3 Tahap Stres Yang Harus Anda Ketahui

Stres terbagi menjadi tiga tahapan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2019, 21:00 WIB
Mencium kemeja
Mencium kemeja pasangan ternyata bisa meredakan stres. (Foto: iStockphoto)

 

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang mengalami stres akibat banyaknya tantangan yang mengharuskan kita untuk beradaptasi menghadapinya. Sumber stres tidak mungkin untuk Anda hilangkan, tetapi Anda bisa mengelola stres untuk menghadapinya.

Banyak yang belum mengetahui tahapan stres yang dikenal sebagai sindrom adaptasi umum (GAS), tapi ketika Anda memahami tahapan stres, akan lebih mudah untuk mengidentifikasi tanda-tanda stres kronis dalam diri Anda.

Dilansir dari situs Health Line pada Jumat, 12 Juli 2019, tahapan stres ini dikemukakan oleh Hans Selye, seorang dokter dan peneliti medis dengan mengamati serangkaian perubahan fisiologis pada tikus setelah mereka mengalami stres.

Hans mengidentifikasi tahap-tahap ini sebagai alarm, resistensi, dan kelelahan.

 


1. Alarm

Sering Merasa Stres? Ini Bahayanya untuk Otak Anda
Ini yang akan terjadi pada otak Anda jika Anda terus-menerus merasakan stres yang berkepanjangan. (Foto: iStockphoto)

 

Reaksi alarm mengacu pada gejala awal tubuh ketika stres. Reaksi alami ini mempersiapkan Anda untuk melarikan diri dalam situasi berbahaya.

Denyut jantung meningkat, kelenjar adrenalin melepaskan kortisol (hormon stres) dan Anda menerima dorongan adrenalin yang meningkatkan energi. Terjadi respons melawan atau lari di tahap ini.

 


2. Tahap Resistensi

Ilustrasi buah jeruk ampuh atasi stres (iStockphoto)
Ilustrasi buah jeruk ampuh atasi stres (iStockphoto)

 

Setelah peristiwa menegangkan, tubuh mulai memperbaiki dirinya sendiri. Ini melepaskan jumlah kortisol lebih rendah, detak jantung dan tekanan darah Anda mulai normal.

Tubuh memasuki fase pemulihan tetapi tetap dalam kondisi siaga tinggi untuk sementara waktu.

Jika stres teratasi, tubuh akan terus memperbaiki diri sampai kadar hormon, detak jantung, dan tekanan darah mencapai keadaaan pra-stres.

Jika stres tidak teratasi, akhirnya tubuh akan beradaptasi dan belajar bagaimana hidup dengan tingkat stres yang lebih tinggi. Tubuh mengalami perubahan yang tidak disadari dalam upaya mengatasi stres.

Tubuh akan tetap mengeluarkan hormon stres dan tekanan darah tetap tinggi. Jika tahap resistensi berlanjut tanpa jeda, ini dapat menyebabkan tahap kelelahan.

Tahan resistensi ditandai dengan sifat yang lekas marah, frustasi, dan konsentrasi yang buruk.

 


3. Tahap Kelelahan

Orangtua, Berhenti Stres Terhadap 3 Hal Ini!
Para orangtua, berhentilah mencemaskan beberapa hal di bawah ini, penasaran apa saja? (iStockphoto)

 

Tahap ini adalah hasil dari stres yang berkepanjangan. Mengalami stres untuk waktu yang lama dapat menguras energi, emosi, dan mental hingga tubuh tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan stres. Anda mungkin menyerah dan merasa tidak ada harapan.

Kelelahan ditandai dengan energi habis, depresi, kegelisahan, toleransi stres menurun, sistem kekebalan tubuh.

Penulis: Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya