Mengenal Bank Jasa Jakarta dan Pemiliknya, Bank yang Diakuisisi Astra

Bank Jasa Jakarta merupakan salah satu bank swasta nasional yang beroperasi di Indonesia, fokus melayani segmen usaha kecil dan menengah (UKM) serta nasabah individu.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 05 Sep 2024, 21:40 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 21:40 WIB
Bank Jasa Jakarta
Ilustrasi Bank Jasa Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Bank Jasa Jakarta merupakan salah satu bank swasta nasional yang beroperasi di Indonesia, fokus melayani segmen usaha kecil dan menengah (UKM) serta nasabah individu. Didirikan pada tanggal 23 Maret 1984, Bank Jasa Jakarta telah berkomitmen selama lebih dari tiga dekade untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui layanan perbankan yang inovatif dan terpercaya. Sejak awal berdirinya, bank ini telah menunjukkan perkembangan yang stabil dan konsisten dalam industri perbankan Indonesia. 

Bank Jasa Jakarta resmi beroperasi setelah mendapatkan izin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 18 Mei 1984. Pendirian bank ini merupakan inisiatif dari sekelompok pengusaha lokal yang melihat potensi besar dalam melayani kebutuhan finansial masyarakat dan pelaku usaha di Jakarta dan sekitarnya. Selama perjalanannya, Bank Jasa Jakarta telah melalui berbagai fase pertumbuhan dan tantangan ekonomi, namun tetap mempertahankan reputasinya sebagai bank yang sehat dan terpercaya.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai Bank Jasa Jakarta dan pemiliknya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (5/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Bank Jasa Jakarta

Mengenal Bank Jasa Jakarta dan Pemiliknya, Bank yang Diakuisisi Astra
Ilustrasi Foto Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) (iStockphoto)

Bank Jasa Jakarta merupakan institusi keuangan yang bermarkas di ibu kota Indonesia, Jakarta. Diinisiasi dan dikembangkan oleh keluarga Iskandar Widyadi sejak tahun 1984, bank ini memfokuskan layanannya pada segmen nasabah individu dan sektor usaha kecil dan menengah (UKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Dengan visi untuk menjadi mitra finansial terpercaya, Bank Jasa Jakarta telah konsisten dalam menghadirkan produk dan layanan perbankan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Saat ini, Bank Jasa Jakarta telah mengembangkan jaringan operasionalnya yang terdiri dari 1 Kantor Pusat Operasional, 11 Kantor Cabang Pembantu yang tersebar di lokasi-lokasi strategis, dan 2 Kantor Kas yang melayani transaksi harian nasabah. Untuk meningkatkan aksesibilitas layanan, bank ini juga menyediakan jaringan ATM yang terintegrasi dalam jaringan Prima dan Alto, memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi di ribuan mesin ATM yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Strategi ekspansi ini mencerminkan komitmen Bank Jasa Jakarta dalam memperluas jangkauan layanannya sambil tetap mempertahankan efisiensi operasional.


Perkembangan Bank Jasa Jakarta hingga Diakuisisi oleh Astra

Mengenal Bank Jasa Jakarta dan Pemiliknya, Bank yang Diakuisisi Astra
Iwet Ramadhan Berbagi Pengalaman Inspiratif Jadi Solopreneur, Seperti Apa? (doc: Bank Saqu)

Bank Jasa Jakarta merupakan sebuah institusi keuangan yang semula tergolong moderat dengan modal inti Rp 2,1 triliun dan total aset Rp 6,5 triliun per tahun 2021, memiliki sejarah panjang yang dimulai pada 23 Maret 1971. Awalnya didirikan sebagai PT Bank Pasar Warga Grogol dengan status bank pasar (kini dikenal sebagai Bank Perkreditan Rakyat), bank ini mengalami beberapa kali perubahan identitas. Pada 28 Oktober 1975, namanya berubah menjadi PT Bank Pasar Warga Gembira, dan pada 25 September 1978 menjadi PT Bank Pasar Jasa Jakarta, mencerminkan evolusi dan pertumbuhan bisnisnya.

Titik balik signifikan terjadi pada tahun 1984 ketika Iskandar Widyadi, seorang pengusaha visioner, mengakuisisi Bank Pasar Jasa Jakarta. Di bawah kepemimpinannya selama lebih dari tiga dekade, bank ini mengalami transformasi fundamental. Pada 2 Agustus 1989, statusnya resmi berubah menjadi bank umum, ditandai dengan perubahan nama menjadi PT Bank Jasa Jakarta pada 7 Januari 1989, dengan modal dasar yang meningkat menjadi Rp 20 miliar. Strategi konservatif dan prinsip kehati-hatian yang diterapkan Widyadi memungkinkan bank ini tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang, bahkan selama periode turbulensi ekonomi seperti krisis moneter yang melanda Indonesia di akhir 1990-an.

Fokus layanan Bank Jasa Jakarta pada sektor ritel, didukung oleh jaringan yang terdiri dari kantor pusat dan 13 kantor cabang di wilayah Jabodetabek, menjadi kekuatan utama dalam penetrasi pasar. Namun, menghadapi regulasi perbankan yang semakin ketat, termasuk kewajiban modal inti minimum Rp 3 triliun dan tuntutan transformasi digital, Bank Jasa Jakarta mengalami perubahan signifikan dalam struktur kepemilikannya. Iskandar Widyadi, yang awalnya mengendalikan bank ini melalui PT Widya Rahardja Dharma (70,91%) dan PT Adikarta Graha (29,09%), memulai proses divestasi bertahap.

Langkah pertama diambil pada Desember 2021 dengan penjualan 24% saham kepada WeLab Sky Ltd, sebuah perusahaan fintech Hong Kong yang didukung oleh investor ternama seperti International Finance Corporation, Sequoia Capital, dan Li Ka-shing. Transaksi senilai US$ 240 juta ini menandai awal era baru bagi Bank Jasa Jakarta. Proses divestasi berlanjut hingga 1 Juli 2022, ketika Iskandar Widyadi melepaskan seluruh sisa kepemilikannya kepada WeLab dan PT Sedaya Multi Investama (anak usaha PT Astra International Tbk), masing-masing menjadi pemegang 49,56% saham Bank Jasa Jakarta.

Bagi Astra International, akuisisi ini menandai kembalinya mereka ke industri perbankan setelah sebelumnya melepas Bank Permata pada Mei 2020 senilai Rp 18,3 triliun. Sebelumnya, Astra juga pernah memiliki Bank Universal yang kemudian dilepas ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 1999 saat krisis ekonomi. Di sisi lain, WeLab melihat akuisisi ini sebagai peluang untuk mengembangkan bank digital kedua mereka setelah sukses di Hong Kong. Transaksi final senilai Rp 3,87 triliun ini rampung pada 19 September 2022, membuka babak baru dalam sejarah Bank Jasa Jakarta.

Sesuai dengan visi pemilik baru, Bank Jasa Jakarta menjalani transformasi menjadi bank digital. Meskipun awalnya ditargetkan untuk September 2023, produk perbankan digital Bank Jasa Jakarta akhirnya resmi diluncurkan pada 20 November 2023 dengan nama Bank Saqu. Peluncuran ini menandai kulminasi dari proses transformasi panjang dan investasi signifikan dalam teknologi dan sumber daya manusia.

Bank Saqu hadir dengan proposisi nilai yang kuat, diklaim mampu mendukung, melengkapi, dan memperkuat ekosistem jasa keuangan Grup Astra. Lebih dari sekadar bank digital, Bank Saqu berambisi untuk menjadi katalis dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, dengan fokus khusus pada generasi muda dan sektor UMKM yang vital bagi perekonomian nasional. Produk inovatif yang ditawarkan mencakup 20 "saku" simpanan yang memungkinkan nasabah untuk mengorganisir keuangan mereka dengan lebih efektif, fitur tabungan otomatis Tabungmatic yang mendorong disiplin menabung, serta menawarkan suku bunga kompetitif hingga 10% yang bertujuan untuk menarik nasabah baru dan mempertahankan loyalitas nasabah existing.

Transformasi Bank Jasa Jakarta menjadi Bank Saqu mencerminkan pergeseran lanskap perbankan Indonesia ke arah digitalisasi, sekaligus mendemonstrasikan bagaimana institusi keuangan tradisional dapat berevolusi untuk memenuhi kebutuhan nasabah modern. Dengan dukungan teknologi canggih dan visi yang jelas dari pemilik barunya, Bank Saqu diposisikan untuk memainkan peran penting dalam revolusi digital sektor keuangan Indonesia, sambil tetap mempertahankan warisan keunggulan layanan yang telah dibangun selama lebih dari lima dekade sejarah Bank Jasa Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya