Liputan6.com, Samarinda - Hampir setiap sore jelang berbuka puasa, jalan raya di depan rumah jabatan Wali Kota Samarinda penuh dengan warga. Mereka bersantai sambil bercengkerama satu sama lain.
Tak sedikit yang membawa anak dan bayi. Ada pula yang sambil menjajakan balon mainan.
Ketika sebuah mobil berhenti, warga lalu berkerumun mendatangi penumpangnya yang turun. Seolah memahami sebuah kode, mobil yang berhenti di dekat mereka biasanya membagikan takjil atau makanan berbuka puasa.
Advertisement
Baca Juga
Warga lalu berebut agar kebagian paket makanan yang dibagikan. Jika beruntung, mereka juga bisa mendapatkan paket sembako.
Ahmadi (46), warga Samarinda, termasuk salah satu dari warga tersebut. Jalan Ruhui Rahayu hingga Jalan Letjen Suprapto banyak ditemukan warga menunggu pembagian takjil.
Ahmadi mengaku, sulitnya mencari pekerjaan harian membuatnya tak punya pilihan lain selain menunggu kebaikan warga. Dia tentu berharap dapat berbuka puasa dengan kue bersama keluarga di rumah.
“Dapat borongan untuk bangun rumah sekarang susah, jadi terpaksa ke sini karena saya lihat banyak juga warga menunggu,” kata Ahmadi saat ditemui di sekitar simpang empat Mal Lembuswana, Senin (11/5/2020) sore.
Meski mendapat bantuan dari pemerintah, Ahmadi mengaku itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara untuk berbuka puasa, kini Ahmadi mengandalkan pembagian.
“Hampir setiap hari ada saja yang bagi takjil, bahkan ada yang membagi makanan dari restoran,” katanya seraya menyebutkan nama restoran makanan cepat saji.
Yani, demikian biasa dipanggil, mengaku sengaja berjualan balon di tepi jalan karena sering kebagian pembagian makanan. Perempuan paruh baya ini juga membawa serta cucunya.
“Kondisi sekarang susah cari duit, kami juga ingin makan enak saat berbuka puasa,” kata Yani.
Saat seorang warga menghampirinya memberikan paket makanan, Yani tak henti mengucapkan terima kasih. Beragam doa keluar dari mulutnya sebagai bentuk ucapan terima kasih.
“Kalau kondisi normal saja susah laku, apalagi sekarang. Alhamdulillah masih banyak orang baik,” sebutnya.
Yani bercerita, awalnya dia sering melihat pengamen dan pedagang keliling di lampu merah simpang Mal Lembuswana kebagian paket makanan. Dia lalu ikut menunggu tak jauh dari simpang tersebut.
“Karena sering dibagi, warga lain akhirnya juga ikut. Makanya sekarang ramai,” katanya.
Simpang empat Mal Lembuswana menghubungkan Jalan Ruhui Rahayu, Jalan Dr Soetomo, Jalan M Yamin, dan Jalan Letjen Soeprapto. Di sepanjang jalan ini banyak ditemukan warga menunggu pembagian makanan.
Para pemberi bantuan mengaku tak masalah dengan warga yang menunggu di tepi jalan untuk pembagian makanan. Sebab, penyaluran bantuan berupa takjil jadi lebih mudah.
“Kalau kita kirimkan bantuan biasanya ke panti asuhan, sekarang jadi lebih mudah karena sudah ada tempatnya. Mereka itu pasti sangat membutuhkan karena sampai rela menunggu di tepi jalan,” kata Muhammad Lutfi, warga Samarinda yang membagikan makanan.
Lutfi bersama komunitasnya menyediakan paket makanan dari resto cepat saji dan dibagikan ke panti asuhan serta masjid. Karena masih berlebih, mereka berinisiatif berkeliling Samarinda.
“Intinya paket makanan kita sampai kepada warga yang sangat membutuhkan,” kata Lutfi.