Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Air New Zealand menciptakan sebuah konsep inovatif berupa tempat duduk berbentuk ranjang susun untuk penumpang kelas ekonomi. Desain yang diberi judul “Skynest” ini telah menarik banyak perhatian dan kegembiraan di kalangan penumpang jarak jauh yang merasa perlu kenyamanan lebih saat tidur.
Dikutip dari CNN pada Kamis (8/6/2023), konsep ini mendapatkan pengakuan industri melalui penghargaan bergengsi Crystal Cabin Award, yang diberikan pada Aircraft Interiors Expo (AIX) 2022 di Hamburg, Jerman.
Baca Juga
Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines, Ada Ledakan dan Temukan Pecahan Peluru
5 Cara Mudah Cek Harga Tiket Bus Sinar Jaya Hari Ini dan Cara Pemesanannya, Dapatkan Diskon Menarik
Ada Kereta Panoramic di Rangkaian KA Mutiara Timur Menuju Banyuwangi, Hanya Tersedia Sampai 5 Januari 2025
Skynest memenangkan penghargaan pada kategori konsep kabin pada upacara tahun ini, yang memberi apresiasi pada inovasi dalam desain kabin pesawat. Lukas Kaestner, presiden Crystal Cabin Award Association, mengatakan kemenangan Air New Zealand sangat istimewa karena kategori ini sering kali memberikan penghargaan untuk ide-ide yang menarik, walaupun jauh dari kemungkinan direalisasikan menjadi kenyataan.
Advertisement
Namun, Skynest bukan hanya sebuah konsep futuristik sebagai imajinasi belaka. Produk ini diproduksi oleh maskapai penerbangan dan benar-benar akan beroperasi di udara pada 2024.
"Solusi tempat tidur susun untuk kelas ekonomi, ini adalah sesuatu yang sering kita lihat sebagai konsep," kata Kaestner. "Tetapi kita jarang melihat tingkat inovasi seperti ini benar-benar menjadi produk nyata yang ada pada penerbangan," sambungnya.
Crystal Cabin Awards mengumumkan daftar semifinalisnya pada awal tahun ini, sebelum kemudian menyusun daftar finalis untuk setiap kategori. Finalis mempresentasikan ide-ide mereka di AIX minggu ini, dan tim juri ahli akhirnya memilih kandidat favorit mereka.
Skynest Mulai Beroperasi Pada 2024
Setiap kapsul Syknest dilengkapi dengan bantal besar, seprai dan selimut, penutup telinga, lampu baca terpisah, colokan USB perangkat pribadi, saluran ventilasi, dan pencahayaan yang dirancang untuk istirahat. Opsi Skynest akan tersedia mulai 2024 pada rute yang sangat panjang dari maskapai Air New Zealand ke Amerika Utara, termasuk Chicago dan New York.
Teknologi terus berkembang dalam industri penerbangan, dengan perusahaan-perusahaan mencari cara untuk meningkatkan pengalaman penumpang dan mengurangi dampak lingkungan.
Di samping Air New Zealand, pemenang Crystal Cabin Award lainnya adalah konsep InteliSence dari Collins Aerospace dalam kategori Kenyamanan Penumpang. InteliSence menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) serta data yang dikumpulkan dari kamera dan sensor yang terpasang di dalam pesawat untuk melacak pengalaman perjalanan penumpang.
Dalam pernyataannya, Collins mengungkapkan bahwa tujuan utama konsep ini adalah untuk membantu "maskapai mengoptimalkan konsumsi energi, persediaan di pesawat, dan beban kerja awak kabin," sekaligus memberikan pengalaman terbang yang lebih terpersonalisasi kepada penumpang.
Advertisement
Ciptakan Karpet Kabin Ramah Lingkungan
Dalam kategori universitas, tim mahasiswa dari Delft University of Technology di Belanda berhasil memenangkan penghargaan dengan konsep Lightweight Aircraft Seating. Konsep ini menawarkan desain bantalan kursi yang ringan dengan menggunakan bahan yang minimal namun tetap memberikan kenyamanan bagi penumpang.
Sementara itu, dalam kategori Kabin Berkelanjutan, karpet Deep Dyed dari Lantal Textiles meraih penghargaan atas kemampuannya untuk mengurangi emisi CO2 pesawat melalui karpet kabin yang lebih ramah lingkungan dan ringan. Karpet kabin ini menghemat 60 persen air dan 80 limbah selama produksi.
Ringannya karpet ini juga mengurangi bobot pesawat sehingga dapat mengurangi emisi karbon. Pada saat yang sama, karpet sangat ringan ini dapat disesuaikan secara visual sesuai kebutuhan pelanggan. Untuk mencapai ini, Lantal Textiles menciptakan teknologi pewarnaan digital untuk karpet.
Sebagai seorang ahli industri penerbangan, Kaestner menyatakan kegembiraannya melihat semakin banyak inovasi yang berkelanjutan dalam industri penerbangan. Hal ini menunjukkan bahwa industri ini mulai menyadari dampak lingkungannya, meskipun ia mengakui bahwa masih perjalanannya masih panjang.
"Sebagai sebuah industri, kami masih belum sebaik itu (dalam hal menangani dampak lingkungan)," kata Kaestner.
Ajang Inovasi Industri Penerbangan
Crystal Cabin Award diadakan rutin setiap tahun, dan Kaestner serta timnya senang mengikuti perkembangan para nominasi dan pemenangnya di tahun-tahun berikutnya setelah mereka memenangkan penghargaan itu. Menurut Kaestner, karya para pemenang sering kali memiliki efek berantai pada industri penerbangan.
Dia menjadikan kemenangan Delta pada 2017 yang membuat suite kelas bisnis Delta One dengan pintu geser ultra-private sebagai contoh. "Setelah itu, sebagian besar kabin kelas bisnis di penerbangan jarak jauh mulai dilengkapi dengan pintu geser seperti itu," katanya.
Meskipun maskapai yang mengoperasikan penerbangan jarak dekat mungkin tidak membutuhkan solusi tempat duduk yang seperti Skynest dari Air New Zealand, Kaestner menyarankan bahwa mereka tetap akan mengawasi dengan cermat kinerja Skynest.
"Dari perspektif bisnis, akan sangat menarik untuk melihat apakah konsep ini berhasil," katanya.
Sementara bagi para nomine mahasiswa, Crystal Cabin Awards adalah "cara yang fantastis untuk masuk ke industri ini," tambah Kaestner. Beberapa di antaranya, seperti Alejandro Núñez Vicente, yang dinominasikan pada 2021 untuk kursi pesawat bertingkat dua, telah mendirikan perusahaan startup mereka sendiri.
Advertisement