Liputan6.com, Bogor - Walikota Bandung Ridwan Kamil mendatangi Istana Bogor, Jawa Barat, untuk menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi membahas rencana kelanjutan pembangunan transportasi massal di kota kembang tersebut. Salah satu yang difokuskan yaitu mengenai rencana pembangunan transportasi berbasis rel.
"Presiden kemarin kan sudah rapat berkomitmen ini kota-kota metropolitan khususnya Jabodetabek dan Bandung Raya metropolitan akan dibantu pendanaan untuk publik transportasi berbasis rel. Nah nanti saya mengkaji total idealnya berapa kilometer seluruhnya," ujar Ridwan usai bertemu Jokowi, Kamis (26/2/2015).
Ridwan mengatakan, idealnya untuk kota Bandung, transportasi berbasis rel, harus dapat menjangkau wilayah-wilayah strategis dan pusat keramaian. Sebagai alternatif, Jokowi mengusulkan agar Bandung menggunakan memanfaatkan transportasi massal produksi dalam negeri berbasis rel yaitu metro kapsul.
"Nah kalau idealnya di Bandung itu untuk kota Bandungnya sekitar 40 km, untuk antar kota di wilayah Bandung Raya, di Parahyangan itu 60 km, jadi totalnya 100 km. Nah Beliau maunya sih coba yang dalam negeri, yang kapsul itu," kata pria yang biasa disapa Kang Emil tersebut.
Menanggapi usulan Presiden, Ridwan pun berencana untuk melakukan kajian apakah metro kapsul sesuai dan dapat dibangun di Kota Bandung.
‎"Jadi saya pulang ini harus ngecek apakah teknologi kapsul buatan Bandung ini, metro kapsul itu visibel nggak untuk transportasi berbasis rel. Transportasi berbasis rel itu kan macam-macam. Ada monorel, ada LRT, ada aeromover, ada metro kapsul. Itu hanya nama lah, tapi dasarnya landasannya rel," kata dia.
Â
Lalu, bagaimana nasib ribuan angkot yang saat ini memenuhi Kota Bandung bila Kota Bandung nantinya dikeliling oleh angkutan berbasis rel seperti metro kapsul? Ridwan mengaku punya cara agar angkutan-angkutan tersebut dapat tetap beroperasi dan semakin membuat kemacetan.
"Jadi begini, kepada investasi yang mengelola monorel, angkot itu harus dibeli. Itu konsep di Bandung. Setelah dibeli, angkot itu akan kita geser jadi feeder di komplek-komplek. Digaji sopir angkotnya. Jadi ramai atau tidak ramai, dia dapat income yang tetap, tidak ada gejolak, keluar dari kompleks ke jalan raya dia pakai bus itu tadi," ‎tandas Ridwan.
‎
Jokowi saat masih menjadi Gubernur DKI, sempat menyambangi tempat pembuatan metro kapsul yang diproduksi PT Perkakas Rekadaya Nusantara di Subang, Jawa Barat. Namun, beberapa bulan setelah kunjungan tersebut, Gubernur Jokowi saat itu memutuskan untuk memilih melanjutkan pembangunan Monorel Jakarta yang sempat tertunda selama lebih dari 14 tahun. Namun hingga kini proses monorel mangkrak. (Mvi/Mut)
Gagal di Jakarta, Jokowi Usulkan Metro Kapsul di Bandung
Idealnya untuk kota Bandung, transportasi berbasis rel, harus dapat menjangkau wilayah-wilayah strategis dan pusat keramaian.
diperbarui 26 Feb 2015, 17:10 WIBDiterbitkan 26 Feb 2015, 17:10 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Trauma Tragedi Banjir Lumpuhkan Pantura, PUPR Bangun Kolam Retensi di Kudus Rp370 Miliar
Sudah Taubat tapi Maksiat Lagi, Apa Allah Bakal Mengampuni? Ini Kata Habib Novel dan UAS
Pihak Tom Lembong Yakin Menang Praperadilan Lawan Kejagung
Profil Paslon Pilgub Sulawesi Tengah 2024, Berikut Riwayat Pendidikannya
Para Astronom Temukan Terowongan Antar Bintang di Konstelasi Centaurus
4 Golongan Orang yang Dirindukan Surga, Bagaimana dengan Anda?
Inovasi Kejati NTT Lindungi Guru dari Kriminalisasi melalui Program Jaga Guru
Mencari Pemimpin Sumatera Barat yang Peduli Lingkungan
3 Pemain Manchester United yang Bakal Bersinar dengan Racikan 3-4-3 Ruben Amorim
Geger Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Puncak Gunung Es Beking Aparat?
Intip, Profil Paslon Pilgub Sulawesi Utara 2024 dan Partai Pengusungnya
Dampak Negatif Mie Instan pada Anak, Apa yang Harus Anda Ketahui