Liputan6.com, Jakarta Lansia secara umum menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terkena dan mengalami gejala berat hingga kematian akibat COVID-19. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ini bisa terjadi.
Menurut Dokter C. H. Soejono, spesialis penyakit dalam konsultan geriatri, Staf Medis Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/FKUI penyebab lansia lebih rentan dari COVID-19 yang pertama adalah karena menurunnya daya tahan tubuh.
Baca Juga
Jam Berapa Pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi? Ini Jadwal Kualifikasi Piala Dunia 2026
Starting Line Up XI Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Marselino Starter, Eliano Reijnders dan Nathan di Bangku Cadangan
Prediksi Line Up Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kevin Diks Menepi, Eliano Reijnders Unjuk Gigi?
"Daya tahan tubuh itu ditentukan oleh berbagai macam sistem yang ada dalam tubuh kita. Ada sel, ada protein, dan macam-macam, itu semuanya sudah mengalami perubahan pada mereka yang berusia lanjut," kata Soejono dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (19/10/2020).
Advertisement
"Yang kedua, mereka acap kali sudah disertai dengan berbagai macam kendala dalam kegiatan sehingga perlu bantuan orang lain dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari," ujarnya. Karena kehadiran orang lain itulah, risiko lansia terkena COVID-19 menjadi lebih besar.
Selain itu, umumnya lansia juga sudah mengalami gangguan fungsi kognitif yang membuat mereka lebih sulit untuk disiplin dalam melakukan protokol kesehatan seperti memakai masker atau menjaga kebersihan. "Sehingga risiko untuk ditulari menjadi lebih tinggi pula."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Adanya Komorbid
Soejono juga menyebut, asupan makanan pada lansia yang menurun atau rendah dari yang semestinya juga membuat daya tahan tubuh mereka turun dan memudahkan terjadinya penularan penyakit.
Faktor lain mengapa lansia lebih rentan terhadap COVID-19 adalah karena keberadaan komorbid atau penyakit bawaan.
"Komorbid pada kondisi ini sebenarnya merupakan suatu kondisi adanya inflamasi yang kronik, walaupun rendah, tetapi menahun. Itu meningkatkan risiko untuk terjadinya infeksi." kata Soejono.
"Dan mereka juga mudah sekali untuk jatuh dalam kondisi renta atau frail, yang ini juga meningkatkan risiko untuk tertular."
Ia menambahkan, karena seringkali gejala pada lansia agak berbeda dari gejala COVID-19 pada umumnya, pasien seringkali terlambat untuk ditangani sehingga menimbulkan tingkat fatalitas yang lebih tinggi.
"Dan terakhir, bagi mereka yang tinggal di tempat perawatan bersama, tentu ini juga ada risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak tinggal di tempat perawatan bersama."
Advertisement