Liputan6.com, Jakarta - Memasuki Tahun Baru 2022 alangkah baiknya jika ada perubahan dalam diri sendiri, terutama terkait kesehatan mental. Bagaimana memahami kesehatan mental diri sendiri secara baik?
"Yang paling penting adalah bagaimana seseorang bisa memandang dirinya secara apa adanya. Kesadaran diri atau mindfulness itu sangat penting," ujar psikiater dari RS EMC Alam Sutera, dr. Andri, SpKJ, FAPM lewat pesan suara kepada Liputan6.com, Sabtu, 8 Januari 2022.
Advertisement
Baca Juga
Memahami hal itu memang perlu, bagaimana memahami diri sendiri terlebih dulu. Mereka yang disebut mampu memahami kesehatan mental dirinya adalah dia mampu memandang dirinya secara positif.
"Dia juga mampu memandang orang lain secara positif, dia juga mampu menghadapi tantangan hidup dan stres yang biasa. Kalau stres yang berat, dia mungkin susah untuk menghadapinya. Oleh karena itu, mengapa orang sering kali perlu bantu orang lain," imbuh dokter Andri.
Jadi, lanjut dokter Andri, kemampuan berpikir terhadap dirinya dengan baik, kemampuan berpikir terhadap orang lain yang baik. Dia bisa melihat dan memanfaatkan segala potensi dalam dirinya supaya dia dapat membantu dirinya dengan baik, dan juga mungkin dengan orang lain.
"Itu ciri-ciri orang yang sehat mental," ujar dokter Andri. "Namun, pada 2015 WHO memberikan tambahan bahwa kesehatan mental itu, termasuk salah satunya bisa mampu berkontribusi kepada sosial masyarakat dan produktif. Jadi, itu lebih luas dan dalam lagi," imbuhnya.Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mindfulness
Menurut dokter Andri, ada beberap teknik untuk memahami kesehatan mental diri sendiri, salah satunya mindfulness. Mindfulness ini juga penting, karena banyak di antara orang-orang yang tidak terlalu memilih cara-cara seperti ini.Â
"Karena mereka merasa sulit melihat diri sendiri untuk diperhatikan. Oleh karena itu, kita perlu melihat diri kita secara apa adanya. Itu yang paling penting," tutur dokter Andri.
Terhadap berbagai informasi yang beredar, dokter Andri mengatakan bahwa bagaimana mengelola pikiran kita menjadi jauh lebih baik. Kadang-kadang, kalau kita bicara dari segi kemampuan diri kita sendiri, kadang-kadang kita tidak tahu memilah-milah informasi mana informasi yang baik dan mana yang tidak baik.
"Kita makan semua informasi itu. Kalau kita bisa memilih informasi yang baik, bahkan sejak bangun tidur, maka itu akan sangat baik," kata dokter Andri.
Ia menyarankan agar saat bangun tidur, jangan menyentuh smartphone atau handphone, apalagi media sosial. Bisa jadi, orang lupa bahwa orang yang mereka yang follow, baik di Instagram atau di Twitter adalah mengunggah berita-berita yang agak sedikit negatif.
Advertisement
Self Awareness
Secara terpisah, Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim mengatakan orang harus banyak bersyukur terhadap apa yang mereka miliki. Orang harus berpikir positif agar selalu ada harapan.
"Bukan overthinking, belum ada kejadian, tapi pikirannya sudah ke mana-mana, sehingga membuat kita lebih ketakutan dengan pemikiran kita sendiri, sementara lingkungannya sendiri tidak membuat ketakutan," ujar Rose Mini saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 8 Agustus 2022.
Rose Mini mencontohkan, misalnya ada orang di masa pandemi Covid-19 ini. Secara sosial dan ekonomi tentu akan berpengaruh, misalnya di PHK, istri tidak bekerja, anak punya tiga orang dan masih sekolah, rumah mengontrak.
"Jadi, ada banyak hal di lingkungannya yang membuatnya pusing. Bagaimana caranya untuk bisa keluar dari situasi seperti itu. Lalu dia berpikir tentang kemampuan dan kelebihannya, misalnya dengan berdagang online. Itu suatu terobosan," tutur Rose.
Hal itu berbeda dengan overthinking. Orang tidak lagi melihat kelebihan dirinya dan tidak melihat kemungkinan-kemungkinan lagi.
"Dia hanya duduk, berdiri, dan berpikir dengan sesuatu yang serba negatif. Saya tidak akan membiayai anak-anak saya, anak-anak saya tidak berhasil di masyarakat, saya tidak bisa membiayai istri saya, tidak ada uang, dan lain-lain. Hal itu yang membuat orang itu mati dalam pemikirannya. Itu kondisi yang sangat tidak sehat," papar Rose Mini.
Rose Mini menambahkan, orang harus belajar memahami dirinya sendiri (self awereness), mencoba memetakan kelebihan dan kekurangan kita. Itu bisa jadi amunisi awal terhadap apa yang akan kita lakukan ke depannya.
"Makanya, sejak kecil kita harus mengajarkan anak untuk bisa menilai dirinya, sehingga punya self esteem atau harga diri. Jadi, self awereness itu bukan hanya pada masa-masa sulit, tapi juga hrus diajarkan kepada anak sejak kecil," ujar Rose. "Dengan mengajarkan kepada anak seperti itu, berharap anak akan terbiasa bahwa ia memiliki kelebihan, tapi juga kekurangan," imbuh Rose Mini.
Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19
Advertisement