Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyerukan kepada semua negara untuk memastikan akses konseling terhadap ibu menyusui. Seruan ini termasuk salah satu upaya spesifik yang dapat didorong oleh pemerintah dan stakeholder terkait.
Adanya seruan WHO dan UNICEF tersebut, sudahkah cukup terpenuhi akses konseling ibu menyusui di Indonesia sendiri?
Baca Juga
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Maria Endang Sumiwi menyampaikan, layanan konseling Air Susu Ibu (ASI) sudah terdapat di Puskesmas, baik di perkotaan maupun di daerah.
Advertisement
Kebutuhan tenaga kesehatan dan pelatihan konselor ASI juga dilakukan Kemenkes.
"Selain melatih tenaga kesehatan kita, pada saat pendidikan mereka juga sudah mendapatkan materi tentang ASI," ujar Endang menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat 'Press Briefing: Pekan Menyusui Sedunia Tahun 2023' pada Selasa, 8 Agustus 2023.
"Kita juga melatih konselor-konselor ASI untuk bisa memberikan layanan konseling ASI. Nah, kalau tenaga kesehatan sebetulnya kita cukup terpenuhi."
Edukasi kepada Ibu-ibu
Di seluruh Puskesmas yang tersebar di Indonesia juga dilengkapi dengan pemberian materi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
"Seluruhnya di Puskesmas-Puskesmas juga diberikan materi tentang KIA supaya bisa memberikan edukasi kepada ibu-ibu sekaligus juga bisa ngecek, apakah ibu memberikan ASI eksklusif," terang Endang.
Edukasi dari Kader Posyandu
Maria Endang Sumiwi melanjutkan, pemberian layanan konseling terhadap ibu menyusui turut dilakukan oleh para kader Posyandu. Mereka juga diberikan bekal materi yang ada di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
"Kita juga sekarang melalui Posyandu, kader-kader sekarang, kita berikan juga materi-materi di buku KIA," katanya.
Percepatan Kebutuhan Konselor ASI
Adapun konselor ASI diakui Endang memang belum banyak.
"Kita mungkin belum belum banyak sekali untuk konselor. Saya kira-kira mungkin kita punya sekitar 3.000-an konselor untuk seluruh Indonesia," ucapnya.
"Tapi kita selalu melakukan evaluasi dan percepatannya untuk kebutuhan-kebutuhan konselor."
Advertisement
Seruan WHO dan UNICEF
Memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2023 demi mendukung semua ibu menyusui dengan lebih baik, UNICEF dan WHO menyerukan tindakan spesifik yang dapat dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan.
Seruan yang dimaksud, antara lain:
- Menerapkan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui di semua fasilitas bersalin. Panduan ini termasuk memberikan informasi kepada ibu tentang manfaat menyusui, melatih staf untuk membantu ibu menyusui, dan memastikan bahwa ibu dan bayi tetap bersama selama 24 jam sehari selama berada di rumah sakit.
- Memperkuat hubungan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat untuk memastikan para ibu memiliki akses ke konseling menyusui yang terampil.
- Memperkuat, menegakkan, dan memantau langkah-langkah hukum untuk mengatur pemasaran susu formula dan produk pengganti ASI lainnya.
Dukung Ibu Menyusui di Tempat Kerja
UNICEF dan WHO juga menyerukan agar tempat kerja menerapkan kebijakan cuti orang tua, cuti melahirkan, dan kebijakan tempat kerja yang mendukung pemberian ASI.
Mereka juga mendesak tempat kerja untuk menyediakan waktu yang cukup dan tempat yang sesuai bagi ibu untuk menyusui atau memompa dan menyimpan ASI.
"Mendukung ibu menyusui di tempat kerja, bukan hanya sebuah tindakan belas kasihan - ini adalah investasi untuk kesejahteraan karyawan dan anak-anak mereka," kata Perwakilan UNICEF Indonesia, Maniza Zaman dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada 1 Agustus 2023.
"Ketika ada lingkungan yang mendukung dan mengakomodasi pemberian ASI, para perempuan dapat berprestasi secara profesional dan juga merawat bayi mereka secara optimal, sehingga dapat mengasuh generasi masa depan."
Advertisement