Naskah Khutbah Jumat: Mari Isi Pergantian Tahun dengan Memperbaiki Niat dan Orientasi Hidup

Teks naskah khutbah jumat ini menjelaskan terkait apa yang seharusnya menjadi perhatian saat pergantian tahun bukan saja tentang dunia namun juga akhirat.

oleh Putry Damayanty diperbarui 04 Jan 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi malam pergantian tahun, perayaan Tahun Baru
Ilustrasi malam pergantian tahun, perayaan Tahun Baru. (Photo by Capture Blinks from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa kita sudah memasuki tahun baru 2024. Namun ada hal yang paling penting untuk menjadi catatan dari setiap pergantian tahun yang nantinya akan menentukan perjalanan kita ke depannya.  

Besar harapan agar pergantian tahun dari ini tidak semata sebuah perjalanan tanpa makna. Melainkan bagaimana nantinya dapat memberikan harapan bagi perbaikan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Berikut merupakan teks khutbah jumat yang dimuat dari laman NU Online. Khutbah Jumat ini bertujuan untuk menjadi pengingat bagi kita agar senantiasa melakukan tajdîdun niyat atau memperbaharui niat hidup, mengubah orientasi duniawi menjadi ukhrawi. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra ayat 19,

“Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.” 

Semoga naskah khutbah jumat ini dapat menambah pengertian dan bahan renungan bagi kita bersama serta menjadi amal jariyah tambahan kebaikan.

 

Khutbah I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ 

Jamaah yang Dirahmati Allah 

Pertama, marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT karena hingga kini demikian banyak nikmat yang telah diberikan kepada kita. Kita diberikan nikmat oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, nikmat iman, nikmat sehat, sehingga bisa menjalankan ibadah sholat Jumat sembari bersilaturrahim dengan keluarga, kerabat, dan tetangga, termasuk di masjid ini.   

Selanjutnya, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat kita harapkan syafaatnya kelak di hari kiamat.   

Jamaah Jumat yang Berbahagia

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, khatib tidak jemu-jemu untuk mengingatkan kita semua, marilah meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Caranya adalah dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya; takwa di mana pun kita berada: di tempat kerja, di jalan raya, di tempat-tempat umum, di tempat sepi semoga kita tetap menjalankan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.   

Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah

Saat ini kita telah berada di tahun 2024. Tentu hal yang tidak dapat ditinggalkan dari acara pergantian tahun adalah membuat aneka perencanaan di awal tahun 2024, menyampaikan resolusi, berharap tahun ini lebih baik dari tahun kemarin dan semua target kita bisa tercapai.   

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah

Tidak ada salahnya membuat beragam perencanaan duniawi. Namun kita telah diingatkan agar mengarahkan semua aktivitas hidup untuk kepentingan ukhrawi. Kita diciptakan hanya untuk menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Aku (kata Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembahnya.

Hadirin yang Mulia

Sekalian khatib mengingatkan, marilah kita melakukan tajdîdun niyat atau memperbaharui niat hidup, mengubah orientasi, memperbaharui orientasi duniawi kita menjadi orientasi ukhrawi. Para ulama, sebagaimana dalam kitab Ta’limul Muta’allim yang diajarkan kepada santri di pesantren mengingatkan kita: 

كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِيَّة مِن أَعْمَالِ الآخِرَة، كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة 

Artinya: Banyak sekali amal duniawi kita yang seakan-akan merupakan amal dunia semata, seperti makan dan minum, bekerja dan beraktifitas sehari-hari yang seakan-akan merupakan amalan duniawi, namun menjadi amalan ukhrawi dengan niat yang baik, niat melakukan sesuatu perbuatan karena Allah.   

Sebaliknya, banyak sekali amalan yang seakan-akan terlihat akhirat namun dengan niat yang tidak tepat, semua itu menjadi amalan duniawi belaka. Shalat kita, zakat kita, wakaf kita untuk pembangunan masjid dan pesantren, haji kita, santunan kita terhadap fakir miskin dan anak yatim yang seakan-akan merupakan amalan akhirat bisa jadi merupakan amalan duniawi semata, hanya gara-gara kita salah dalam menata niat kita. Kita melakukan shalat, zakat, haji, santunan yatim hanya untuk orientasi duniawi, agar dipuji orang, disegani orang dihormati orang. Kita sering salah dalam menata niat ibadah kita.  

Lanjutan Khutbah Pertama

Hadirin yang Berbahagia

Niat adalah urusan hati. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Umar bin Khattab Radliyallahu ‘Anh sebagai berikut: 

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى 

Artinya: Sesungguhnya segala amalan itu tergantung kepada niatnya; dan sesungguhnya tiap-tiap orang akan memperoleh balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya.   

Dalam kajian fiqih, niat didefinisikan dengan “menyengaja sesuatu dengan disertai perbuatannya”. Niat kita ada bersamaan dengan permulaan kegiatan kita. Ketika melakukan shalat, sama-sama kita mengerjakan shalat empat rakaat, tapi niatlah yang membedakan antara shalat dzuhur, ashar, dan shalat isya’. Sama-sama shalat dua rakaat, niatlah yang membedakan antara shalat subuh dengan shalat sunnah tahiyatul masjid, dan seterusnya.  

Hadirin yang Dimuliakan Allah

Niat inilah juga yang akan mengubah aktivitas duniawi kita menjadi aktivitas akhirat. Makan kita, minum kita, jalan kita, kerja kita, semua aktivitas kita yang berupa aktivitas duniawi akan menjadi aktivitas akhirat apabila kita niatkan semuanya dalam rangka untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Keberangkatan kita ke kantor atau ke pasar, ke tempat kerja masing-masing akan bernilai ibadah apabila kita niatkan untuk mencari nafkah guna menghidupi keluarga dalam rangka menjalankan perintah Allah subhanahu wata’ala.  

Kalaupun ingin melakukan refleksi atas semua yang sudah kita lakukan, maka sebenarnya refleksi yang tepat kita lakukan, bukan setiap tahun, tapi setiap hari sebelum tidur. Setelah kita mengambil air wudhu, melakukan shalat isya’, jauhkan handphone atau gawai dari tempat tidur, lalu kita berdoa sembari merefleksikan apa yang selama sehari ini sudah diperbuat. Sebelum tidur, kita meminta ampun kepada Allah atas semua kesalahan yang diperbuat dan berkomitmen untuk memperbaiki diri di esok hari.   

Hadirin yang Mulia

Keesokan harinya, setelah bangun tidur, sebelum memegang handphone, kita berdoa, mengambil air wudhu, shalat subuh, kemudian berdzikir seraya berdoa dan menata niat. Kita berangkat kerja dengan membaca bismillahirrahmanirrahim. Kita mulai aktivitas kerja dengan niat mencari nafkah, guna memenuhi perintah Allah, guna ibadah kepada Allah. Semua aktivitas di tempat kerja, di lembaga pendidikan, di rumah tangga atau di manapun, hendaknya diniatkan semuanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  

Inilah hakikat tajdînun niyat. Dengan menata niat, kita juga akan tertuntun untuk senantiasa takwa kepada Allah. Kita tidak akan terjerumus dalam tindakan-tindakan curang, menipu, atau tindakan lain yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan menata niat, semua aktifitas kita akan dibimbing oleh Allah; akan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh-Nya.   

Jamaah yang Berbahagia

Marilah senantiasa memperbaharui niat kita. Bisa jadi, sempat terbesit niat yang kurang bagus di suatu aktivitas kita, atau lupa dengan Allah di tengah aktivitas, namun tidak tertutup untuk bisa memperbaharui niat dengan mengorientasikan kembali semua aktifitas agar sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.  

Akhirul kalam, mudah-mudahan apa yang khatib sampaikan bermanfaat buat diri pribadi dan buat kita semua. Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn. 

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.   اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.   رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Saksikan Video Pilihan ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya