Waspada Terkena DBD! Ini Tanda-Tanda dan Langkah Pencegahan yang Tepat

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, seperti Indonesia.

oleh Fachri pada 11 Jul 2023, 19:30 WIB
Diperbarui 11 Jul 2023, 18:30 WIB
Cek Kesehatan.
Ilustrasi seorang ibu sedang cek suhu anaknya yang sakt. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Penyakit ini pun seringkali menjadi momok yang mengerikan bagi setiap orang.

Penyakit ini menjadi momok mengerikan karena ketika seseorang terkena DBD, dirinya tidak akan menampakkan gejala dan hanya menunjukkan gejala ringan (seperti demam biasa). Inilah yang sering kali membuat penanganan pertama penyakit DBD menjadi tidak tepat dan menjadikan penyakit tersebut bertambah parah.

Dilansir dari WHO, dengue merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengue (DENV), ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi atau nyamuk Aedes Aegypti.

Nyamuk tersebut merupakan penyebab DBD yang akan menularkan virus saat menggigit dan menghisap darah seseorang. Biasanya, nyamuk tersebut menyerang tubuh seseorang di pagi dan sore hari.

Nyamuk ini pun memiliki warna belang hitam dan putih dengan fisik yang kecil ini suka mendiami tempat-tempat yang cenderung bersih, seperti bak mandi. Maka dari itu, pencegahan secara intens pun harus dilakukan secara disiplin agar terhindar dari penyakit DBD.

Sebelum mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit DBD yang bisa dilakukan, ada baiknya ketahui terlebih dahulu tanda-tanda ketika seseorang terkena DBD agar penanganan pertama menjadi tepat.

Tanda-Tanda Terkena DBD

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. Foto oleh Anuj dari Pexels.

Dilansir dari Kementerian Kesehatan, gejala atau tanda untuk identifikasi cepat Infeksi dengue dapat menyebabkan infeksi tanpa gejala atau gejala, dengan sekitar 20 persen menyebabkan gejala.

Untuk itu, penting mengenali gejala demam berdarah dengue yang menyerang agar perawatan yang dilakukan bisa tepat. Dikutip dari Kementerian Kesehatan, terdapat dua fase ketika seseorang terpapar demam berdarah.

Fase Awal Demam

Pada tahap ini, infeksi dengue mirip dengan penyakit flu dengan gejala yang mirip dengan malaria, influenza, chikungunya, dan zika. Ragam penyakit tersebut ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, nyeri sendi dan otot, dan mual.

Selain itu, fase awal ini pun ditandai dengan timbulnya demam berat yang cepat dan berlangsung dua hingga tujuh hari. 

Fase Kritis

Setelah melewati fase awal, ketika seseorang terpapar demam berdarah dengue, fase kritis pun akan dirasakan. Fase ini muncul dengan ditandai oleh sakit perut yang parah, muntah terus menerus, hingga perubahan suhu tubuh yang nyata.

Biasanya, kondisi seseorang akan jauh lebih buruk karena suhu tubuh mencapai 37,5-38 derajat celcius. Selain itu, tanda-tanda lainnya adalah seseorang mengalami kulit dingin lembap hingga nadi yang cepat lemah dikarenakan trombosit yang lemah.

Itulah dua fase ketika seseorang terpapar demam berdarah. Ketika seseorang sudah merasakan gejala pada fase tersebut, ada baiknya untuk melakukan perawatan yang tepat. Pasalnya, jika tidak, demam berdarah dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah terjadi, seperti pendarahan dan kebocoran pembuluh darah.

Angka Kematian Akibat DBD Terus Meningkat

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (DBD). (Photo by FotoshopTofs on Pixabay)

Jika perawatan ketika terkena penyakit demam berdarah dengue tidak tepat dikarenakan menyepelekan atau tidak mengetahui gejala yang dialami, ancaman kematian pun mengintai, terutama jika diidap oleh anak. Hal itu tercermin dari angka kematian akibat demam berdarah dengue yang meningkat di Indonesia pada tahun 2022 lalu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat terdapat 1.236 kasus kematian akibat demam berdarah di Indonesia pada 2022. Jumlah ini melonjak hingga 75,32 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 705 kasus kematian.

Nahasnya, dengan jumlah penderita demam berdarah sebanyak 143.184 orang, angka kematian akibat penyakit tersebut di Indonesia sebesar 0,86 persen pada tahun lalu. Sebanyak 63 persen kasus kematian itu didominasi oleh anak berusia 0-14 tahun.

Cegah DBD dengan Terapkan 3M PLUS

DBD.
Ilustrasi seorang ibu sedang membersihkan tampungan air. (Foto: Shutterstock)

Dilihat dari data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, penyakit demam berdarah dengue merupakan silent killer yang bisa terjadi pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin, dan usia. Untuk itu, langkah pencegahan demam berdarah dengue perlu kamu lakukan secara intens, seperti menerapkan program 3M PLUS yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan. 

Program tersebut dibagi menjadi 3M dan PLUS, adapun 3M merupakan kegiatan menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

DBD.
Ilustrasi perempuan sedang membunuh nyamuk dengan obat semprot. (Foto: Shutterstock)

Dan untuk program PLUS dalam 3M PLUS, Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hal itu merupakan segala bentuk kegiatan pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat, seperti memeriksa tempat-tempat penampungan air, gotong royong dalam membersihkan lingkungan, dan menggunakan obat nyamuk yang bisa membunuh nyamuk seketika. 

Nah, penerapan langkah pencegahan yang baik, disiplin, dan tepat menjadi kunci penting dalam meminimalisir kemungkinan kamu terpapar demam berdarah dengue. So, terapkan langkah pencegahan tersebut secara disiplin, ya!

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya