Masuk dalam Janji Prabowo dan Ganjar Pranowo, Apa Itu Stunting dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo Berjanji Turunkan Angka Stunting

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 02 Des 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 02 Des 2023, 15:30 WIB
Strategi Prabowo dan Ganjar Pranowo Terkait Stunting Jika Menang Pilpres 2024 (Istimewa)
Strategi Prabowo dan Ganjar Pranowo Terkait Stunting Jika Menang Pilpres 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Dua Calon Presiden (Capres) tahun 2024, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, berjanji akan menurunkan angka stunting di Indonesia jika menang Pilpres 2024.

Dalam sebuah kesempatan, Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Siti Rahmayanti, mengatakan, Ganjar Pranowo menargetkan angka stunting di Tanah Air berada di bawah sembilan persen.

Lebih lanjut dijelaskan Siti, pasangan capres dan cawapres nomor urut 3 itu sudah menuangkan berbagai program dalam menekan angka stunting, seperti memberi dukungan gizi dan akses layanan kesehatan kepada perempuan selama masa kehamilan dan menyusui.

Lalu menyosialisasikan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) sehat. Tidak lupa untuk terus memantau tumbuh kembang anak.

Sebab, kata Siti, pencegahan lebih penting daripada jika sudah terjadi stunting.

"Biaya pencegahan stunting tentu lebih murah dan dampaknya tentu akan lebih terkendali, daripada apabila sudah terjadi stunting," kata Siti pada Jumat, 24 November 2023.

Strategi Capres dan Cawapres Terkait Stunting

Sementara pada Jumat, 1 Desember 2023, ratusan relawan Prabowo-Gibran yang tergabung dalam Laskar Prabowo 08 DKI Jakarta, membagikan ratusan paket nasi 4 sehat dan 5 sempurna kepada anak-anak usia PAUD di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka membagikan 2.000 paket nasi kotak dan susu gratis kepada warga pada hari kedua masa kampanye Pemilu 2024, seperti dikutip dari Kanal News Liputan6.com pada Sabtu, 2 Desember 2023.

Ketua TKD Prabowo-Gibran, Ponorogo Supriyanto, menyebut bahwa pembagian nasi kotak dan susu merupakan komitmen tim kampanye capres dan cawapres nomor urut 2, salah satunya untuk mencegah stunting dan gizi buruk.

Hal ini juga sejalan dengan janji yang disampaikan Prabowo dalam acara Dialog Publik Muhammadiyah bersama Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jakarta Timur kira-kira delapan hari yang lalu.

Dalam kesempatan itu Prabowo meyakini angka stunting di Indonesia dapat ditekan hingga 10 persen. Agar target yang dijanjikan tercapai, strategi yang akan dijalankan adalah pemberian makan siang dan susu gratis bagi anak-anak di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Stunting Adalah Masalah Gizi Kronis pada Anak

Stunting masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Menurut target, pengentasan stunting hingga 14 persen di Tanah Air memiliki tenggat waktu hingga 2024.

Mengutip laman promkes.kemkes.go.id, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Umumnya, hal ini terkait asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, meski proses stunting terjadi mulai dari dalam kandungan, kondisi tersebut baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak umur 2 tahun

Sementara menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis).

Tinggi dan berat badan anak itu diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.

Stunting tidak hanya dikaitkan dengan pertumbuhan fisik anak yang terhambat, melainkan juga menjadi sebab otak anak tidak berkembang optimal.

Perkembangan otak yang terhambat itu dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar anak tidak maksimal serta berdampak pada prestasi belajar yang buruk.

Efek jangka panjang kondisi stunting dan kurang gizi kronis akan dirasakan individu bahkan setelah dewasa.

Stunting dan kondisi kurang gizi lainnya kerap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko gangguan kesehatan seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.

 

 


Apa Saja Penyebab Stunting

Mengenai penyebab stunting, Himawan menyebut ada tiga, yakni kondisi sosioekonomi keluarga, cara pemberian makan yang salah (inappropriate feeding practice), dan anak menderita infeksi atau penyakit kronik.

Sementara itu, Kemenkes mengutip situs Adoption Nutrition menyebut sejumlah faktor berikut sebagai penyebab stunting:

Kurang gizi kronis dalam waktu lamaRetardasi pertumbuhan intraurineTidak cukup protein dalam proporsi total asupan kaloriPerubahan hormon yang dipicu oleh stresSering menderita infeksi pada awal usia anak

 

 


Bagaimana Cara Mencegah Stunting?

Guna mencegah stunting, masyarakat perlu mengetahui dan memahami gejala yang muncul pada anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan yang bisa dilakukan yakni memeriksakan tinggi badan dan kondisi anak secara rutin di pelayanan kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, posyandu, maupun puskesmas.

Berikut ini adalah beberapa gejala stunting pada anak yang harus diwaspadai oleh para orangtua, menurut Kementerian Kesehatan:

Pertumbuhan tulang pada anak yang tertundaBerat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianyaSang anak berbadan lebih pendek dari anak seusianyaProporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya