Liputan6.com, Jakarta - Beberapa ulama kontemporer memandang bahwa handphone (HP) atau ponsel adalah alat yang mubah atau netral dalam hukum Islam, artinya penggunaannya tergantung pada niat dan cara memanfaatkannya.
Sebagai alat teknologi, ponsel sendiri tidak membawa nilai dosa atau pahala, yang menentukan adalah bagaimana penggunaannya, apakah untuk hal yang bermanfaat, seperti komunikasi penting, belajar, atau dakwah, atau sebaliknya untuk hal-hal yang dilarang atau berpotensi membawa keburukan.
Dalam konteks ini, meninggalkannya juga bukan masalah, namun dengan pemanfaatan yang baik, handphone bisa menjadi sarana memperluas kebaikan dan mempererat hubungan sosial sesuai nilai-nilai Islam.
Advertisement
Salah satu ulama yang berependapat HP mubah ialah Syekh Ali Jaber. Ia menegaskan bahwa ponsel atau HP sebenarnya adalah alat yang mubah, yang artinya tidak berdosa namun juga tidak berpahala.
Namun, ia mengingatkan bahwa bagaimana seseorang memanfaatkan HP tersebut dapat menentukan apakah alat itu menjadi pembawa kebaikan atau keburukan. Hal ini disampaikan Syekh Ali Jaber dalam sebuah ceramah yang dilihat di kanal YouTube @dailyqueen20.
Dalam ceramahnya, Syekh Ali menjelaskan bahwa meski HP merupakan benda yang secara hukum mubah, HP tetap bisa menjadi jalan yang membawa seseorang ke surga atau, sebaliknya, menjerumuskannya ke neraka.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Bisa Menjadi Sarana Menuju Surga
"HP ini alat mubah, tidak pahala tidak dosa, tetapi bisa jadi sebab membawa kita ke surga atau juga membawa kita ke neraka," ujar Syekh Ali Jaber.
Menurut Syekh Ali, pahala atau dosa dari penggunaan HP tergantung pada bagaimana alat tersebut dimanfaatkan. Jika digunakan untuk kebaikan, seperti silaturahmi, syiar, dan dakwah, maka seseorang dapat memperoleh pahala dari aktivitas tersebut.
“Apa gunanya? Kalau gunanya untuk kebaikan, silaturahmi, syiar dakwah, dan menyebarkan doa atau hadis sahih, maka dapatlah pahala, menjadi sedekah jariah bagi kita,” lanjutnya.
Syekh Ali juga menyoroti pentingnya menyebarkan kebaikan melalui media digital. Baginya, kemajuan teknologi yang hadir dalam bentuk HP adalah peluang besar untuk berbuat baik.
Dengan satu pesan atau unggahan di media sosial, seseorang dapat berbagi ilmu atau menyiarkan doa yang dapat menjadi amal jariah, yang pahalanya akan terus mengalir.
Namun, di sisi lain, Syekh Ali memperingatkan bahwa HP bisa menjadi sumber keburukan jika digunakan untuk menyebarkan hal-hal negatif, seperti berita bohong atau fitnah.
Menurutnya, perbuatan seperti itu tidak hanya berdampak buruk pada orang lain tetapi juga dapat menjadi dosa besar yang membahayakan bagi yang melakukannya.
Ia menegaskan bahwa menyebarkan kabar yang tidak benar atau yang mengandung fitnah adalah perbuatan yang tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga diri sendiri.
Dalam Islam, kata Syekh Ali, segala bentuk keburukan yang disebarkan akan kembali kepada pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat.
Advertisement
Ajakan Syekh Ali Jaber
Syekh Ali mengajak setiap umat Muslim untuk memanfaatkan HP dengan bijak dan berhati-hati. Menurutnya, sebelum membagikan informasi atau pesan tertentu, penting untuk memeriksa kebenarannya dan mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan. "Apapun yang namanya mubah, tergantung isinya dan gunanya,” jelasnya.
Ia memberikan nasihat agar umat Muslim berhati-hati dalam menggunakan HP dan tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum tentu benar.
Menurutnya, daripada menyebarkan hal negatif, lebih baik menggunakan HP untuk menyebarkan nasihat, doa, atau informasi bermanfaat yang dapat menjadi sedekah jariah.
Syekh Ali mencontohkan bahwa hanya dengan mengirimkan doa atau pesan berisi hadis sahih kepada teman atau keluarga, seseorang sudah dapat memperoleh pahala.
Aktivitas ini, menurutnya, lebih bermakna daripada menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya atau bahkan berpotensi merusak keharmonisan masyarakat.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa amal kebaikan yang disebarkan melalui HP dapat menjadi bentuk sedekah jariah.
Artinya, setiap kali ada orang lain yang mendapatkan manfaat dari pesan tersebut, pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang menyebarkannya, bahkan setelah ia meninggal dunia.
Syekh Ali mengajak umat Islam untuk menjadikan HP sebagai media dakwah yang efektif. Menurutnya, di era digital ini, HP memberikan kesempatan besar untuk berbagi ilmu agama dan memperluas jangkauan dakwah. "Silaturahim dan syiar dengan HP bisa jadi ladang pahala bagi kita," ujarnya.
Ia juga berpesan agar umat Muslim tidak menganggap enteng penggunaan HP, karena alat ini, jika digunakan dengan tidak bijak, dapat merusak hubungan antarumat. Hal ini akan merugikan, terutama bagi pengguna yang menjadi sumber atau perantara penyebaran berita palsu atau fitnah.
Dengan bijak menggunakan HP untuk kebaikan, lanjut Syekh Ali, seseorang dapat menjadikan teknologi ini sebagai sarana meraih kebaikan dan meningkatkan ketakwaan. "Sebaliknya, kalau kita sibarkan keburukan, dosa, atau berita hoaks, itu berbahaya," tandasnya.
Di akhir ceramahnya, Syekh Ali berpesan agar setiap Muslim selalu mengingat bahwa segala yang mereka sebarkan, baik atau buruk, akan kembali kepada diri mereka sendiri. "Gunakan HP untuk kebaikan, agar menjadi bekal kita di akhirat kelak," tutup Syekh Ali.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul