai acara talkshow penanganan stroke di Hotel Double Tree, Jakarta, dokter spesialis saraf Mohammad Kurniawan menerangkan, tusuk jari pakai jarum bisa membuat pembuluh darah di otak pecah.

"Jari ditusuk-tusuk, potensi makin tinggi buat pecah pembuluh darah di otak. Apaalgi kalau ditusuknya pakai jarum yang tidak steril," kata Kurniawan, ditulis Jumat (21/9/2018).

Baca terkait: Dokter Saraf Tak Anjurkan Terapi Kejut Listrik untuk Pasien Stroke

Jika ditusuk dengan jarum yang tidak steril, maka infeksi bisa terjadi. Permasalahan pun kian rumit. Pasien tidak hanya menderita stroke, tapi juga stroke dan infeksi.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Tak dianjurkan terapi kejut listrik

Kapten Tatang beserta anggota Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat.  (Dokpri)
Kapten Tatang beserta anggota Koramil Sukaraja memberikan terapi stroke kepada masyarakat. (Dokpri)

Ada pula pengobatan alternatif stroke berupa terapi kejut listrik. Cukup dengan colokan, kabel, dan lempengan, kejutan listrik dipercaya membuka sumbatan pada pembuluh darah pasien stroke. Aliran darah akan kembali lancar.

"Itu yang salah. Stroke berarti ada penyempitan pembuluh darah di otak. Untuk penanganan, bukan dengan kejutan listrik. Ini karena sel otak bekerja dengan impuls kimia, bukan kejutan listrik," Kurniawan menjelaskan.

Untuk terapi kejutan listrik pasien stroke, Kurniawan juga tidak menganjurkan. Belum ada bukti ilmiah tentang terapi kejutan listrik. Berbicara terapi harus ada bukti ilmiah. Bukti ilmiah pun harus didukung dengan penelitian ilmiah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya