Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengembangkan vaksin COVID-19 dengan teknologi baru. Teknologi baru yang dimaksud adalah vaksin COVID-19 berbasis nucleic acid mRNA.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, rencana mengembangkan teknologi vaksin COVID-19 nucleic acid mRNA memasuki tahap finalisasi. Pengembangan vaksin ini pun seiring perkembangan global, yang mana perlu kemajuan terkait pengembangan vaksin.
Advertisement
"Berkaitan vaksin COVID-19, saya sedang dalam tahap finalisasi dengan WHO membangun global health untuk vaksin teknologi nucleic acid mRNA di Indonesia," ungkap Budi Gunadi dalam acara Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Untuk Percepatan Penanganan COVID-19, Jumat (30/7/2021).
"Karena dari sisi tataran sistem kesehatan global, ini dirasa perlu."
Vaksin COVID-19 berbasis nucleic acid (asam nukleat) menggunakan bahan genetik dari virus atau bakteri penyebab penyakit (patogen) untuk merangsang respons imun terhadapnya. Tergantung pada vaksinnya, materi genetik bisa berupa DNA atau RNA.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Kerja Sama dengan Ahli Biologi Molekuler UNAIR
Adanya rencana pengembangan vaksin COVID-19 berteknologi nucleic acid mRNA, Budi Gunadi Sadikin berharap dapat bekerja sama dengan ahli biologi molekuler UNAIR.
"Saya sangat berharap teman-teman ahli biologi molekuler bisa bekerja sama dengan Kemenkes untuk ikut meyakini WHO. YA, meNdorog agar global manufacturing vaksin ini bisa dilakukan di Indonesia," harapnya.
Menurut Menkes Budi Gunadi, UNAIR termasuk universitas yang paling maju dalam melakukan riset pengembangan vaksin di Indonesia. Salah satunya, ikut terjun mengembangkan vaksin COVID-19 Merah Putih.
"Saya merasa harusnya kita bisa lebih membantu mengakselerasi kebutuhan vaksin dan memproduksi vaksin. Saya lihat UNAIR ini yang paling maju," lanjutnya.
"Jadi, untuk strategi vaksinasi, jangan bosan mengingatkan saya."
Advertisement