6 Fakta Menarik Denpasar, dari Taman hingga Kota Tersehat di Dunia

Denpasar awalnya sebuah taman dan masuk daftar kota tersehat di dunia. Lalu, apa fakta menarik lainnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2021, 08:32 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2021, 08:32 WIB
Bali Uji Coba Konser Live ala Drive In, Begini Gambarannya
Konser Hybrid Drive in Concert digelar di Gong Perdamaian Kertalangu, Denpasar, Bali. (dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Denpasar merupakan Ibu Kota Provinsi Bali. Denpasar adalah kota terbesar kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Makassar. Kota ini juga merupakan yang terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara. Luas wilayah kota ini yaitu 127,78 km persegi dengan jumlah penduduk mencapai 638.548 jiwa pada 2017.

Sungai Badung adalah salah satu sungai yang membelah Kota Denpasar dan bermuara di Teluk Benoa. Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali membuat Denpasar menjadi kota berpendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.

Produksi barang kerajinan cendera mata seperti ukiran dan patung ikut pula mendongkrak ekonomi Kota Denpasar. Pemerintah kabarnya juga akan mempersiapkan Denpasar, Medan, dan Makassar sebagai kota metropolitan baru.

Apa lagi hal menarik lainnya dari Kota Denpasar? Berikut Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber enam fakta menarik tentang Denpasar.

1. Dahulunya Sebuah Taman

Denpasar awalnya adalah sebuah taman, tapi tidak seperti taman pada umumnya, karena merupakan taman kesayangan dari Raja Badung saat itu, Kyai Jambe Ksatrya. Pada saat itu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang sekarang menjadi Pasar Satria.

Taman ini terbilang unik, sebab dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam. Hobi Kyai Jambe Ksatrya memang bermain adu ayam. Oleh karena itu, tak jarang ia mengundang raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman itu.

Sebelumnya, kawasan ini termasuk bagian dari Kerajaan Badung, sebuah Kerajaan Hindu Majapahit yang berdiri sejak abad ke-18 hingga ke-19. Pada 1906, kerajaan tersebut ditundukan oleh Belanda dalam sebuah peristiwa yang dikenal dengan Perang Puputan Badung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2. Asal Usul Nama

Festival Denpasar (Denfest) yang ke-13 resmi dibuka pada Jumat (2/10/2020).
Festival Denpasar (Denfest) yang ke-13 resmi dibuka pada Jumat (2/10/2020).

Nama Denpasar sendiri berasal dari kata "den" yang berarti "utara" dan "pasar" yang berarti "pasar", sehingga setelah digabung bermakna "Utara Pasar". Nama ini disematkan pada taman tersebut melihat lokasinya yang terletak di utara pasar. Sekarang taman tersebut menjadi Jaya Sabha, rumah jabatan untuk Gubernur Bali.

3. Masuk Daftar Kota Tersehat di Dunia

Denpasar berhasil masuk daftar 10 kota tersehat di dunia pada 2019 dari lembaga penilai kelayakan pariwisata, Travel Supermarket. Sementara Kota Paris, Prancis, berhasil memuncaki sebagai nomor satu dalam daftar tersebut.

Travel Supermarket memiliki beberapa aspek penilaian. Beberapa aspek yang menjadi penilaian tersebut yaitu jumlah ruang terbuka hijau, pusat kebugaran, serta kuliner yang menjadi aspek penting dalam penilaian itu seperti jumlah toko makanan sehat dan restoran dengan opsi vegan di tiap kota.

4. Pantai Sanur

Ilustrasi Pantai Sanur
Ilustrasi Pantai Sanur (Dok. Laurentiu Morariu/Unsplash)

Pantai Sanur dikenal sebagai lokasi utama bagi wisatawan lokal dan asing untuk memburu matahari terbit di Bali. Pantai ini letaknya ada di sebelah timur Kota Denpasar, tepatnya antara Jalan I Gusti Ngurah Rai dengan Jalan D. Tamblingan. Pantai ini dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai.

Walaupun masyarakat kebanyakan hanya mengenal nama Sanur, kawasan ini sebenarnya terdiri dari sembilan pantai, yaitu Pantai Matahari Terbit, Pantai Sanur, Pantai Segara Ayu, Pantai Sindhu, Pantai Karang, Pantai Batu Jimbar, Pantai Duyung, Pantai Semawang, dan Pantai Mertasari.

Sepanjang pantai ini dilengkapi dengan hotel, restoran, dan kafe. Salah satu hotel tertua di Bali pun dibangun di pantai ini. Hotel tersebut bernama Inna Grand Bali Beach yang letaknya persis di tepi pantai. Hotel itu juga merupakan hotel bintang lima pertama di Pulau Bali.

6. Oleh-Oleh Pie Susu

Pie Susu Dhian
Pie Susu Dhian. (Dok. Instagram/piesusudhian_tokodhian/https://www.instagram.com/p/BuYfCW9FVsl/Jihan Karina Lasena)

Berlibur ke Bali identik dengan buah tangan pie susu. Di Kota Denpasar sendiri mudah sekali menemukannya. Ada berbagai merek dan jenis pie susu. Rasanya pun beragam ada coklat, keju, stroberi, dan lainnya.

Di Denpasar ada salah satu merek yang sering diburu wisatawan yaitu Pie Susu Dhian. Toko oleh-oleh sekaligus pabriknya ada di Jl. Nangka No.47A, Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Harganya sekitar Rp 2.500 per pieces.

6. Tradisi Omed-omedan

Di Denpasar, tepatnya di Banjar Kaja, Desa Sesetan, ada tradisi unik bernama omed-omedan. Omed-omedan diadakan sehari selepas Hari Raya Nyepi, yaitu pada hari ngembak geni untuk menyambut Tahun Baru Saka. Omed-omedan berasal dari bahasa Bali yang berarti "tarik-tarikan".

Tradisi ini diawali dengan sembahyang bersama di Pura. Kemudian pesertanya dibagi dua kelompok yakni kelompok laki-laki dan perempuan. Kedua kelompok ini dibuat saling berhadapan. Setelah itu, seorang sesepuh desa memberikan aba-aba dengan permainan gamelan. Saat diberi aba-aba, secara bergantian akan dipilih seseorang dari masing-masing kelompok untuk diarak ke posisi depan dan diangkat.

Saat diangkat, kedua perwakilan ini harus saling peluk dan cium, sementara yang lainnya akan menarik mereka. Bila tak terlepas, mereka akan disiram dengan air. Prosesi ini hanya diikuti oleh muda-mudi yang belum menikah, minimal berusia 13 tahun. Jika tradisi ini tidak diadakan, mereka percaya akan mengalami hal buruk. (Jihan Karina Lasena)

Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet

Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet
Infografis Nyepi di Bali tanpa Internet
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya