Liputan6.com, Jakarta Indonesia bersiap menjadi tuan rumah Presidensi G20 2022, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya vaksin mRNA. Topik bahasan platform vaksin mRNA menjadi salah satu usulan inisiatif dalam Presidensi G20 2022 terkait pembangunan mekanisme ketahanan kesehatan global.
"Penting bagaimana kita membangun sumber daya di bidang ketahanan kesehatan. Buat saya, akan semakin baik lagi untuk pengembangan vaksin teknologi tinggi, seperti platform vaksin mRNA," jelas Budi Gunadi dalam sesi Lessons Learn From Managing The COVID-19 Pandemic in ASEAN pada Rabu, 6 Oktober 2021.
"Platform vaksin ini terbukti bisa dikembangkan dengan cepat."
Advertisement
Baca Juga
Indonesia pun berkomitmen siap menjadi salah satu Global Manufacturing Hub dari vaksin mRNA yang nantinya akan sangat dibutuhkan untuk vaksinasi jutaan orang di dunia. Selain pengadaan vaksin COVID-19, bahasan ketersediaan peralatan medis ikut menjadi fokus.
"Sebenarnya bukan hanya vaksin saja, melainkan juga obat-obatan dan juga alat pelindung, ventilator," terang Budi Gunadi.
"Ini juga penyediaan semua peralatan medis yang dibutuhkan untuk pandemi COVID-19. Itu harus didistribusikan cukup merata antar daerah."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Bangun Sistem dan Mekanisme Kesehatan Global
Dalam Presidensi G20 2022 mendatang, Budi Gunadi Sadikin menegaskan perlunya arsitektur sistem ketahanan kesehatan global. Ini karena sistem kesehatan antar negara berhubungan erat, terutama di masa pandemi COVID-19.
"Kami mengidentifikasi bahwa kesehatan itu seperti keuangan yang menjadi permasalahan global," ujarnya.
Terkait pembangunan mekanisme sistem kesehatan global bertujuan kesehatan bisa diakses oleh seluruh negara, terutama negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis kesehatan.
Ini sama seperti sistem ketahanan keuangan global yang dibangun dalam bentuk mekanisme IMF yang tata kelolanya sudah jelas, partisipasinya pun juga jelas. Terbukti, bisa menyelamatkan kondisi keuangan baik secara fiskal atau moneter di negara-negara berkembang.
"Saya sebelumnya di sektor swasta. Jadi, saya tahu persis soal bagaimana permasalahan soal fiskal atau moneter. Kita perlu melakukan hal yang sama dalam kesehatan dan itu bukan uang," tutur Menkes Budi Gunadi.
"Ini lebih kepada akses dan mekanisme sistem kesehatan dan harus partisipatif jika Anda membutuhkan ventilator, ICU, akses obat-obatan, misal Actemra, Gammaras atau apapun. Dalam hal ini, pengembangan di bidang terapeutik harus dapat diakses."
Advertisement