Kenali Penyebab Nyeri Lutut

Salah satu penyebab nyeri lutut yang hampir semua orang akan alami seiring dengan proses penuaan adalah osteoartritis.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Des 2019, 17:00 WIB
Nyeri lutut
Lantaran fungsinya yang cukup berat ini, sendi lutut rentan mengalami kerusakan.

Liputan6.com, Jakarta - Nyeri pada sendi lutut dapat dialami setiap orang tanpa memandang usia. Salah satu penyebab nyeri lutut yang hampir semua orang akan alami seiring dengan proses penuaan adalah osteoartritis.

Selain cedera pada salah satu ligamen, terdapat juga cedera akibat masalah pada komponen penyangga lutut seperti tendon, tulang rawan, dan kantong cairan sendi–bursa.

“Semua sendi yang ada dalam tubuh kita, semua sendi itu ada sendi yang benar-benar sendi. Sendi murni itu pertama adalah tulang. Karena sendi itu di antara tulang-tulang. Kemudian sendi juga memiliki kapsul sendi. Kapsul itu apa? Serat tulang dalam tulang. Dia memiliki satu kapsul untuk menutupi ujungnya tulang tadi. Yang ketiga, komponen adalah cairan sendi. Itulah mekanisme kerja sendi yang normal,” kata dokter spesialis rehabilitasi medik Ibrahim Agung pada Sabtu, 14 Desember 2019.

Menurut Ibrahim, osteoartritis merupakan jenis artritis – peradangan sendi degeneratif karena terjadi melalui proses penuaan yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan – kartilago, pertumbuhan taji tulang – osteofit pada tepian sendi, dan meregangnya kapsul sendi. Osteoartritis – OA termasuk peradangan sendi yang paling banyak ditemui di masyarakat.

Osteoartritis dapat terjadi karena tiga hal, yaitu karena pengapuran, peradangan sendi, dan penuaan sendi. Ibrahim menjelaskan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan karena OA berjalan seiring dengan perjalanan usia.

 

Kerusakan Sel

Jalan Kaki
Jalan Kaki (iStockphoto)

Kerusakan sel yang tidak diimbangi dengan proses perbaikan menjadi akibat dari kerusakan jaringan lutut akibat OA yang menimbulkan ketidakseimbangan sendi lutut. Penyakit ini dapat dikategorikan menjadi fase meradang dan fase tidak meradang.

Fase meradang terjadi dengan fase akut yang meradang dan mengakibatkan nyeri. Obat anti-radang dan injeksi steroid dapat menjadi pilihan dalam mengurangi peradangan.

Selain itu, radiofrekuensi ablasi dapat memblock saraf nyeri pada lutut. Terapi ini menggunakan tindakan minimally invasive yang memanfaatkan gelombang radiofrekuensi. Radiofrekuensi ini menghabiskan waktu kurang lebih 15-10 menit dengan anestasi lokal.

Sedangkan fase tidak meradang dapat diatasi dengan injeksi viscosuplementasi – suntik oli dan Platelet Rich Plasma (PRP). Viscosuplementasi dilakukan dengan menyuntikkan asam hyaluronat ke dalam lutut. Injeksi ini dapat dilakukan satu kali seminggu, selama tiga hingga lima minggu.

Sedangkan PRP dilakukan dengan sentrifugasi darah pasien yang diambil dan disuntikkan ke dalam sendi. Selain itu, fisioterapi juga dapat dilakukan dengan cara laser untuk menstimulasi perbaikan jaringan pada lutut.

Ibrahim mengatakan, dalam penanganannya, OA ini ditangani sesuai dengan klasifikasi grade I sampai IV, sesuai dengan tingkat keparahan nyeri lutut.

Grade I : PRP + Viscsuplementasi + Fisioterapi

Grade II : PRP + Viscsuplementasi + Fisioterapi

Grade III : RF lalu PRP, ditambahkan Viscsuplementasi + Fisioterapi

Grade IV : RF lalu PRP, ditambahkan Viscsuplementasi + Fisioterapi 

 

Penulis: Lorenza Ferary

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya