Liputan6.com, Jakarta Pekan lalu, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan di atas seribu kasus setiap harinya. Penyebabnya tak lain adalah subvarian Omicron terbaru, BA.4 dan BA.5
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 RI, Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa kasus COVID-19 mengalami kenaikan sebanyak 105 persen seminggu belakangan ini.
Baca Juga
"Dilihat pada kasus mingguan, terjadi kenaikan sebesar 105 persen dari sebelumnya 3.688 pada minggu lalu, menjadi 7.587 di minggu ini," ujar Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia pada Selasa, 22 Juni 2022.
Advertisement
Berdasarkan perbandingan data pada tanggal 12 dan 19 Juni 2022, Wiku mengungkapkan bahwa terdapat 19 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif COVID-19 di Indonesia.
Namun lima provinsi tertingginya adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, dan Jawa Timur.
"Angka ini disumbangkan paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus (dari 2.211 pada pekan lalu menjadi 4.980 kasus). Jawa Barat naik 686 kasus (sebelumnya 849 menjadi 1.535 kasus), dan Banten naik 285 kasus (dari 382 kasus menjadi 667)," ujar Wiku.
Sedangkan Bali sendiri mengalami kenaikan sebanyak 109 kasus dari 222 menjadi 331, dan Jawa Timur naik 63 kasus dari 161 menjadi 224 kasus.
Menurut Wiku, meskipun angkanya masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia, namun kenaikan kasus ini dapat menjadi alarm baru yang dapat diwaspadai oleh masyarakat.
"Angka ini terbilang tidak tinggi dibandingkan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Namun dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan dibawah angka seribu selama dua bulan terakhir, ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai," kata Wiku.
Imbasnya pada Kasus Aktif COVID-19
Dalam kesempatan yang sama, Wiku menjelaskan bahwa kenaikan kasus tersebut ikut berimbas pada jumlah kasus aktif COVID-19 di Indonesia, yang mana juga ikut mengalami kenaikan.
Pada pekan lalu, kasus aktif di Indonesia masih berada pada angka 4.734 kasus. Sedangkan pada minggu ini, kasus aktif di Indonesia telah naik hingga 8.594 kasus.
Di tengah naiknya kasus positif dan kasus aktif COVID-19 tersebut, Wiku menyebutkan bahwa seharusnya angka kematian bisa ditekan dan persentase kesembuhan ditingkatkan. Namun yang terjadi saat ini justru angka kematian ikut mengalami kenaikan.
"(Angka kematian) dari 28 menjadi 44. Meskipun jumlah ini tidak besar dibandingkan dengan jumlah kasus positif, selalu saya tekankan satu kematian saja terbilang nyawa dan apabila kematian mulai mengalami kenaikan, perlu kita evaluasi bersama dan segera mitigasi agar tidak terus meningkat," kata Wiku.
Sedangkan dalam hal positivity rate, menurut Wiku, Indonesia masih berada dalam garis aman yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar lima persen.
Advertisement
Positivity Rate Ikut Alami Kenaikan
Pada minggu ini, positivity rate di Indonesia mengalami kenaikan berturut-turut dari yang sebelumnya 0,33 persen di minggu keempat bulan Mei, menjadi 2,23 persen pada minggu ini.
"Kabar baiknya, positivity rate ini masih dibawah lima persen dan masih dapat dikatakan aman. Tentunya angka ini harus tetap kita tekan hingga tidak mendekati lima persen dengan terus gencar meningkatkan testing di tengah masyarakat," ujarnya.
Sehingga berkaitan dengan hal tersebut, Wiku menjelaskan, testing di berbagai daerah juga perlu untuk digencarkan kembali.
"Deteksi kasus sedini mungkin dengan meningkatkan kesadaran menuju ke tempat testing COVID-19 untuk diperiksa. Terutama ketika mengalami gejala atau berkontak erat dengan pasien COVID-19," ujar Wiku.
Wiku pun mengingatkan para pemimpin daerah agar dapat memastikan bahwa tempat testing COVID-19 di daerahnya tersedia dan dapat dengan mudahnya dijangkau oleh masyarakat.
Upaya yang Masih Bisa Dilakukan
Selain itu, Wiku mengingatkan kembali soal salah satu upaya yang terus digaungkan untuk mencegah COVID-19 yakni vaksinasi. Mengingat vaksinasi masih menjadi cara paling manjur untuk mencegah adanya keparahan atau bahkan kematian pada pasien COVID-19.
"Dengan adanya peningkatan angka kematian pada minggu terakhir, perlindungan pada kelompok yang rentan perlu ditingkatkan. Sehingga perlu terus mendorong vaksinasi terutama pada penderita komorbid, anak-anak, lansia untuk melindungi dari penyakit parah dan kematian," kata Wiku.
Wiku menambahkan, disiplin terhadap protokol kesehatan juga harus tetap dilakukan untuk melindungi diri sendiri maupun orang lain. Caranya pun mungkin sudah sering Anda dengar yakni dengan mencuci tangan dan memakai masker secara rutin.
"Ingat, masing-masing individu dapat berkontribusi dalam menekan kasus COVID-19 di Indonesia dimulai dari diri sendiri," ujar Wiku.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun oleh Kemenkes pada Selasa, 21 Juni 2022 kemarin, kasus COVID-19 di Indonesia sendiri bertambah sebanyak 1.678 kasus.
Advertisement