Penyakit Jantung Paling Mematikan Nomor 1, Menkes Budi Ajak Masyarakat Aktivitas Fisik

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit jantung juga menghabiskan biaya tertinggi di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2022, 12:00 WIB
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menghadiri puncak peringatan Hari Jantung Sedunia tahun 2022 di Plaza Tenggara Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu, 2 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyakit jantung juga menghabiskan biaya tertinggi di Indonesia.

“Dari sisi beban biaya pemerintah Republik Indonesia itu (penyakit jantung) juga yang paling tinggi. Jadi tiap tahun pada klaim BPJS itu yang paling banyak itu kardiovaskular,” ujar Menkes, dalam keterangan pers, Selasa (4/10/2022).

Dari sisi biaya, lanjut Menkes, kardiovaskular jadi penyakit yang paling banyak membuat masyarakat menderita. Penyakit jantung atau kardiovaskuler juga merupakan penyakit yang paling banyak memakan korban.

Saat ini pemerintah tengah mengupayakan pemerataan dokter spesialis kardiovaskular di seluruh Indonesia. Kondisinya saat ini dari 34 provinsi hanya 28 provinsi yang bisa melakukan bedah jantung.

“Alatnya sudah ada, masalahnya dokter spesialisnya kita sangat kekurangan. Kita sangat kekurangan dokter spesialis dan ribuan bahkan puluhan ribu masyarakat kita meninggal setiap tahunnya karena kekurangan dokter dan kekurangan dokter spesialis,” tutur Menkes.

“Jadi penting buat kita bersama agar bisa mencegah tidak masuk ke rumah sakit. Cara mencegahnya yaitu perilaku hidup kita mesti diubah. Diubahnya dengan cara mesti banyak gerak,” tambah Menkes.

Dikatakan Menkes Budi, cara mengatasi penyakit tersebut adalah melalui promotif preventif dan rutin melalukan aktivitas fisik dan menjaga pola makan yang baik.

“Fokusnya harus ke kegiatan promotif preventif karena kalau sudah masuk ke rumah sakit selain mahal buat pasiennya kualitas hidupnya juga menurun. Kegiatan promotif preventifnya paling penting menjaga pola makan dan juga menjaga tetap melakukan aktivitas fisik,” ungkap Menkes.

 

Dukungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Dalam mengatasi masalah penyakit jantung tidak bisa secara eksklusif dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, tapi dibutuhkan dukungan dari lintas kementerian, lembaga, dan sektor lain yang berkaitan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi siap mendukung dalam mengatasi masalah jantung di Indonesia. Ia akan membantu jika diperlukan kerja sama lintas sektor luar negeri.

“Jika ada kerja sama dengan luar negeri maka kami siap untuk membantu supaya pasien-pasien jantung Indonesia tidak perlu berobat ke luar negeri, tapi berobatlah di sini karena dokternya canggih alat-alatnya canggih, servisnya bagus,” ucap Menlu Retno.

80 Persen Kematian Jantung di Negara Berkembang

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Dr. Radityo Prakoso, SpJP(K) mengatakan, saat ini lebih dari 80% kematian terjadi pada kelompok masyarakat di negara-negara berkembang.

"Faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular pada dasarnya dapat dimodifikasi, seperti kurang berolahraga, merokok, dan pola diet yang buruk," katanya.

Oleh karena itu, tercetuskan gerakan kampanye global dengan nama World Heart Day atau Hari Jantung Sedunia. World Heart Day merupakan kampanye di bidang kesehatan jantung terbesar yang diselenggarakan secara global oleh lebih dari 90 negara.

Untuk mendukung kampanye tersebut, PERKI melakukan kerja sama jangka panjang dengan GE Healthcare, untuk memberikan berbagai edukasi dan pelatihan termasuk update mengenai teknologi perawatan kardiologi terkemuka dan solusi kesehatan dari GE Healthcare di bidang kardiovaskular.”

 

Penyakit Kardiovaskular Terus Meningkat

Data WHO menunjukkan, penyakit kardiovaskular terus meningkat dan menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia dengan 17,9 juta jiwa setiap tahunnya.

Dalam rangka Hari Jantung Sedunia 2022 dan untuk meningkatkan pemahaman mengenai penyakit jantung, GE Healthcare berkolaborasi dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) untuk mengadakan program edukasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit kardiovaskular di kalangan masyarakat dan tenaga kesehatan.

Dalam acara ini, GE Healthcare dan PERKI memecahkan rekor MURI dengan menyelenggarakan Senam Jantung Pertama dengan Iringan Lagu Medley Daerah diikuti serentak secara daring oleh lebih dari 35.000 peserta dari 42 cabang PERKI seluruh Indonesia dan 1.300 peserta secara luring.

Kegiatan senam ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jantung masyarakat sambil mengikuti irama musik tradisional Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut serta dalam kegiatan tersebut dan menyaksikan demo peralatan kardiologi canggih dari GE Healthcare.

Country General Manager Indonesia, GE Healthcare Putty Kartika mengatakan, sebagai penyedia teknologi dan layanan perawatan kesehatan terkemuka, merasa terhormat dapat berbagi solusi layanan kardiologi dari GE Healthcare untuk mendukung layanan kesehatan di Indonesia dengan meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dan juga memberikan hasil yang terbaik bagi pasien.

"Dengan kerjasama strategis ini, GE Healthcare berharap dapat memiliki peran penting dalam mengatasi penyakit kardiovaskular di Indonesia," pungkasnya.

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya