Potret Memilukan untuk Ingatkan Publik Tak Lakukan Panic Buying

Panic-buying terjadi di berbagai negara di belahan Bumi seiring penyebaran corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Mar 2020, 03:01 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2020, 03:01 WIB
Ilustrasi Supermarket
Ilustrasi Supermarket (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Panic-buying adalah satu dari sekian banyak fenomena yang muncul selama pandemi corona COVID-19. Narasi demi narasi sudah dibangun sekian banyak warganet untuk menghentikan perbuatan ini.

Pendekatan yang diupayakan bermacam-macam, termasuk salah satunya lewat sebuah foto mengharukan sekaligus miris akibat panic-buying.

Lewat kicauan yang terus-menerus diunggah ulang sebagian banyak pengguna Twitter, tampak seorang lansia terbungkuk di depan rak supermarket dengan seluruh barisnya kosong melompong.

Panic-buying
Foto mengharukan ingatkan publik dampak panic-buying. (dok. Twitter @MichaelGalanin)

"Ingat foto ini setiap kali kalian membeli barang melebihi kebutuhan," tulis salah satu warganet. Lewat banyak kicauan, sejak beberapa waktu lalu, banyak juga pengguna mengaku tenaga medis mengaku kesulitan mendapat beberapa barang kebutuhan.

Beberapa di antaranya adalah masker dan hand sanitizer. Kedua item tersebut memang jadi yang paling diburu publik, bahkan sebelum konfirmasi kasus pertama corona COVID-19 di dalam negeri.

Perbesar Empati

Ilustrasi supermarket (iStock)
Ilustrasi supermarket (iStock)

Sebelumnya, lewat cuitan di akun Twitter-nya, Rabu, 18 Maret 2020, seorang fotografer bernama Edward Suhadi menuliskan, panic buying bukan soal orang susah makan, tapi membuat suasana keruh yang berbuntut panjang ke mana-mana. "Padahal makan sama telur ceplok sudah bikin merem-melek," tulisnya.

Ia menjelaskan, panic-buying di kondisi penyebaran corona COVID-19 hanya akan menciptakan suasana panik dan mencekam. "Ada makanan yang cukup untuk semua," sambung narasi di video yang dibagikan Edward.

Dengan tidak menyetok berlebihan, publik berkontribusi dalam memberi waktu bagi jalur distribusi mengisi rak-rak toko seperti biasa. Sehingga, tak akan ada orang yang kelaparan karena stok toko habis.

"Kita paling sehari makan berapa kali sih? Malah ndud lho," imbuhnya. Dengan tak panik membeli berbagai macam barang juga dikatakan jadi cara memberi waktu pada pemerintah untuk bekerja secara mandiri.

Sebagai ganti, Edward mengimbau untuk memperbanyak gerak swadaya, saling bantu, serta menjaga di lingkungan rumah dan kantor. Juga, daripada uangnya dihabiskan untuk memberi berbagai macam barang secara berlebihan, lebih baik digunakan membantu sekitar.

"Kasih tips lebih, nggak usah (ambil) kembalian, samperin tanya kebutuhan. Perbesar empati. Kontribusi daripada caci-maki," ujarnya.

Sebagai penutup, video tersebut mengutip kata-kata mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, yang menuturkan, Anda tak akan benar-benar bahagia bila jadi satu-satunya orang yang bahagia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya