Liputan6.com, Jakarta - Tahlilan merupakan tradisi yang dilakukan banyak umat Islam di Indonesia. Tahlil dilakukan dalam berbagai momen; selamatan, doa orang meninggal, rutinan malam Jumat, atau acara lainnya.
Ada sebagian kecil yang menganggap tahlilan merupakan bid'ah. Mereka kira, tahlilan hanya dilakukan di Indonesia dan lemah landasan dalilnya.
Advertisement
Baca Juga
Soal ini, Gus Baha menjelaskan bahwa tahlilan bukan sekadar tradisi lokal. Tahlilan memiliki landasan kuat, yang bahkan diakui dalam skala dunia.
Penjelasan Gus Baha mengenai landasan tahlilan yang berskala dunia ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (9/7/2024).
Artikel terpopuler kedua yakni peringatan Ustadz Adi Hidayat (UAH) kepada umat Islam agar tidak melakukan maksiat di bulan Muharram. Sebab, dosanya berlipatganda.
Sementara, artikel ketiga yaitu cara agar doa cepat terkabul, penjelasan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
1. Gus Baha Tegaskan Tahlilan Bukan Tradisi Lokal, Ini Landasan yang Diakui di Skala Dunia
Dalam sebuah pengajian yang videonya diunggah di kanal YouTube @InY0ng215, Gus Baha mengangkat isu seputar tahlilan.
Dalam video tersebut pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini menolak keras jika mengirim doa kepada mayit atau tahlil adalah tradisi lokal.
Gus Baha menekankan bahwa tahlilan bukanlah sekadar tradisi lokal, melainkan memiliki landasan yang diakui dalam skala internasional atau dunia.
Gus Baha memulai ceramahnya dengan menjelaskan bahwa Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim, seorang ulama besar dalam sejarah Islam, memberikan perspektif yang mendukung kebolehan tahlilan.
"Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa membaca Al-Quran dan mendoakan mayit melalui Yasin, Fatihah, atau tahlil adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam," ujarnya.
Menurut Gus Baha, penting untuk memahami bahwa pandangan Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim mengakui keabsahan tahlilan.
"Pandangan beliau tentang qiroatul Quran untuk mayit menunjukkan bahwa tahlilan memiliki akar yang mendalam dalam tradisi Islam," tambahnya.
Advertisement
2. Dosanya Berlipatganda, Jangan Lakukan Ini di Bulan Muharram Kata UAH
Sosok Ustadz Adi Hidayat (UAH) dikenal dengan teknik penyampaian ceramah dengan detail serta mendalam, tegas namun tetap humoris, sehingga mudah difahami oleh para jama’ahnya.
Pengetahuannya yang luas dan mendalam serta penguasaan detail-detail hukum Islam sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an dan hadis sehingga sosok UAH begitu melekat di benak jemaah.
Dalam sebuah ceramah yang dikutip kanal YouTube @setengahwali-wf3kv, UAH menyampaikan pesan penting terkait keutamaan bulan Muharram dalam ajaran Islam.
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa dosa yang dilakukan di bulan Muharram dapat menjadi lebih berat dan berlipat ganda.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan haram yang diutamakan dalam Islam. Bulan ini adalah waktu yang tepat bagi umat Muslim untuk berlatih meninggalkan perbuatan yang haram.
"Maka jangan lakukan yang haram," tegas Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.
3. Agar Cepat Terkabul Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Anjurkan Hal Ini ketika Berdoa
Ulama terseohor, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani merupakan salah seorang waliyullah yang memiliki karomah yang banyak dan menakjubkan.Â
Julukan Sulthanul awliya atau Rajanya para wali melekat pada sosok agung nan mulia ini yang menjadi panutan banyak orang di seluruh dunia, khususnya dalam dunia thariqah atau tarekat.Â
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani merupakan pendiri dari tarekat Qadiriyah yang memiliki jumlah pengikut yang banyak yang tersebar di seluruh penjuru dunia.Â
Beliau juga menganjurkan beberapa hal ketia berdoa agar cepat terkabul. Berikut ini pembahasannya.
Advertisement