Tim Dokter Haji Ubah Kamar Kosong Jadi Ruang Operasi

Dalam hitungan jam, tim KKHI Makkah berhasil menyulap ruang kosong menjadi ruang tindakan, dengan standar dan keamanan yang baik.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 02 Jul 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2022, 10:00 WIB
Ruang tindakan untuk jemaah haji Indonesia. Foto: Kemenkes
Ruang tindakan untuk jemaah haji Indonesia. Foto: Kemenkes

Liputan6.com, Jakarta Tepat satu Dzulhijjah 1443 H, ruang tindakan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah siap beroperasi. Dalam hitungan jam, tim KKHI Makkah berhasil menyulap ruang kosong menjadi ruang tindakan, dengan standar dan keamanan yang baik. Pukul 19.00 WAS, ruang tindakan KKHI Makkah siap mengoperasi pasien pertama.

“Hari ini dalam waktu kurang dari tiga jam, kita sudah mempersiapkan ruang operasi.” ujar dr. Hendra Syamsidi Zahani, Spesialis Anestesi yang juga merupakan Penanggung Jawab Ruang ICU KKHI Makkah, dikutip Kemenkes, Sabtu (2/7/2022).

Dalam standar ruang operasi, ruang yang terletak di lantai R KKHI Makkah ini direkayasa sedemikian rupa, sehingga aman untuk dilakukan tindakan operasi hingga level sedang.

“Bahkan kita membuat tata ruang udara ruang operasi ini sangat standar sehingga keamanan dan keselamatan pasien menjadi yang utama dalam kita membuat ruang operasi ini” lanjut dr. Hendra

Semua tim terlibat dalam pembentukan ruang tindakan. Mulai dari Tim dokter Spesialis, Tim Perawat, Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tim Logistik, Tim Perbekalan Kesehatan, sampai Tim Sanitasi, untuk memastikan ruangan dapat segera dimanfaatkan dan proses operasi segera dilaksanakan.

Menurut dr. Hendra ruangan yang ada sangat kondusif untuk dijadikan ruangan tindakan, sehingga tidak banyak perubahan yang dilakukan. Bentuk rekayasa yang dilakukan khususnya pada pemasangan hepa filter yang dimanfaatkan sebagai exhaust.

Upaya yang dilakukan tim PPI diantaranya mulai dari membersihkan ruangan, mengisi ruangan dengan meja tindakan, lampu operasi, meja instrumen, suction, alat anestesi dan sebagainya, Menutup celah jendela, Melakukan sterilisasi instrumen bedah, serta melengkapi bahan medis habis pakai.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kelengkapan alat kesehatan

Sementara kelengkapan yang disiapkan tim obat dan perbekalan kesehatan meliputi Silk 2,3 chromic tapper, 3,0, 2,0 reverse cutting, bupivacaine, surgicryl PGA 2, 0, 4.0. surgery set, nylon 3.0 dan 2.0, serta cairan infus.

Semua upaya ini dilakukan untuk memastikan ruang tindakan terbentuk sesuai dengan standard, siap untuk digunakan, serta menjamin keamanan dan kenyamanan pasien.

“supaya ruang operasi ini memang betul betul menjadi ruang tindakan yang standar untuk keamanan dan keselamatan pasien. Dan jemaah bisa kita berikan perlindungan, pelayanan kesehatan yang memadai.” Ujar dr. Hendra

Bukan tanpa sebab, pembukaan ruang tindakan sebagai upaya untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi Jemaah Haji yang diawat di KKHI Makkah. Hal ini disampaikan oleh Kepala KKHI Makkah dr. Andi Ardjuna Sakti

“Semua ini dilakukan mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan pasien yang kita rawat. Semoga kedepannya ruangan ini akan berfungsi jauh lebih baik” harap dr. Ardjuna Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS mengatakan bahwa KKHI memang didesain untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin bagi jemaah haji indonesia.

“Seluruh Petugas berikhtiar demi keselamatan jemaah haji. Seluruh aktivitas yang sifatnya life saving harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Indonesia di fasilitas pelayanan kesehatan yang kita miliki, baik di tingkat kloter, sektor, ambulans, maupun KKHI” Ujar dr. Budi beberapa waktu sebelumnya.

Pemenuhan obat

Menuju puncak pelaksanaan Haji, Kementerian Kesehatan juga terus bersiap dalam pemenuhan pelayanan kesehatan. Salah satunya adalah pemenuhan obat dan alat kesehatan. Setidaknya di h-2 sebelum fase Armuzna, semua obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan akan digeser ke Masyair, baik yang diberikan untuk kloter, maupun pos-pos kesehatan di Arafah dan Mina, serta pos pos kesehatan satelit di Muzdalifah

“Paket obat akan didorong dua hari sebelum armuzna.” ujar Koordinator Logistik, Obat dan Perbekalan Kesehatan Daker Makkah, Dian Yudianto.

Saat ini Kementerian Kesehatan sedang dalam tahapan mempersiapkan paket-paket obat sesuai dengan kebutuhan kloter, pos kesehatan satelit, serta pos kesehatan Arafah dan Mina, seperti diungkap Dian Yudianto Kamis (30/6)

“Untuk Kloter, kita siapkan 243 paket obat, yang masing masing terdiri dari 18 kelas terapi obat, termasuk di dalamnya antibiotik, obat hipertensi, diabetes melitus, vitamin, dan cairan, termasuk juga oralit” jelas Dian.

Sementara untuk pos kesehatan di Arafah dan Mina, Dian menyatakan obat-obatan sudah hampir siap, tinggal melengkapi kekurangan beberapa jenis obat.

“Khusus untuk Pos Arafah, 80% sudah siap, tinggal menunggu untuk nanti melengkapi. Begitu juga nanti dengan Mina,” jelasnya.

Tidak menutup kemungkinan, adanya tambahan kebutuhan obat yang dibutuhkan tim di lapangan, saat prosesi armuzna, untuk itu pihaknya menyatakan siap jika ada kebutuhan tambahan dari kloter maupun pos – pos kesehatan.

“Di Mina, kloter bisa mengamprah (isi ulang) jika kurang cairan atau kurang obat.” tambahnya.

 

18 ton obat telah disiapkan Kemenkes

Kebutuhan obat juga tetap disiapkan untuk KKHI Makkah, dimana layanan kesehatan di KKHI Makkah tetap dibuka untuk menerima rujukan dari pos-pos kesehatan Masyair.

“Termasuk juga kita menyiapkan kebutuhan spesialistik dan injeksi di KKHI pada saat kloter merujuk ke KKHI,” lanjutnya lagi.

Secara total, setidaknya sebanyak 18 Ton obat dari 25 kelas terapi obat telah disiapkan Kementerian Kesehatan dalam pelaksaanaan operasional haji 1443 H. Kebutuhan ini juga terus dilengkapi melalui pembelian di Arab Saudi

Selain Obat, alat kesehatan juga disiapkan untuk melengkapi kebutuhan pos kesehatan di Arafah dan Mina. Koordinator Penunjang Medis KKHI Makkah, Nurul Jamal Jamil mengatakan, peralatan kesehatan ini dibagi tiga kelompok. Kelompok pertama Arafah sebanyak 35 item alat-alat medis, kelompok kedua di Muzdalifah ada 22 item dan kelompok ketiga di Mina ada 21 item.

“Total ada 78 item sarana dan prasarana peralatan kesehatan yang akan dibawa ke pos kesehatan Armuzna semua sudah kami siapkan,” kata Nurul Jamal Jami Kamis (30/6).

Di antara alat-alat medis di Arafah yang akan dibawa di antaranya, Oksigen Concentrat, Suction pump, Nebulizer Tensi manual, Stetoskop, Termometer digital, Regulator oksigen, Sterilisator, Minor surgeri, Saturasi SPO2, Syringe pump, Tensi digital, Senter Ambu bag, Urinal, Pispot, Bengkok, Tromol kasa. Tandu, Kursi Roda, Selimut, Buli buli panas, Semprot/spray. Kaos kaki, Celemek, Alat EKG, Tiang infus, Velbed, Baju fiksasi, Tabung Oksigen Besar.

Sementara perlengkapan dan alat-alat medis yang dibawa ke pos kesehatan Mudzalifah di antaranya: Senter, Tambang, Tensi Meter Anaroid, Stetoscope, Termometer, Kabel Tist, Gunting, Oximetry, Glucometer, Tas.

Dan alat-alat medis yang dibawa ke pos Mina di antaranya: Oksigen, Konsentrator, Trolley, Emergency, EKG, BSM, Infusion, Pump, Syringe, Tensi Digital, Pulse, Oxymetri, Thermometer, USG, Suction, Nebulizer, Minor Set, Laringoskop, Stetoskop, Defibrillator, Glukometer Accu, Tiang infus, Lampu tindakan, Pena viewer

Selain mempersiapkan peralatan medis untuk di pos kesehatan Armuzna tim ini juga mempersiapkan alat-alat medis untuk safari wukuf dan pos kesehatan satelit.

Infografis Fenomena Operasi Plastik
Infografis Fenomena Operasi Plastik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya