Jasad Utuh Seperti Orang Tertidur, Ini Kisah Abu Thalhah Sedekahkan Harta yang Paling Disayanginya

Kisah inspiratif Abu Thalhah, hartanya melimpah tapi gemar bersedekah. Tak suka timbun harta, harta paling dicintainya pun ia sedekahkan

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2024, 00:30 WIB
Taman Wisata China Bangun Lampu Lalu Lintas Khusus untuk Unta
Ilustrasi barisan unta yang sedang berjalan di gurun pasir. (dok. Unsplash/ Sergey Pesterev)

Liputan6.com, Jakarta - Abu Thalhah RA merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang masyhur. Kepahlawanan dan kemuliaannya menginspirasi banyak orang.

Terlebih, diriwayatkan jasad Abu Thalhah utuh walau sudah wafat berhari-hari. Banyak yang lantas bertanya-tanya, amalan yang dilakukan Abu Thalhah semasa hidup.

Bahkan, Abu Thalhah yang sudah meninggal tampak seperti orang yang tertidur saja.

Selain ahli ibadah puasa, semasa hidup Abu Thalhah ternyata juga dikenal dengan kekayaan yang melimpah dan sangat gemar sedekah.

Tak mengherankan jika amalan semasa hidupnya membawanya ke arah kebaikan di kehidupan akhirat.

Abu Thalhah atau yang memiliki nama asli Zaid bin Sahl bin al-Aswad bin Haram bin Amr bin Malik bin an-Najjar al-Anshari al-Khazraji ini merupakan sahabat sekaligus pengawal Nabi Muhammad SAW, yang diakhir hidupnya jenazahnya utuh meski telah wafat berhari-hari.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kisah Abu Thalhah yang Menginspirasi

Musim Panen Kurma di Jalur Gaza
Seorang buruh tani memanjat pohon kurma untuk memetik buahnya di sebuah perkebunan kurma. (AP Photo/Adel Hana)

Mengutip rumahzakat.org, sosok Abu Thalhah lahir di Madinah pada tahun 585 M dan wafat di tahun 654 M. Ia pun dikenal sebagai veteran Perang Badar dan mengikuti Baiat Aqabah kedua kepada Rasulullah sebelum Nabi hijrah.

Selama hidup Abu Thalhah, ia dikenang sebagai sosok yang bergelimang harta tetapi sangat dermawan. Ia juga dikenang sebagai sahabat Nabi yang rajin sekali berpuasa sepanjang hidupnya.

Kisah hidup Abu Thalhah bahkan sangat menginspirasi. Misalnya, tentang kisah sedekah kebun kurma yang begitu disayangi oleh Abu Thalhah.

Kisah sedekah kebun kurma yang paling disayangi Abu Thalhah semamacam ini diharapkan bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk mencontoh teladan Abu Thalhah dan tidak segan bersedekah.

Abu Thalhah adalah orang yang sangat kaya di Madinah. Hartanya banyak, kebun kurmanya juga banyak. Dan, salah satu harta yang paling disayangi oleh Abu Thalhah adalah kebun kurma bernama Bairuha yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Nabawi.

Kisah Kebun Kurma Bairuha

Panen Kurma Jalur Gaza
Ilustrasi kebun kurma (AP/Adel Hana)

Ada kisah menarik tentang kebun kurma Bairuha ini. Begini kisahnya …

Anas bin Malik RA pernah berkata, “Abu Thalhah RA adalah orang Anshar yang memiliki banyak harta di Kota Madinah berupa kebun kurma. Ada kebun kurma yang paling ia cintai yang bernama Bairuha. Kebun tersebut berada di depan masjid. Rasulullah SAW pernah memasukinya dan minum dari air yang begitu enak di dalamnya.”

Anas lalu berkata, “Ketika turun ayat, ‘Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai (QS Ali Imran: 92).’”

Lalu Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah SAW ia menyatakan, “Wahai, Rasulullah, Allah SWT berfirman, ‘Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai (QS Ali Imran: 92). Sungguh harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairuha. Sungguh aku wakafkan kebun tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan mengharap simpanan di akhirat. Aturlah tanah ini sebagaimana Allah SWT telah memberi petunjuk kepadamu.’”

Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Bakh! Itulah harta yang benar-benar beruntung. Itulah harta yang benar-benar beruntung. Aku memang telah mendengar perkataanmu ini. Aku berpendapat, hendaknya engkau sedekahkan tanahmu ini untuk kerabat. Lalu Abu Thalhah membaginya untuk kerabatnya dan anak pamannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Bakh bermakna untuk menyatakan besarnya suatu perkara.

Banyak orang di luar sana yang rela menimbun hartanya untuk seorang diri dan enggan disedekahkan. Contohnya adalah kisah Qarun yang sangat pelit. ketika Allah SWT anugerahkan harta yang berlimpah ruah kepadanya, Qarun akhirnya menjadi sangat bakhil. Lalu, Allah SWT pun menimpakan azab yang begitu pedih kepada Qarun.

 

Jangan Takut Miskin dan Rugi karena Sedekah

Kebun kurma di sekitar sumur wakaf Utsman bin Affan
Kebun kurma di sekitar sumur wakaf Utsman bin Affan. (Saudi Press Agency)

Begitulah, bersedekah dengan harta yang sangat kita cintai itu teramat sulit dan berat. Manusia memang cenderung lebih mencintai harta-harta duniawi dan menimbunnya untuk kesenangan pribadi. Bahkan, Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (Q.S. Al-Fajr: 20).

“Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (Q.S. Al-‘Adiyat: 8).

Oleh karena itu, jika ada orang yang rela menyedekahkan harta yang dicintainya untuk keperluan banyak orang, maka ia sangat hebat. Ya, apa yang dilakukan Abu Thalhah memanglah sungguh luar biasa. Sikapnya yang tidak takut bersedekah itulah yang perlu kita contoh dan teladani.

Apa yang membuat seorang Abu Thalhah begitu berani menyedekahkan kebun kurma tersayangnya kepada Rasulullah SAW? Selain karena memang keimanannya yang begitu besar kepada Allah SWT Abu Thalhah pun tidak takut miskin dan tidak takut rugi. Ia sangat yakin dengan balasan yang jauh lebih besar dan menggiurkan di akhirat nanti yang akan Allah SWT berikan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya