Liputan6.com, Jakarta - Waktu berbuka puasa di tiap negara atau daerah bisa berbeda. Tapi bagaimana kalau ada perbedaan waktu buka puasa di dalam satu gedung? Hal ini sepertinya hanya bisa terjadi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Umat muslim di Dubai biasanya berpuasa dengan durasi 14 jam 39 menit di bulan Ramadan. Namun, warga Dubai yang tinggal pada gedung dengan lantai 80 sampai 120 akan menjalani puasa dua menit lebih lama. Kenapa begitu?
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari Antara dan Gulf News, Selasa, 7 Mei 2019, itu karena makin tinggi suatu tempat, matahari akan terbit lebih cepat dan lebih lambat tenggelam.
Hal itu juga berlaku di berbagai gedung pencakar langit di seluruh UEA. Fisikawan Amerika Serikat, Neil deGrasse Tyson, pernah menunjukkan perubahan waktu antara bagian atas dan bawah Burj Khalifa.
"Selama bulan Ramadhan, puasa bagi umat Islam berakhir saat matahari terbenam. Namun untuk Burj Khalifa di Dubai, bangunan tertinggi di dunia, matahari terbenam empat menit kemudian di lantai atas daripada di bawah," terangnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tambahan Waktu 4 Menit
Hassan Al Hariri, kepala eksekutif Grup Astronomi Dubai mengatakan kepada Gulf News, "Kalau saya pergi di atas gunung, maka pasti saya akan lebih lambat lihat matahari tenggelam karena ketinggian yang lebih tinggi. Hal yang sama berlaku untuk garis khatulistiwa. Semakin tinggi ke utara Anda pergi, panjang hari lebih lama selama bulan-bulan di musim panas," jelasnya.
Matahari terbenam satu menit kemudian untuk setiap 1,5 kilometer di ketinggian. Jadi, mereka yang tinggal atau berada di lantai 121 atau lebih tinggi harus berpuasa tambahan empat menit karena salat subuh akan dimulai lebih awal dan berbuka puasa akan lebih lambat daripada di permukaan tanah yang normal.
Menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa, berdiri di ketinggian total 828 meter. Gedung yang berada di Dubai ini juga dikenal memiliki lantai tertinggi di dunia yang dihuni, yaitu 163 lantai.
Advertisement