Asupan Serat Bukan Cuma Bikin Tubuh Sehat, Tapi Juga Kurangi Risiko Alergi pada Anak

Konsumsi serat bisa mengurangi risiko alergi pada anak, seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi Endah Citraresmi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2022, 18:00 WIB
anak makan
Ilustrasi anak yang sedang makan/copyright freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Asupan serat diketahui dapat membuat tubuh lebih sehat. Namun, rupanya manfaat serat tidak hanya sekadar mencegah konstipasi, menjaga berat badan, dan memaksimal penyerapan nutrisi saja. Ada manfaat lain dari mengonsumsi serat yang cukup khususnya bagi kesehatan anak. 

Konsumsi serat bisa mengurangi risiko alergi pada anak, seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi Endah Citraresmi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

"Selain dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya, asupan serat harian yang cukup juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan, salah satunya alergi pada anak," kata Endah, dilansir Antara.

Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak. Makanan bisa jadi salah satu faktor pemicu alergi yang kerap dialami anak.

Saluran pencernaan, kata Endah, merupakan tempat tinggal triliunan mikrobiota. Di antara mikroba-mikroba itu, ada yang memiliki manfaat kesehatan, ada pula yang justru menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan.

Endah mengatakan, anak yang menderita alergi punya jumlah dan keberagaman mikroba saluran cerna yang lebih sedikit dibandingkan anak yang tidak menderita alergi. Agar tidak terjadi disbiosis atau ketidakseimbangan komposisi dan fungsi mikroba saluran cerna, maka anak harus mendapat asupan serat yang cukup.

"Kita mengenal ada bakteri baik dan bakteri patogen penyebab sakit. Kita ingin, di usus, bakteri baiknya yang dominan. Sehingga, kita harus memberi makan bakteri baik," imbuhnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Kerja Serat di Usus

Prebiotik akan digunakan untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup probiotik atau baketeri baik di pencernaan. Hasil akhirnya adalah memproduksi asam lemak rantai pendek yang terdiri dari tiga komponen penting yakni butirat, asetat, dan propionat.

Endah menjelaskan, butirat tak hanya bekerja di usus, melainkan juga di pembuluh darah serta organ.

"Butirat tidak hanya bekerja di usus, tapi juga masuk ke pembuluh darah dan organ lain lalu bekerja sebagai sinyal untuk berkomunikasi dengan otak dan mengatur sistem imun dan inflamasi. Ini ada kaitannya dengan penyakit alergi."

Lebih lanjut Endah menjelaskan, orangtua harus bisa memilih jenis makanan yang tepat bagi anak yang memiliki alergi.

"Untuk itu, pada anak yang memiliki alergi, orangtua harus dapat memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat yang menyebabkan alergi, menjaga asupan gizinya tetap seimbang, dan juga bisa diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat."

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang DIanjurkan untuk Masyarakat Indonesia, asupan serat yang dibutuhkan adalah 19 gram per hari bagi anak usia 1-3 tahun, 20 gram untuk usia 4-6 tahun, dan terus meningkat seiring bertambahnya usia.


Alergi Bisa Dicegah dengan Perkuat Pelindung Tubuh

Pada kesempatan berbeda, dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi  Prof Dr. dr. Zakiudin Munasir memaparkan beberapa poin penting terkait alergi pada anak.

Menurutnya, alergi adalah suatu penyakit interaksi antara faktor genetik yang diturunkan dan dicetuskan oleh faktor lingkungan. Seperti makanan, obat, zat-zat kimia, temperatur, suhu, kelembapan, perubahan cuaca yang mendadak, dan termasuk zat-zat yang ditemukan di polusi. 

Alergi dapat dicegah dengan memperkuat barrier atau pelindung tubuh. Jika seseorang memiliki barrier tubuh yang kuat, maka dapat meminimalisasi kesempatan terjadinya gejala alergi pada tubuh.

Barrier yang manusia miliki termasuk pada barrier di saluran cerna, pernapasan, kulit, mata dan bagian tubuh lainnya. Walaupun barrier pada anak biasanya diturunkan secara genetik, tapi terdapat banyak faktor di luar itu yang memungkinkan dapat merusak kekuatan barrier anak, salah satunya seperti sering mengonsumsi makanan yang dapat mengiritasi saluran cerna.


Gejala Membedakan Alergi atau Infeksi pada Anak

Gejala atau reaksi yang memungkinkan terjadi saat anak mengalami alergi umumnya dapat menyerang segala sistem tubuh.

Namun pada usia dini, biasanya ditemukan pada saluran cerna atau usus anak dan dapat menyebabkan muntah, kram perut, kolik, sampai diare. Selain itu, yang juga sering ditemukan pada anak usia dini adalah reaksi ruam di kulit, seperti kemerahan di pipi.

Cara membedakan diare yang disebabkan oleh alergi atau infeksi adalah dengan mengevaluasi bawaan atau riwayat genetik yang diturunkan oleh orangtuanya. Selain itu, diare yang disebabkan oleh alergi biasanya juga disertai oleh darah dan dapat menyebabkan dehidrasi jika didiamkan.

Begitu juga dengan ruam yang disebabkan oleh alergi dapat diidentifikasi dengan melihat letak ruamnya. Biasanya ruam yang disebabkan oleh biang keringat itu terjadi pada area yang tertutup baju. Jika disebabkan oleh alergi, areanya bisa di mana saja dan sifatnya berulang.

“Jika orangtua menemukan beberapa reaksi atau gejala alergi pada anak sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter spesialis anak agar segera dilakukan pengecekan lebih detail di laboratorium dan segera diobati.”

Infografis Journal
Infografis Journal: Gaya Hidup Buruk, Diabetes Mengancam Kaum Muda (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya