5 Tips Sehat dan Nyaman Saat Menjalankan Ibadah Haji di Tanah Suci

Ini 5 Tips Kesehatan yang Wajib Diperhatikan Jemaah Selama Ibadah Haji agar Tetap Sehat dan Selamat. Wajib Diperhatikan Karena Sangat Berguna

oleh Fariza Noviani Abidin diperbarui 10 Jun 2024, 17:52 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2024, 07:00 WIB
5 Tips Kesehatan bagi Jemaah Haji agar Tetap Sehat Selama Ibadah (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)
5 Tips Kesehatan bagi Jemaah Haji agar Tetap Sehat Selama Ibadah (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta - Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan bagi umat Islam yang mampu. Menjalankan ibadah haji bukan hanya tentang ibadah spiritual, tapi juga melibatkan perjalanan fisik yang cukup menguras tenaga.

Saat melaksanakan ibadah haji, para jemaah akan dihadapkan dengan kondisi yang jarang dialami seperti iklim yang lebih panas, kerumunan orang, dan perjalanan jauh.

Oleh karena itu, penting bagi calon jemaah haji untuk memperhatikan beberapa hal agar tetap sehat dan nyaman selama menjalankan ibadah di Tanah Suci, menurut rekomendasi PERDOKHI (Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia).

1. Dianjurkan untuk Menggunakan Alas Kaki

Para jemaah haji perlu memperhatikan hal-hal kecil yang dapat berdampak besar pada kenyamanan dan kesehatan mereka. Salah satunya adalah penggunaan alas kaki.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia, Syarief Hasan Lutfie, SpKFR, MARS, AIFO–K mengatakan bahwa jemaah haji, khususnya yang sudah lansia dan memiliki riwayat diabetes, untuk menggunakan alas kaki. 

"Jemaah kita rata-rata sudah tua atau dengan penyakit komorbid seperti diabetes. Jika telanjang kaki di sana, kakinya luka tanpa disadari, tahu-tahu borok semua. Itu banyak sekali kasusnya," kata Syarief dalam acara temu media membahas 'Tips Kesehatan untuk Para Calon dan Jemaah Haji' pada Jumat, 7 Juni 2024.

Selain itu, area di sekitar Tanah Suci diketahui memiliki permukaan yang panas, terutama di siang hari.

Sehingga dianjurkan untuk menggunakan alas kaki yang nyaman dan aman, terutama untuk jemaah haji yang masuk kelompok orang yang berisiko.

2. Menjaga Nutrisi dan Hidrasi Tubuh

Di tengah berbagai rangkaian ibadah dan aktivitas fisik yang menuntut, menjaga asupan nutrisi dan hidrasi tubuh menjadi aspek penting untuk menjaga kesehatan dan kelancaran ibadah.

Syarief mengingatkan agar para jemaah tetap mengonsumsi makanan yang bergizi, seperti buah dan sayur.

"Mengatur pola makan, banyak serat, sayur dan buah," katanya.

Hal ini juga dapat membantu kelancaran pencernaan jemaah sehingga pola BAK dan BAB dapat lebih rutin dan tidak menganggu ibadah.

Selain itu, penting juga untuk menjaga hidrasi karena jemaah akan rentan terkena dehidrasi terutama bagi para lansia.

"Pada lansia yang paling sering adalah dehidrasi, karena minum tidak terjaga, kelembapannya rendah, mudah kekurangan cairan dan akan berisiko pada komorbid yang dibawanya," ujarnya.

Dengan begitu, Syarief menganjurkan untuk jemaah mengonsumsi air putih setidaknya 8000 cc perhari atau sesering mungkin agar meminimalisir risiko dehidrasi.

3. Calon Jemaah Haji Wajib Menjaga Kebersihan Diri

Cuaca yang panas dan kering, serta kepadatan jamaah haji, dapat menjadi faktor yang meningkatkan risiko kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi calon jemaah haji untuk menjaga kebersihan diri dengan baik agar terhindar dari penyakit.

Salah satu cara untuk menjaga kebersihan diri adalah dengan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas, terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah batuk atau bersin.

Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer atau tisu basah yang mengandung alkohol minimal 60 persen.

Penting juga untuk menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak bersih.

Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu, kemudian buang tisu bekas pada tempatnya.

4. Jemaah Haji Wajib Berhati-hati Saat Berada di Kerumunan

Di tengah antusiasme dan keceriaan menjalankan ibadah, penting bagi para jemaah haji untuk tetap berhati-hati saat berada di kerumunan.

Berbagai potensi bahaya, seperti penularan penyakit, debu, dan polusi, dapat mengancam kesehatan dan kelancaran ibadah.

Oleh karena itu, para jemaah haji diimbau untuk selalu mengenakan masker, terutama ketika berada dalam kondisi yang tidak fit atau baru sembuh dari sakit.

Masker tidak hanya melindungi dari penularan penyakit melalui droplet, tetapi juga dari debu dan polusi udara yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Penggunaan masker juga dianjurkan saat berada di dalam pesawat atau transportasi publik.

Selain itu, menjaga jarak antar jemaah di kerumunan menjadi langkah penting untuk mencegah penularan penyakit dan potensi bahaya lainnya.

Hal ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak fisik langsung dengan orang lain, seperti berdesak-desakan atau bersalaman.

5. Persiapkan Perlengkapan Kesehatan

Penting bagi calon jemaah haji untuk mempersiapkan perlengkapan kesehatan perjalanan dengan baik.

  • Pertama, calon jemaah haji perlu menyiapkan obat-obatan yang rutin dikonsumsi, seperti obat diabetes, hipertensi, atau penyakit kronis lainnya. Obat-obatan ini harus dibawa dalam jumlah yang cukup untuk seluruh periode ibadah haji.
  • Kedua, siapkan obat-obatan darurat seperti obat luka, obat pereda demam dan nyeri, obat flu, dan pembersih luka. Obat-obatan ini penting untuk mengantisipasi berbagai kondisi kesehatan yang mungkin terjadi selama ibadah haji.
  • Ketiga, pantau kondisi tubuh secara rutin, terutama bagi yang memiliki kondisi kesehatan khusus seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung. Lakukan pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat haji dan konsultasikan dengan dokter terkait dengan obat-obatan yang perlu dibawa dan dosis yang tepat.

Rukun Haji Ada 6 Apa Saja?

Rukun haji adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap jemaah haji selama pelaksanaan ibadah haji. Rukun haji terdiri dari enam hal yang harus dipenuhi agar haji seseorang dianggap sah.

Berikut adalah enam rukun haji seperti dikutip dari NU Online.

1. Ihram

  • Memakai pakaian ihram dan berniat untuk melaksanakan haji.
  • Niat ini harus dilakukan di miqat, yaitu tempat-tempat tertentu yang ditetapkan bagi setiap jemaah haji berdasarkan wilayah asal mereka.

2. Wukuf di Arafah

  • Berada di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dari tergelincirnya matahari hingga terbenam.
  • Wukuf di Arafah merupakan puncak ibadah haji dan sering disebut sebagai "Hari Arafah".

3. Thawaf Ifadah

  • Mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran.
  • Thawaf ini dilakukan setelah wukuf di Arafah dan merupakan salah satu rukun haji yang sangat penting.

4. Sa'i

  • Berjalan bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
  • Sa'i ini dilakukan setelah thawaf ifadah dan merupakan bagian dari rangkaian haji.

5. Tahallul

  • Mencukur atau memotong sebagian rambut kepala.
  • Tahallul ini menandakan selesainya beberapa larangan ihram dan dilakukan setelah thawaf dan sa'i.

6. Tertib

  • Melakukan semua rukun haji tersebut secara berurutan dan tidak terlewatkan.

Memenuhi keenam rukun haji ini adalah kewajiban bagi setiap jemaah haji agar ibadah hajinya dianggap sah menurut syariat Islam.

Apa Niat Ibadah Haji?

Niat ibadah haji dilakukan dengan berniat dari dalam hati terlebih dahulu, yaitu saat melaksanakan ihram.

Setelah meniatkan diri dari dalam hati, kemudian melafalkan bacaan niat haji dengan baik dan benar.

Perlu dipahami, bahwa orang yang hanya melafalkan niat tanpa ada niat dari dalam hati, maka ihram yang dilakukan tidak sah.

Berikut bacaan niat ibadah haji yang dilakukan untuk diri sendiri maupun ibadah haji yang dilakukan untuk orang lain:

Niat Ibadah Haji Sendiri

Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala, labbaik allahumma labbaik

Artinya: Aku niat haji dan berihram karena Allah SWT, aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah.

Niat Ibadah Haji untuk Orang Lain

Nawaytul hajja ‘an fulān (sebut nama jamaah haji yang dibadalkan) wa ahramtu bihī lillāi ta‘ālā.

Artinya: Aku menyengaja ibadah haji untuk si fulan (sebut nama jamaah yang dibadalkan) dan aku ihram haji karena Allah ta‘ala.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya