Liputan6.com, Cilacap - Memasuki bulan Ramadhan 2024, umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Saat melaksanakan puasa ini biasanya orang mengalami bau mulut. Bau mulut adalah hal yang wajar saat melaksanakan ibadah puasa.
Baca Juga
Advertisement
Menukil laman upk.kemkes.go.id, bau mulut yang muncul selama kita berpuasa, biasanya dipicu oleh beberapa hal, di antaranya adalah makanan yang kita konsumsi saat santap sahur yang cenderung berbau menyengat, sehingga menyebabkan bakteri berkembang biak dengan cepat.
Selain itu, bau mulut juga dapat muncul dari dalam tubuh kita sendiri, seperti yang dialami oleh pasien pengidap diabetes atau maag.
Tentu, bagi sebagian orang hal ini akan menyebabkan rasa minder bahkan merasa canggung jika sedang berbicara dengan orang lain. Namun perlu diketahui bahwa bau mulut saat puasa ini ternyata di akhirat berubah menjadi wangi bahkan wanginya mangalahkan minyak kasturi. Berikut ini penjelasannya.
Simak Video Pilihan Ini:
Lebih Wangi dari Minyak Kasturi
Menukil rumaysho.com, apa yang dimaksud bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi dari minyak kasturi, padahal di dunia sangat tidak mengenakkan.
Coba perhatikan hadits yang menjelaskan keutamaan bau mulut orang yang berpuasa berikut ini. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi).” (HR. Bukhari, no. 1894 dan Muslim, no. 1151).
Khuluf yang dimaksud dalam hadits adalah berubahnya bau mulut orang yang berpuasa.
Advertisement
Alasan Dibalas dengan Bau Minyak Kasturi
Ada dua alasan kenapa sampai bau mulut orang yang berpuasa bisa dibalas dengan bau minyak kasturi (misk):
1- Amalan puasa itu adalah rahasia antara hamba dengan Allah. Karena itu rahasia yang ia sembunyikan, maka Allah pun membalasnya dengan menampakkan bau harum di antara manusia di hari kiamat.
2- Karena bekas ketaatan yang berakibat tidak enak bagi jiwa di dunia, bekas seperti itu akan dibalas dengan sesuatu yang menyenangkan pada hari kiamat. Artinya, bau mulut yang tidak enak akan dibalas dengan bau yang wangi karena bau mulut itu muncul dari amalan ketaatan pada Allah di dunia. (Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 286-288)
Ibnu Rajab rahimahullah berkata,
كُلُّ شَيْءٍ فِي عُرْفِ النَّاسِ فِي الدُّنْيَا إِذَا انْتَسَبَ إِلَى طَاعَتِهِ وَرِضَاهُ فَهُوَ الكَامِلُ فِي الحَقِيْقَةُ
“Segala sesuatu yang dianggap kurang di dunia menurut pandangan manusia namun jika itu didapati karena melakukan ketaatan pada Allah dan mencari ridha-Nya, maka hakekatnya kekurangan tersebut adalah kesempurnaan (di sisi Allah).” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 288)
Bau mulut yang harum di hari kiamat timbul dari ketaatan yang dilakukan di dunia. Bau mulut harum tersebut membuat orang lain makin mencintainya di akhirat kelak. Itulah yang disebutkan dalam ayat,
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. ” (QS. Maryam: 96)
Kaitan dengan ini, bagaimana hukum menyikat gigi saat puasa apakah membatalkan puasa? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Lebih utama adalah orang yang berpuasa tidak menyikat gigi (dengan pasta). Waktu untuk menyikat gigi sebenarnya masih lapang. Jika seseorang mengakhirkan untuk menyikat gigi hingga waktu berbuka, maka dia berarti telah menjaga diri dari perkara yang dapat merusak puasanya.” (Majmu’ Fatawa wa Rasail Ibnu ‘Utsaimin, 17:261-262).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul