Lion Air, Singa Merah yang Bikin Marah

Kemenhub menilai kasus delay Lion Air kali ini merupakan yang terparah dalam sejarah penerbangan Indonesia.

oleh Ilyas Istianur PradityaAndi Muttya KetengTaufiqurrohmanSeptian DenyNurseffi Dwi WahyuniAndreas Gerry Tuwo diperbarui 21 Feb 2015, 00:08 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2015, 00:08 WIB
Pesawat Lion Air
(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - Ruangan Boarding Lounge Lion Air di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta memanas. Kekesalan calon penumpang Lion Air yang dikumpulkan di tempat itu memuncak karena tak jelas kapan akan diberangkatkan.

Tak ada penjelasan dari Lion Air. Marah dan kesal banyak urusan yang tertunda. Berteriak, meja digebrak. Petugas pun disandera.

Ya, Lion Air kembali delay atau mengalami penundaan penerbangan. Bukan 1 atau 2 jam seperti biasanya. Kali ini hampir 48 jam atau 2 hari.

Penumpang pesawat dengan logo singa merah ini tertahan di Terminal 1A, IB dan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sejak Rabu 18 Februari.

Penumpukan calon penumpang berlanjut pada keesokan harinya, Kamis 19 Februari. Pesawat masih delay. Calon penumpang yang berusaha mencari informasi kapan akan berangkat atau mengapa bisa delay ke loket harus gigit jari. Loket kosong ditinggal kabur petugas.

"Rugi saya," ujar penumpang bernama Ari di Bandara Soekarno-Hatta Kamis 19 Februari.

Sebab, dia harus mengantarkan spare part (suku cadang) mesin kapal ke Dumai, Provinsi Riau. Suku cadang itu diperlukan untuk kapal saat ini rusak di kawasan tersebut.

Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil juga turut menjadi calon penumpang pesawat Lion Air yang telantar. Nasir bermaksud terbang ke Aceh menggunakan pesawat Lion Air dalam rangka reses anggota dewan. Saat tiba pagi di Terminal 1 B Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, politisi PKS itu turut mengantre di counter check in.

"Sebagian calon penumpang ada yang telah memperoleh boarding pass dan ada yang tidak. Saya termasuk yang belum sempat mendapatkan boarding pass karena petugasnya duluan kabur," kata politisi asal Aceh ini.

Kekesalan penumpang memuncak pada malam harinya, mereka sempat menyandera 3 petugas Lion Air. Penyanderaan itu tak berlangsung lama setelah polisi datang ke lokasi dan membebaskan ketiganya.

Kekesalan penumpang kembali meluap pada Jumat sekitar pukul 04.30 WIB, para penumpang itu berteriak-teriak dan memblokir pintu masuk keberangkatan domestik dan internasional Lion Air dan AirAsia Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, menggunakan pot bunga dan berbaris membentuk barikade.

Kesal telantar yang tidak berujung, ratusan penumpang bahkan nekat menyandera pesawat Lion Air yang terparkir pada Jumat pagi tadi. Sebagian lainnya meluapkan emosi dengan menyandera tangga pesawat. Mereka juga meminta Lion segera memproses refund tiket agar segera berganti maskapai.

Delay terparah

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai kasus delay ini merupakan yang terparah dalam sejarah penerbangan Indonesia.

"Setahu saya, kasus delay Lion Air ini memang yang paling parah. Tapi sekarang sudah mulai beres kok," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (20/2/2015).

Akibat kegaduhan ini, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pun menyiapkan sanksi kepada Lion Air. Salah satunya dengan penghentian izin rute baru.

"Soal sanksi nanti kita rapat. Paling tidak sekarang pengajuan izin rute baru dari Lion Air kita hentikan dulu sampai ada komitmen SOP pelayanan penumpang dengan baik," kata Jonan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Jumat 20 Februari 2015.

Penghentian pengajuan izin rute baru dari Lion Air tersebut, lanjut dia, bersifat sementara. Untuk menghindari terulangnya kejadian serupa, Jonan menyerukan semua penyedia jasa angkutan mematuhi regulasi yang sudah ditetapkan.

Kemenhub juga menyatakan Lion Air tidak melakukan koordinasi dengan regulator atau operator lain  perihal terjadinya penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sejak Rabu siang.

Staf Khusus Menhub Hadi M Djuraid mengaku pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut selaku regulator penerbangan di Indonesia.

"Jadi tidak ada koodinasi dengan stake holder lain termasuk dengan dengan kita. Kita mau koordinasi pun sulit sekali. Makanya kita baru ketemu dengan corsec-nya (Corporate Secretary) itu baru jam 3 sore kemarin," ujarnya di Kantor Kemenhub.

Dia mengatakan, pihaknya telah megeluarkan surat peringatan ke maskapai Lion Air, surat peringatan tersebut berasal dari Direktor Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kemenhub.

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengakui maskapai milik Rusdi Kirana tersebut paling banyak dilaporkan konsumen karena sering delay.

"Kalau dilihat dari daftar pengaduan, maskapai Lion Air memang paling banyak diadukan. Salah satunya soal delay ini," tutur Sudaryatmo saat berbincang dengan Liputan6.com.

Salahkan Burung

Pihak Lion Air secara resmi meminta maaf atas keterlambatan penerbangan pesawat yang terjadi dalam 2 hari terakhir. Lion Air juga mengambil keputusan semua penerbangannya pada Jumat 20 Februari ini dari pukul 17.00-24.00 WIB dibatalkan.

"Kami memohon maaf sebesar-besarnya," sebut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat 20 Februari 2015.

Edward menegaskan, penyebab Lion Air mengalami penundaan penerbangan lantaran 3 pesawatnya mengalami kerusakan karena tertabrak burung.

"Kami sampaikan kronologi 3 pesawat kami mengalami kerusakan karena terkena burung," jelas Edward. "2 Pesawat di Jakarta, 1 di Semarang," ucap Edward.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Priyo Jatmiko menyatakan, pesawat Lion Air JT 506 mengalami rusak berat karena burung masuk ke mesin pesawat pada Rabu 18 Februari. Pesawat itu take off dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pukul 11.30 WIB.

"Itu penerbangan Jakarta-Semarang after take off dari Jakarta. Kenanya (bird strike) di Jakarta, karena masih memungkinkan terbang, maka tetap diterbangkan sampai Semarang," kata Priyo.

Tiba di Semarang, pesawat berhasil landing normal di Bandara Ahmad Yani Semarang sekitar pukul 12.00 dan segera mendapatkan penanganan. Pada Kamis 19 Februari, pesawat sudah dinyatakan laik terbang.

Head of Corporate Secretary Lion Group Dwiyanto Ambarhidayat menuturkan, Lion Air tidak berdiam diri dan terus berusaha agar masalah ini bisa cepat diselesaikan dan penumpang bisa terbang secepatnya. Pihaknya mengupayakan untuk mengirimkan 6 pesawat cadangan.

Bandara Lain Terkena Imbas

Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, ikut kena imbas delay maskapai Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta. Sementara, calon penumpang pesawat Lion Air di Bandara Adi Soemarmo Solo, Jawa Tengah, juga kecewa terkait ketidakpastian jadwal penerbangan maskapai berlogo kepala singa tersebut. Tak ayal, sebagian calon penumpang tersebut mencari transportasi alternatif untuk sampai ke kota tujuan, seperti Jakarta.

Begitu juga di Bandara Ahmad Yani Semarang. Puluhan calon penumpang Lion Air menumpuk di loket maskapai tersebut. Para penumpang menanyakan tanggung jawab dari pihak Lion Air. Penumpang berharap, refund tiket pesawat dipermudah.

Ariona, salah satu penumpang mengaku, ia  seharusnya berangkat ke Jakarta pagi tadi, namun pesawat Lion Air yang hendak ditumpanginya membatalkan penerbangan.

Imbas kekacauan di Jakarta, puluhan penumpang Lion Air rute Medan-Padang juga telantar di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, selama lebih dari 5 jam.

Karena tidak satu pun perwakilan Lion Air yang bertanggung jawab, penumpang pun melapor ke Otoritas Bandara Kualanamu. Sebagian penumpang dengan tujuan Palembang dan Jakarta pun telah diberangkatkan dengan disertai dana kompensasi.

Refund Tiket Pesawat

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait meminta penumpang tidak usah khawatir. Sebab, seluruh uang mereka akan dikembalikan 100 persen.

"Yang mau jadwalnya di-reschedule tanpa bayar sampai hari Rabu depan," kata dia.

Edward mengatakan, Angkasa Pura II memberikan dana kepada Lion Air sekira Rp 4 miliar untuk refund tiket pesawat. "Kemarin kita cuma ada uang Rp 1,5 miliar, itu menjadi salah satu persoalan. Kita tadi sudah pakai uang Angkasa Pura Rp 4 miliar," sebut Edward.

Dana talangan itu diberikan karena pada Kamis 19 Februari kemarin sejumlah bank tidak ada yang beroperasi karena libur Imlek.

Edward memastikan dana talangan tersebut akan segera dikembalikan oleh Lion Air. Kementerian Perhubungan menginstruksikan PT Angkasa Pura II untuk mengeluarkan dana guna membayarkan refund tiket penumpang Lion Air yang terlantar akibat delay.

Staf Khusus Menhub Hadi M Djuraid mengatakan, dana talangan ini sesuai dengan instruksi dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk memberikan kepastian bagi para penumpang maskapai berlambang singa tersebut.

"Refund kita dipermudah sesuai dengan instruksi Pak Menteri. AP II untuk menalangi agar situasi darurat ini segera bisa diatasi," ujar Hadi di Kantor Kemenhub, Jakarta. (Mvi)

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya