Hari Anak Nasional, Prita Ghozie Bagikan 4 Poin tentang Uang yang Perlu Diajarkan ke Si Kecil

Anak biasanya tak paham akan konsep uang karena ragam kebutuhannya disediakan orangtua. Karenanya, bahasan ini penting untuk disentil dalam peringatan Hari Anak Nasional.

oleh Putu Elmira diperbarui 23 Jul 2020, 09:07 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 09:06 WIB
Ajarkan Arti Kebahagiaan
Ilustrasi Orangtua dan Anak Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Hari Anak Nasional setiap tahunnya diperingati setiap 23 Juli. Menyambut perayaan momen ini, perencana keuangan Prita Ghozie, kembali berbagi mengenai sederet poin perihal uang yang perlu diajarkan pada buah hati tercinta.

Melalui akun Instagram pribadi, Prita terlihat mengunggah potret bersama putrinya. Dalam kolom keterangan dituliskan, ia sadar anak mungkin belum mengerti terkait konsep uang. Mengingat anak terbiasa dengan orangtua yang menyediakan ragam kebutuhan.

"Menyambut Hari Anak Nasional besaok, aku mau share tema yang banyak di request oleh #temanPrita belakang ini, yaitu: Si Kecil dan Uang," tulisnya dalam unggahan pada Rabu, 22 Juli 2020.

Prita melanjutkan, dari beberapa literatur yang ia baca, terdapat empat perihal yang perlu diajarkan ke anak mengenai uang yang ia simpulkan dan tuliskan di buku Make It Happen. Hal ini juga ia terapkan pada kedua buah hatinya, Arzie dan Nizieta.

1. Earning Money

Prita Ghozie selalu memberi pengertian pada kedua buah hati, bagaimana uang itu diperoleh. Dilanjutkannya, salah satu bahaya mengajak anak ke ATM tanpa penjelasan adalah mereka pikir itu mesin ajaib pencetak uang.

"Seringnya, anak hingga usia 12 tahun belum paham seberapa dahsyat orangtua harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan," jelas Prita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Spending Money

ilustrasi menabung untuk masa depan/pexels
ilustrasi menabung untuk masa depan/pexels

Prita sejak awal tidak pernah melarang kedua buah hatinya membelanjakan uang saku maupun uang hadiah. Uang disebutkannya sebagai alat tukar, bukan alat penimbun kekayaan.

"Malahan aku harus ajarkan konsep alokasi berapa persen sih yang wajar untuk membelanjakan uang yang diperoleh. Wajar saja kan banyak first jobber yang "kaget" saat mendapat gaji pertama, lalu di-spend untuk hal-hal yang kurang berfaedah?" tulisnya.

3. Saving Money

Dilanjutkan Prita, ketika masih usia pra-sekolah, buah hatinya punya celengan pribadi di rumah. Namun, yang ia ajarkan adalah mereka harus punya tujuan yang jelas untuk celengan tersebut.

"Misalnya: Arzie mau beli mobil-mobilan dan Nizieta mau beli boneka Disney Princess. Lalu, memasuki usia SD, mereka membuka tabungan atas nama masing-masing ke Bank. Nah, gongnya, saat SMP, Kidzie sudah mulai belajar berinvestasi di emas dan reksa dana,"kata Prita.

4. Giving Money

Pada poin terakhir, Prita menambahkan untuk jangan lupa mengajarkan bahwa sebagian dari harta yang dimiliki adalah milik orang lain. "Nah, Kidzie juga paham itu. Ajak anak untuk bisa sharing snack ke teman, lalu secara rutin bersedekah melalui kotak amal," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya