Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan farmasi AstraZeneca melaporkan hasil penelitiannya bahwa koktail berbasis antibodi untuk mencegah dan mengobati COVID-19 bernama Evusheld yang diujicobakan pada hewan mampu mempertahankan aktivitas penetralan terhadap varian virus Corona Omicron. Termasuk mengobati pasien COVID-19 dengan subvarian Omicron BA.2.
Studi yang dilakukan peneliti dari Washington University, Amerika Serikat itu menunjukkan terapi ini mampu mengurangi jumlah virus yang terdeteksi dalam sampel semua subvarian Omicron pada paru tikus.
Baca Juga
Dalam studi ini terapi Evusheld terhadap subvarian BA.1. BA.1.1 dan BA.2 juga terbukti mencegah peradangan di paru yang makin parah.
Advertisement
Hal ini diungkapkan peneliti di London pada 21 Maret 2022. Meski begitu penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.
"Temuan ini lebih lanjut mendukung Evusheld sebagai opsi penting yang potensial untuk membantu melindungi pasien yang rentan seperti pasien dengan gangguan kekebalan yang dapat menghadapi hasil buruk jika mereka terinfeksi COVID-19," kata eksekutif senior AstraZeneca John Perez mengutip Channel News Asia, Selasa (22/3/2022).
Kabar Baik di Tengah Kenaikan Kasus Global
Hasil baik ini seakan menjadi titik terang dalam pencarian obat COVID-19. Terlebih WHO pada pekan lalu mengatakan kasus COVID-19 global alami peningkatan. Hal ini terjadi karena ada Omicron serta BA.2 yang menyebar di tengah pelonggaran pembatasan aktivitas masyarakat di beberapa negara.
Menurut Perez, Evusheld mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan. Tugasnya menahan virus jika terjadi infeksi. Berbeda dengan vaksinasi yang bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan.
Pekan lalu, Inggris menyetujui terapi untuk mencegah infeksi pada orang dewasa dengan respons imun yang buruk.
Advertisement