Liputan6.com, Bandung - - Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat pada 2020, jumlah pengidap diabetes melitus di Kota Bandung mencapai 43.906 orang.
Jika tak segera ditangani, diabetes bisa menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung stroke, dan amputasi.
Baca Juga
"Kami mengusung tema 'Berbakti untuk Negeri, Mengabdi untuk Rakyat' pada Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI). Sehingga, ada pemeriksaan kesehatan yang dibantu para dokter pengurus IDI Jabar. Ada pemeriksaan laboratorium sederhana juga dan pemberian vitamin," ujar Ketua Panitia HBDI, Noor Arida, Minggu, 12 Juni 2022.
Advertisement
Pada HBDI, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat menyelenggarakan sosialisasi edukasi masyarakat mengenai kewaspadaan hepatitis akut misterius dan diabetes melitus atau kencing manis, serta pemeriksaan kesehatan gratis di Taman Saparua.
Noor Arida menjelaskan,sejumlah kegiatan terkait sosialisasi antara lain senam sehat yang diikuti 200 peserta dan penyuluhan kesehatan tentang diabetes mellitus dan hepatitis akut misterius.
"Kami juga menyelenggarakan pelatihan screening stunting sebagai bentuk IDI berperan untuk membantu pemerintah menurunkan angka stunting," kata Noor.
Noor menambahkan, IDI juga memberikan penghargaan kepada Ketua Purna IDI Jawa Barat yang telah mengabdi dan menyumbangkan ilmu dan tenaganya kepada organisasi profesi tersebut.
IDI Jawa Barat bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan penghargaan secara simbolis kepada tujuh tenaga kesehatan yang gugur saat menghadapi penangan COVID-19 pada 2020-2021 silam.
"Kita pernah menyentuh angka 1.736 kasus per hari saat Februari. Tapi, alhamdulillah sudah dua bulan ini tidak lebih dari 10 kasus. Mudah-mudahan ini berkat proses vaksinasi yang kita lakukan bersama-sama," tukas Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. (Arie Nugraha)
Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Meningkat
Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis penyakit dalam, Dr Rulli Rosandi SpPD-KEMD menjelaskan bahwa pengidap diabetes atau diabetesi di Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional dari tahun ke tahun.
Bila pada 2007 persentase pasien diabetes sebesar 5,7 persen, meningkat menjadi 6,9 persen pada 2013. Lima tahun kemudian atau pada 2018 terjadi lagi peningkatan menjadi 10,9 persen.
Menurut Rulli, apabila jumlah penduduk Indonesia saat ini sebanyak 250 juta, secara hitungan kasar ada sekitar 25 juta penduduk yang mengidap diabetes.
Dan, perlu diketahui juga bahwa saat ini proporsi diabetes pada usia muda di Asia Tenggara jumlahnya lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
"Di Asia Tenggara didominasi usia paruh baya --- 40 sampai hingga 59 tahun --- diikuti usia muda --- 20 hingga 39 tahun. Berbeda dengan di Eropa yang didominasi penduduk usia tua --- 60 hingga 79 tahun," kata Rulli yang saat ini berpraktik di Good Doctor dalam webinar bersama LSPR Communication & Business Institute berapa waktu lalu.
Â
Advertisement
Komplikasi Diabetes
Gambaran klinis pada pasien DM di bawah usia 40 di Asia menunjukkan banyak tipe 2 dan sering diawali dengan kegemukan serta 80 persen ada riwayat keluarga.
Yang menjadi masalah dalam diabetes, kata Rulli, adalah komplikasinya seperti stroke, penyakit kardiovaskular, neuropati diabetik, gangguan ginjal, dan gangguan mata.
Dijelaskan Rulli bahwa DM tipe 2 pada usia muda menimbulkan komplikasi yang lebih agresif yaitu komplikasi pada pembuluh darah kecil dan besar lebih cepat timbulnya, berkurangnya usia harapan hidup, mortalitas lebih nyata dibandingkan populasi umum, mortalitas lebih nyata dibandingkan tipe 1, dan komplikasi pembuluh darah besar lebih lebih nyata dibandingkan tipe 1.