'Cobaan' di Bulan Ramadan, Puasa 15 Jam di Tengah Cuaca Terik

Umat Islam di negara-negara Arab di Kawasan Teluk akan menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah udara terik.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 02 Jun 2016, 06:30 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 06:30 WIB
iklim panas
Karbon dioksida bukan penyebab utama pemanasan global, menurut Dr Evans. (foto: Express)

Liputan6.com, Amman - Umat Islam di negara-negara Arab di Kawasan Teluk akan menjalankan ibadah puasa Ramadan di tengah udara terik.

Temperatur selama bulan puasa diperkirakan akan mencapai 45-50 derajat Celcius, salah satu suhu udara tertinggi yang tercatat sepanjang tahun.


Menurut Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) yang bermarkas di Amman, kaum muslimin akan menjalankan ibadah puasa selama 15 hari. Durasi tersebut akan bertambah pada akhir Ramadan.

"Suhu udara maksimal di Saudi Arabia dan negara Teluk lainnya rata-rata mencapai 45-50 derajat Celcius selama Ramadan, kata Khalid Al Zuak, anggota AUASS, seperti dikutip dari situs Emirates247.com.

Ia menambahkan, wilayah Saudi dengan suhu tertinggi selama Ramadan adalah Provinsi Ihsa, yang berbatasan dengan Uni Emirat Arab dan negara-negara Teluk lainnya.

Al Zuak menambahkan, hilal atau bulan baru diperkirakan akan pada Minggu 5 Juni 2016, sehingga puasa Ramadan akan dimulai pada 6 Juni 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya