Liputan6.com, Jakarta Tahfidz Al Quran merupakan suatu proses menghafalkan ayat-ayat Al Quran ke dalam ingatan, sehingga dapat diucapkan atau disampaikan di luar kepada melalui metode tertentu. Tahfidz Al Quran adalah proses menghafal Al Quran secara keseluruhan, yang mencangkup ketelitian bacaan hingga menjaga hafalan agar tidak lupa.
Baca Juga
Advertisement
Pembelajaran akan kitab suci Al Quran sendiri telah berlangsung di Indonesia sejak abad ke-12 Masehi, yang terus berkembang hingga akhirnya pada abad ke-16 Masehi banyak bermunculan pesantren yang mengajarkan ilmu agama dan menjadi pusat penyebaran Islam, termasuk di dalamnya berkembang tradisi Tahfidz Al Quran.
Selain menjadi tradisi, Tahfidz Al Quran juga menjadi bagian dari syiar agama Islam di Indonesia. Dimana anda bisa dengan mudah menemukan praktik Tahfidz Al Quran di berbagai pesantren di Indonesia, yang mana Tahfidz Al Quran ini menjadi salah satu cara yang digunakan untuk mendalami Al Quran.
Lantas apa yang dimaksud dengan Tahfidz Al Quran? Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (24/2/2023). Pengertian Tahfidz Al Quran dan metode-metode yang umum digunakan Tahfidz Al Quran.
Apa Itu Tahfidz?
Tahfidz merupakan bahasa Arab yang memiliki arti menghafal. Secara etimologi, hafal merupakan lawan dari pada lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa Sedangkan secara terminologi, penghafal adalah orang yang menghafal dengan cermat dan termasuk sederet kaum yang menghafal.
Penghafal Al Quran adalah orang yang menghafal setiap ayat-ayat dalam Al Quran mulai ayat pertama sampai ayat terakhir. Penghafal Al Quran dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik hafalan maupun ketelitian. Sebab itu tidaklah disebut penghafal yang sempurna orang yang menghafal Al Quran setengahnya saja atau sepertiganya dan tidak menyempurnakannya.
Hendaknya hafalan itu berlangsung dalam keadaan cermat, sebab jika tidak dalam keadaan demikian maka implikasinya seluruh umat islam dapat disebut penghafal Al Quran, karena setiap muslim dapat dipastikan bisa membaca al-Fatihah karena merupakan salah satu rukun shalat menurut mayoritas mazhab.
Advertisement
Metode Tahfidz Al Quran
Berbeda dengan menghafal materi lain, seseorang penghafal Al Quran harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan posisi Al Quran sebagai wahyu ilahi yang harus senantiasa dijaga kesuciannya. Oleh karena itu, agar proses menghafal Al Quran dapat berjalan dengan baik, harus digunakan strategi atau metode yang sesuai.
Metode Tahfidz Al Quran merupakan faktor yang menentukan keberhasilan menghafal Al Quran. Penerapan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi penghafal Al Quran dapat mempermudah menghafal Al Quran. Berkaitan dengan hal tersebut, para ulama sudah merumuskan beberapa metode yang dapat diterapkan bagi penghafal Al Quran.
Seorang penghafal Al Quran harus diberi kesempatan memilih metode yang cocok baginya. Seorang yang cocok dengan metode wahdah belum tentu cocok dengan metode kitabah. Dengan demikian, seseorang dapat menggunakan satu metode untuk menghafal atau menggabungkan banyak metode sesuai dengan keinginannya.
1. Metode wahdah
Metode wahdah adalah menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkannya.
2. Metode tajwid
Menghafalkan Al Quran dengan memperhatikan bacaan dan hukumnya.
3. Metode gabungan
Metode gabungan dilakukan dengan dua atau lebih metode, misalnya metode wahdah dengan kitabah dan lain sebagainya.
4. Metode kitabah
Metode kitabah adalah menghafal dengan cara menulis ayat-ayat yang akan dihafalkannya pada secarik kertas yang telah disediakan untuknya terlebih dahulu.
5. Metode jama’
Metode jama’ adalah cara menghafal yang dilakukan secara kolektif yakni ayat-ayat yang dihafal, dibaca secara kolektif atau bersama-sama dipimpin oleh seorang instruktur.
6. Metode sima’i
Metode sima’i atau biasa dikenal dengan metode tasmi’ adalah menghafal dengan mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini biasanya dilakukan dengan cara murid memperdengarkan hafalannya di depan guru, atau disebut “setoran hafalan”.
7. Metode Talaqqi
Talaqqi berasal dari kata laqia yang berarti berjumpa. Yang dimaksud berjumpa disini adalah bertemunya antara murid dengan guru. Maksud metode talaqqi disini adalah menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafalkan kepada seorang guru atau instruktur. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang hafizh dan mendapatkan bimbingan seperlunya.
8. Metode Muraja'ah
Teknisnya sangat banyak, bisa dilakukan sendiri dengan merekam atau memegang Al Quran di tangannya, bisa dengan berpasangan. Ini sangat berguna untuk memperkuat hafalan.
9. Metode tafsir
Metode tafsir adalah menghafal Al Quran dengan mengkaji tafsirnya, baik secara sendiri maupun melalui guru. Hal ini sangat membantu menghafal ata memperkuat hafalan, terutama bila surat atau ayat tersebut dalam bentuk kisah.
Faktor Pendukung Tahfidz Al Quran
Faktor-faktor yang mendukung seseorang dalam Tahfidz Al Quran adalah sebagai berikut:
1. Persiapan yang matang
Persiapan yang matang merupakan syarat penting bagi seseorang menghafal Al Quran. Faktor persiapan sangat berkaitan dengan minat seseorang dalam menghafal Al Quran. Minat yang tinggi sebagai usaha menghafal Al Quran adalah modal awal seseorang mempersiapkan diri secara matang.
2. Motivasi dan stimulus
Selain minat, motivasi dan stimulus juga harus diperhatikan bagi seseorang yang menghafal Al Quran. Menghafal Al Quran dituntut kesungguhan khusus, pekerjaan yang berkesinambungan dan kemauan keras tanpa mengenal bosan dan putus asa. Karena itulah motivasi yang tinggi untuk menghafal Al Quran harus selalu dipupuk.
3. Faktor usia
Menghafal Al Quran pada dasarnya tidak dibatasi dengan usia, namun setidaknya usia yang ideal untuk menghafal Al Quran harus tetap dipertimbangkan. Seorang yang menghafal Al Quran dalam usia produktif lebih baik daripada menghafal Al Quran dalam usia tua. Faktor usia tetap harus diperhitungkan karena berkaitan dengan daya rekam seseorang. Oleh karena itu, lebih baik usia menghafal Al Qur'an adalah usia dini, karena daya rekam yang dihasilkan sangat kuat dan daya ingat yang cukup tajam.
4. Manajemen waktu
Pengelolaan dan pengaturan waktu sangat penting dalam menunjang keberhasilan menghafal Al Quran. Seseorang yang menghafal Al Quran harus dapat memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, seseorang yang menghafal Al Quran harus dapat memilah kapan ia harus menghafal dan kapan ia harus melakukan aktivitas dan kegiatan lainnya
5. Intelegensi dan potensi ingatan
Faktor intelegensi dan potensi ingatan lebih menyangkut faktor psikologis. Seseorang yang memiliki kecerdasan dan daya ingat yang tinggi akan lebih cepat menghafal Al Quran daripada seseorang yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Namun demikian, bukan berarti kecerdasan satu-satunya faktor menentukan kemampuan seseorang menghafal Al Quran.
6. Panjang dan pendek surat atau ayat
Panjang dan pendek surat atau ayat sangat berpengaruh terhadap kecepatan Menghafal Al Quran. Surat atau ayat yang panjang lebih sulit untuk dihafalkan dari pada surat atau yang pendek lebih dapat dihafalkan. Namun demikian, Abdurrahman Abdul Khaliq bahwa menghafal Al Quran harus menggunakan satu mushaf, sebab penggunaan lebih dari satu mushaf akan membingungkan pola hafalan dalam bayangannya.
Advertisement
Hikmah Menghafal Al Quran
Secara tegas banyak para ulama mengatakan, alasan yang menjadikan sebagai dasar untuk menghafal Al Quran adalah sebagai berikut :
a. Menjaga kemurnian Al-Quran dari usaha pemalsuan.
Sejarah telah mencatat bahwa Al-Qur’an telah dibaca oleh jutaan manusia sejak zaman dulu sampai sekarang. Para penghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an dari usaha-usaha pemalsuannya.
b. Menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah.
Surat Al-Hijr Ayat 9
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Berdasarkan surat di atas bahwa penjagaan Allah terhadap Al Quran bukan berarti Allah menjaga secara langsung fase-fase penulisan Al Quran, tetapi Allah melibatkan para hamba-Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an. Melihat dari ayat di atas banyak ahli Qur’an yang mengatakan bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah.