Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memprediksi jumlah pemudik pada Lebaran 2024 lebih banyak dari tahun sebelumnya. Berdasarkan survei sementara yang dilakukan Korps Lalu Lintas Polri, jumlah pemudik lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 200 juta orang.Â
Jumlah tersebut lebih tinggi enam persen dibanding jumlah pemudik Lebaran pada 2023, sebanyak 187 juta orang. Menhub menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pihaknya berkoordinasi lintas sektoral untuk memastikan proses mudik tahun ini berjalan sama baiknya dengan tahun lalu.
"Setiap tahun kami selalu siapkan dan ini adalah event tahunan," ujarnya di Magelang, Jawa Tengah, dikutip dari Antara, Senin (4/3/2024).
Advertisement
"Kementerian Perhubungan sedang bersiap melakukan koordinasi lintas sektoral terkait persiapan infrastruktur maupun transportasi saat mudik dalam momen Lebaran 2024," sambung Budi Karya.
Sementara itu, Adiyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya juga menambahkan bahwa jumlah penumpang pesawat saat Lebaran diprediksi meningkat 30 persen dari hari biasa, berdasarkan laporan pemesanan tiket maskapai Garuda Indonesia. Kenaikan itu disambut baik pihaknya karena bisa mendongkrak pencapaian target pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) tahun ini, yakni 1,2--15 miliar pergerakan wisnus.
"Saya kira itu akan memberikan kontribusi yang besar terhadap target wisnus. Itungan itulah yang akan menjadi dasar, ya kalau saya bilang itu sangat membantu dalam pencapaian target. Kan penghitungannya menggunakan handphone, mobile positioning data dan peak-nya di Lebaran. Jadi, itu harapan kita banget," ucap Nia dalam The Weekly Brief di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Â
Â
Imbauan untuk Pemudik yang Gunakan Bus
Dalam kesempatan itu, Nia juga mengingatkan semua pihak untuk menjaga keselamatan selama mudik berjalan. Imbauan itu khususnya bagi pemudik yang menggunakan moda transportasi bus, meski diyakini bahwa pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi jauh lebih banyak.
"Kita selalu memberikan surat dari Pak Menteri untuk imbauan. Tolong dicek dan ricek terkait faktor keselamatan. Kembali, faktor keselamatan itu betul-betul yang utama," ujarnya.
Ia meminta pemudik untuk pandai memilih PO bus yang keselamatannya lebih terjamin. "Pandai-pandailah memilih kalau kita menggunakan yang berbayar. Sementara yang gratis ini kan berarti penyedia, penyedianya juga harus memilih bus yang layak jalan," ujarnya.
Imbauan akan terus dilakukan untuk mengingatkan semua pihak agar taat aturan. Pasalnya, banyak orang lupa menaati aturan karena terbiasa mengerjakan sesuatu yang salah dan tak pernah menerima konsekuensi.
Imbauan soal menaati panduan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability) itu berlaku untuk objek-objek wisata yang akan kebanjiran pengunjung di musim libur Lebaran. Persiapan itu bahkan harus dilaksanakan pengelola jauh sebelum lebaran.
Advertisement
Sanksi untuk Objek Wisata yang Abaikan Aspek Keselamatan
Nia menyatakan pihaknya akan mengulang diseminasi informasi do and don'ts selama berlibur yang harus diperhatikan pemudik dan pengelola, terutama lewat media sosial. Khusus untuk pengelola objek wisata, ia menyatakan SOP dari pemerintah sudah jelas sehingga semestinya tidak ada alasan tidak mengetahui aturan main.
Namun, apakah perlu objek wisata yang jelas menimbulkan korban perlu langsung ditutup? Nia mengaku setuju dengan sanksi tersebut. Tapi, ia menyatakan bahwa izin operasional objek wisata bukan di tangan Kemenparekraf, melainkan di tangan pemerintah daerah.
"Ini kan otonomi daerah. Secara aturan sudah beralih semua perizinan itu ke Pemda. Kemenparekraf sifatnya lebih pada fasilitator, koordinator. Lalu, kita siapkan tentang NSPK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria), norma-normanya. Tapi kalau perizinan ada di Pemda," ia menjelaskan.
"Saya kira benar sih, mereka yang tidak comply (menurut), jangan dong (diizinkan). Ini kan nyawa. Nyawa itu berharga sekali. Saya kira itu," sambungnya.
Kecelakaan Fatal di Gokart Batam
Salah satu contoh atraksi wisata yang melalaikan kewajibannya memenuhi aspek CHSE adalah area bermain gokart di Batam. Akibatnya, seorang turis Singapura meninggal dunia akibat kecelakaan saat bermain gokart di Batam, pada 21 Februari 2024, sehari setelah ia berulang tahun ke-33.
The Strait Times melansir, dikutip Minggu, 3 Maret 2024, menurut polisi, korban diidentifikasi bernama Arini Mohamed Adinan. Kepolisian mengusut kasus kecelakaan yang terjadi di Golden City Fo Kart di Bengkong, Batam, sekitar pukul 15.30 WIB. Humas Polda Kepulauan Riau (Kepri) Kompol Zahwani Pandra Arsyad menyatakan bahwa gokart Arini melaju berkecepatan tinggi sebelum menabrak ban pembatas.
"Saksi melihat korban mengendarai gokart bernomor 14 dan berkendara dua putaran mengelilingi lintasan," ujarnya. "Dia melaju kencang dan go-kartnya menabrak pembatas sirkuit."
Dugaan kelalaian pengelola menguat seiring beberapa pengunjung membagikan pengalamannya saat menjajal trek gokart itu. Lai, salah satunya. Kepada The Strait Times, ia mengaku sempat mengunjungi Golden City Go-Kart di Batam pada 2019 bersama keluarganya.
Ia mengklaim saat itu tidak ada arahan keselamatan 15 menit sebelum balapan. Teknisi berusia 41 tahun itu mengatakan hanya diberikan jaring rambut, dan disuruh mengambil helm mereka.
Â
Advertisement