Istri Gus Dur: Pilih yang Bijaksana, Adil, dan Jujur

Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini mengajak pemilih untuk berpikir cerdas.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 06 Jul 2014, 19:34 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2014, 19:34 WIB
Jokowi Jadi Bintang Tamu di Rakernas NU
Acara Rakernas Muslimat NU itu juga dihadiri Sinta Nuriyah Wahid, istri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Jakarta, Rabu (28/5/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Gunung Kidul - Sinta Nuriyah Wahid berharap agar seluruh masyarakat Indonesia menyalurkan suaranya atau tidak menjadi golongan putih (golput) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang.

"Saya berharap seluruh rakyat Indonesia tidak lupa mencoblos dalam pemilu presiden mendatang," kata Sinta Nuriyah saat ditemui "Deklarasi Kebangsaan" Forum Lintas Iman di GKJ Logandeng, Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (6/7/2014).

Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini mengajak pemilih untuk berpikir cerdas, yakni dengan memilih orang yang tepat sebagai presiden RI.

"Pilih orang yang bijaksana, adil dan jujur dan memihak rakyat," kata Sinta.

Menurut dia, saat ini kerukunan antarmasyarakat Indonesia sedang diuji dengan adanya berbagai kerusuhan yang berbau suku, ras, agama, dan antargolongan. Oleh sebab itu Shinta berharap masyarakat tetap menjaga kerukunan.

"Mempererat persatuan menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia," kata dia.

Sinta menegaskan, Bhineka Tungga Ika harus tetap menjadi pegangan agar tidak terpecah belah sesama anak bangsa. "Fanatisme bisa mengoyak kerukunan bangsa Indonesia, apabila kita tidak bisa bersatu," katanya.

Dalam deklarasi tersebut Sinta menandatangani petisi dan cap tangan diatas kain putih sepanjang lima meter bertulisakan "Kami Titip Bhineka Tungga Ika". Kemudian dilanjutkan oleh seluruh pemuka keagamaan. Nantinya kain tersebut akan dipasang di sekitar alun-alun Pemkab Gunung Kidul.

Ketua Forum Lintas Iman (FLI) Gunung Kidul Aminudin Azziz mengatakan, deklarasi kebangsaan ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian terhadap dasar pemersatu bangsa Bhineka Tunggal Ika yang saat ini mulai goyah.

"Sebagai aksi keprihatinan kami karena kebhinekaan menjadi pertaruhan dimana bangsa ini akan dibawa oleh pemimpin yang baru," kata Aminudin.

Dia berharap pemimpin Indonesia ke depan mampu menjaga kerukunan antar warga, sehingga tidak ada lagi perpecahan atas nama SARA. "Jangan sampai kerusuhan mengatasnamakan apapun terjadi lagi, kita harus bersatu," kata dia. (Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya