Kasus Gagal Ginjal Akut di DKI, Ini Riwayat Obat yang Dikonsumsi

Riwayat minum obat yang dikonsumsi pada kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Feb 2023, 10:23 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 10:23 WIB
Tanda dan Gejala Serta Pengobatan Anak Kekurangan Zat Besi
Obat anak Credits: pexels.com by Tima Miroshnichenko

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), ada riwayat minum obat dari kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak (GGAPA) di DKI Jakarta. Satu pasien mengonsumsi obat penurun demam merek Praxion dan satunya -- masuk kategori suspek -- minum obat beli mandiri.

Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menyampaikan, satu kasus terkonfirmasi gagal ginjal akut berusia 1 tahun. Ia mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023.

"Diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion. Pada tanggal 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria)," ujarnya dalam rilis resmi pada Senin, 6 Februari 2023.

"Kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur, untuk mendapatkan pemeriksaan, dan pada tanggal 31 Januari mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa."

Sebagai informasi, Praxion biasa digunakan untuk mengatasi demam dan gejala nyeri pada bayi dan anak-anak. Jenis Praxion di antaranya, Praxion Suspensi, Praxion Drops dan Praxion Forte.

Ketiga jenis obat sirup Praxion ini tertulis telah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan Lampiran II Penjelasan BPOM RI Nomor HM. 01.1.2.11.22.179 yang dikeluarkan tanggal 17 November 2022.

Diberikan Obat Racikan

Harus dengan Resep Dokter, Obat Puyer Ganti Sirup yang Terkontaminasi
Tenaga farmasi meracik obat di RSIA Tambak, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Penggunaan puyer memiliki beberapa kelebihan, seperti harga obat yang relatif lebih mudah dan mudah diberikan kepada anak. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara satu kasus anak masih merupakan suspek gagal ginjal akut, yakni anak berusia 7 tahun. Ia mengalami demam pada tanggal 26 Januari 2023.

"Kemudian mengonsumsi obat penurun panas sirup yang dibeli secara mandiri. Pada tanggal 30 Januari mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas," Mohammad Syahril melanjutkan.

"Pada tanggal 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan."

Pada tanggal 2 Februari 2023, anak 7 tahun ini dirawat di RSUD Kembangan, kemudian dirujuk Saat ini, masih menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Pemeriksaan lebih lanjut sedang dilakukan terkait pasien ini.

Pasien Meninggal Dunia

Ilustrasi meninggal, kematian, makam, kuburan
Ilustrasi meninggal, kematian, makam, kuburan. (Photo by Quick PS on Unsplash)

Sayangnya, pada pasien terkonfirmasi gagal ginjal akut yang memiliki riwayat mengonsumsi Praxion dinyatakan meninggal dunia.

Dikarenakan ada gejala gagal ginjal akut, maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM. Akan tetapi, keluarga menolak dan pulang paksa. Pada tanggal 1 Februari 2023, orangtua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan pasien sudah mulai buang air kecil.

"Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi Fomepizole. Namun, tiga jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia," lanjut Mohammad Syahril.

Ditegaskan kembali oleh Syahril, dua kasus gagal ginjal akut di atas dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Kemenkes meminta agar Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah lain untuk aktif memantau pasien dengan gejala GGAPA.

"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek,” tegasnya.

Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak
Infografis Keracunan Obat Biang Kerok Kasus Gagal Ginjal Akut Anak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya