Liputan6.com, Jakarta - Iman bukan sekadar kata-kata yang diucapkan, tetapi harus menembus hati agar menjadi sebuah rasa. Ketika sudah menjadi rasa, iman akan memancarkan energi yang meresap ke seluruh tubuh, menerangi setiap bagian jiwa dan raga.
Inilah yang dimaksud dengan "taqriru bil lisan," sebuah komitmen yang diungkapkan melalui lisan dan diserap oleh hati sehingga melahirkan getaran iman.
Dikutip dari kanal YouTube @amalsunnah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan konsep "getaran iman" yang sering ia sampaikan dalam ceramahnya.
Advertisement
Getaran ini muncul di dalam hati dan berbeda dengan jenis getaran lainnya, seperti getaran cinta atau rasa takut saat melihat polisi dari kejauhan.
"Ada getaran iman, yang rasanya berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung dari seberapa dalam iman itu meresap di hati," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Menurut Ustadz Adi, getaran iman ini bukan hanya sebuah sensasi fisik, tetapi sebuah tanda bahwa iman dalam diri seseorang sedang diuji dan diperkuat oleh Allah SWT.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Inilah Momen Allah SWT Cek Keimanan Manusia
Setiap hari, Allah memeriksa keimanan hamba-Nya melalui waktu-waktu tertentu, terutama dalam lima waktu sholat.
"Iman kita selalu dicek oleh Allah setiap hari, terutama di lima waktu sholat, itu adalah momen-momen penting pengecekan iman," jelasnya.
Lebih lanjut, Ustadz Adi menekankan bahwa setiap pergantian waktu dalam sehari adalah saat yang tepat untuk mengevaluasi diri dan memastikan bahwa getaran iman tetap ada.
"Setiap pergantian waktu dalam sehari, Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk merasakan getaran iman itu. Apakah kita masih merasakannya atau sudah mulai pudar?" tuturnya.
Getaran iman ini, menurut Ustadz Adi, bisa terasa kuat atau lemah, tergantung pada bagaimana seseorang menjaga komitmennya kepada Allah.
Jika iman dirawat dengan baik melalui sholat, dzikir, dan amal baik, maka getaran iman akan semakin kuat. "Iman itu seperti energi, semakin sering kita mengisinya dengan amal baik, semakin kuat getarannya di dalam hati," tambah Ustadz Adi.
Namun, Ustadz Adi juga mengingatkan bahwa iman bisa pudar jika seseorang lalai dalam beribadah. "Jika kita mulai abai dengan sholat, dzikir, atau amal-amal lainnya, getaran iman itu bisa hilang, dan hati kita menjadi kosong," jelasnya. Inilah pentingnya menjaga konsistensi dalam beribadah agar iman tetap terjaga.
Â
Advertisement
Getaran Iman Beda-beda
Selain itu, Ustadz Adi mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki getaran iman yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat keimanannya.
"Ada orang yang hanya dengan mendengar adzan sudah merasakan getaran iman, ada juga yang perlu usaha lebih untuk merasakannya," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa keimanan adalah sesuatu yang sangat personal dan berbeda bagi setiap individu.
Ia juga menjelaskan bahwa Allah memberikan kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk memperkuat getaran iman tersebut melalui berbagai ujian kehidupan.
"Ujian hidup yang datang kepada kita sebenarnya adalah cara Allah untuk memperkuat getaran iman kita. Semakin besar ujian, semakin besar pula kesempatan kita untuk memperdalam iman," ujar Ustadz Adi.
Mengenai cara memperkuat iman, Ustadz Adi menyarankan agar umat Islam selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah yang konsisten dan niat yang tulus.
"Jangan biarkan iman kita lemah hanya karena kesibukan dunia. Perbanyaklah ibadah dan jaga niat kita agar tetap ikhlas, maka getaran iman akan semakin kuat," pesannya.
Getaran iman juga bisa dirasakan melalui interaksi sosial dan amal baik kepada sesama. Ustadz Adi menekankan pentingnya berbagi kebaikan dengan orang lain sebagai cara untuk memperkuat iman.
"Berbuat baik kepada sesama adalah salah satu cara untuk merasakan getaran iman yang lebih kuat. Karena ketika kita membantu orang lain, kita juga sedang memperbaiki diri kita sendiri di hadapan Allah," jelasnya.
Di akhir ceramahnya, Ustadz Adi mengajak umat Islam untuk selalu introspeksi dan memperbaiki hubungan dengan Allah.
"Setiap hari adalah kesempatan bagi kita untuk mengecek iman kita. Jangan biarkan iman kita mati, tapi jagalah agar getaran iman itu tetap hidup di dalam hati," tutup Ustadz Adi Hidayat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â