Liputan6.com, Jakarta - Singapura menyusul kota besar lain seperti Paris dan Seoul yang telah melaporkan serangan kutu busuk. Hal itu terungkap dari beberapa perusahaan pengendalian hama di Singapura melaporkan peningkatan serangan kutu busuk yang diperkirakan akan terjadi lebih banyak lagi.
Seorang ahli menyarankan cara untuk menghindari datangnya hama dari luar negeri, yakni dengan merendam pakaian dan barang-barang lainnya dalam air yang panasnya lebih dari 60 derajat Celcius. Mengutip laman Channel News Asia, Rabu (15/11/2023), dalam dua bulan terakhir, kasus di Aardwolf Pestkare meningkat sekitar 40 persen.
Baca Juga
Manajer penjualan perusahaan tersebut, Pierce Chan, mencatat bahwa ada potensi kutu busuk menjangkit secara global, dengan Paris dan Korea Selatan yang lebih dulu mengalaminya. Namun, wisatawan yang bepergian ke belahan dunia mana pun perlu waspada.
Advertisement
"Kebersihan pribadi merupakan faktor yang sangat penting. Tinggal kita mewaspadai tempat-tempat yang kita datangi, terutama kamar hotel dan barang-barang yang akan kita bawa dari luar negeri," ujar Pierce.
Di Pestbusters, terjadi peningkatan setidaknya 10 hingga 15 persen dalam jumlah pertanyaan dan kasus selama enam bulan terakhir. "Jumlahnya terus meningkat dan saya menduga jumlahnya mungkin masih sedikit meningkat karena musim liburan sudah dekat," kata Joachim Lee, ahli entomologi di perusahaan tersebut.
Chan juga memperkirakan jumlah infeksi akibat kutu busuk akan meningkat sebesar 20 hingga 30 persen pada kuartal pertama tahun 2024. Hal itu bisa terjadi setelah orang-orang kembali dari perjalanan ke luar negeri selama liburan sekolah pada bulan Desember.
Kemungkinan Kutu Busuk Hinggap di Baju
"Kutu busuk adalah penumpang yang sangat baik," katanya, seraya menambahkan bahwa salah satu cara untuk menghindari membawa pulang hama ini adalah dengan merendam pakaian dan barang-barang lainnya dalam air yang bersuhu lebih dari 60 derajat Celsius.
Kedua perusahaan tersebut sebagian besar menerima panggilan bantuan di rumah, namun tempat lainnya termasuk asrama dan hotel. Aardwolf dan Pestbusters menawarkan perlakuan kimia dan panas untuk mengatasi serangan kutu busuk.
Mereka memeriksa tempat-tempat seperti retakan pada lantai parket, sandaran kepala, dan bahkan batang kabel serta titik listrik. Lemari, sofa, dan laci juga merupakan tempat umum di mana kutu busuk bersembunyi.
Daerah-daerah ini biasanya dekat dengan sumber makanan mereka yaitu manusia, karena mereka memakan darahnya. Untuk pengobatan kimia, bahan kimia disemprotkan di tempat-tempat yang banyak terdapat infestasi dan daerah yang berpotensi menjadi sarang, kata Chan.
"Efek sisa dari semprotan berarti sisa telur yang bersentuhan akan mati," tambahnya.
Advertisement
Lonjakan Kasus Kutu Busuk pada 2014
Perusahaannya menyimpan stok semprotan kimia yang dapat bertahan hingga enam bulan untuk memastikan ada cukup pasokan jika terjadi lonjakan kasus. Ia mencatat, pada tahun 2014 terjadi lonjakan kasus kutu busuk.
Pada saat itu, terdapat 20 hingga 30 kasus dalam sebulan dibandingkan dengan kurang dari 10 kasus dalam sebulan. Perlakuan panas dilakukan terutama di rumah dengan balita atau manula, kata perusahaan tersebut.
"Bagi klien yang memiliki kekhawatiran tertentu, terutama mereka yang memiliki lansia di rumahnya, anak kecil atau bayi atau orang dengan imunodefisiensi atau kulit sensitif, kami umumnya tidak akan mencoba menggunakan bahan kimia tersebut karena dapat menimbulkan dampak buruk di kemudian hari," kata Lee menyarankan.
Adapun waktu perawatan biasanya memakan waktu setengah hari, dan tindak lanjut dilakukan untuk memastikan bahwa masalahnya teratasi. Orang-orang yang tidak menjaga kebersihan termasuk di antara mereka yang paling berisiko terkena serangan kutu busuk, sebut Lee.
Kutu Busuk Mengisap Darah Manusia
"Meskipun kutu busuk memangsa semua manusia, terlepas dari apakah mereka bersih atau tidak, kebersihan pribadi dan juga lingkungan sekitar dapat menurunkan risiko apakah kutu busuk menetap di area persembunyian atau berkembang biak," kata Lee lagi.
Orang lain yang berisiko termasuk orang-orang yang tinggal di ruang sempit dan kotor, serta mereka yang sering bepergian. "Salah satu hikmah dari masalah kutu busuk saat ini di berbagai belahan dunia adalah peningkatan kesadaran, tambah Lee.
Namun, ia mengatakan masih ada ruang untuk perbaikan dibandingkan dengan pengetahuan tentang serangga lain seperti nyamuk. Reaksi yang dialami orang-orang akibat gigitan kutu busuk berbeda-beda, menurut Chan, seraya menambahkan bahwa beberapa ada pula orang yang tidak merasakan gatal apa pun saat digigit.
Ia memberikan saran kepada para wisatawan, "Bahkan sebelum Anda tidur di kamar hotel, pastikan Anda memeriksa dan mencari bukti potensi serangan kutu busuk."
Advertisement