Liputan6.com, Jakarta - Masalah korupsi memang dipandang sebagai satu masalah yang bisa mengancam salah satu stabilitas politik. Salah satu bukti nyata adalah gagalnya Partai Demokrat di Pemilu 2014 lantaran beberapa kadernya yang terjerat kasus.
Tokoh peristiwa Malari (Malapetaka 15 Januari) 1974, Hariman Siregar, juga menjelaskan kejatuhan Presiden Soeharto bukan karena mahasiswa, melainkan kasus korupsi yang mengikatnya.
"Masalah yang paling besar pemerintahan Soeharto karena korupsinya. Dia (Soeharto) hancur karena korupsi, bukan dikalahkan mahasiswa. Kita (mahasiswa) hanya menstempel kejatuhan dia," ujar Hariman di Jakarta, Selasa (24/3/2015).
Karena itu, ia meminta agar pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla atau Jokowi-JK tidak terjebak dalam korupsi dan bisa memberantasnya.
"Saya harap ini bisa diselesaikan masalah ini. Karena korupsi bisa mengancam pemerintahan siapa pun itu pemimpinnya," papar mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia tahun 1974.
Saat ini, menurut dia, Jokowi terlihat sedang bingung dengan permasalahan bangsa yang sudah semakin menggunung tanpa ada solusi konkret. Karena itu, Hariman segera meminta Jokowi-JK agar cepat disadarkan untuk mengatasi masalah ini.
"Jokowi-JK harus segera sadar agar masalah yang berlarut-larut bangsa ini bisa diselesaikan," pungkas Hariman Siregar.
Boleh jadi, pandangan Hariman tersebut satu di antaranya mengacu pada remisi koruptor, wacana yang dilontarkan Kementerian Hukum dan HAM.
Terkait itu, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly mengatakan, pemberian remisi dan pembebasan bersyarat bagi pelaku kejahatan korupsi dimaksudkan pihaknya untuk perbaikan sistem peradilan yang ada. Hanya saja hal itu bukan berarti meringankan hukuman. Atas dasar itulah, pihaknya akan terus membahas wacana tersebut.
"Ya (remisi koruptor) itu kita bahas terus. Wacana kan harus kita jalankan terus," ujar Menteri Yasonna dalam sebuah diskusi di Hotel Century, Jakarta, Senin 23 Maret 2015.
Menurut Menkumham, remisi dan pembebasan bersyarat akan terus dikaji dengan atau tanpa persetujuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, wacana pemberian remisi dimaksudkan untuk perbaikan sistem yang ada. (Ans/Yus)
Tokoh Malari: Soeharto Jatuh karena Korupsi, Jokowi Harus Waspada
Hariman pun meminta agar pemerintah Jokowi-JK tidak terjebak dalam korupsi dan bisa memberantasnya.
diperbarui 24 Mar 2015, 20:05 WIBDiterbitkan 24 Mar 2015, 20:05 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kasus Pemerasan Anak Bos Prodia, IPW Apresiasi Putusan Sidang Etik Polri yang Pecat AKBP Bintoro
Beda Jenis Telur, Beda Juga Gizi dan Manfaatnya
Arti Mimpi Melihat Bayi Orang Lain: Tafsir Lengkap dan Maknanya
Menutup-nutupi Aib Saudara, Apakah Mendukung Berbuat Salah? Penjelasan Lugas Buya Yahya
Battle 439 Pebulutangkis Muda di Kejuaraan Klub Mitra PB Djarum 2025, Siapa Jawaranya?
6 Makam Belanda di Kebun Raya Bogor Tertimpa Pohon Tumbang
6 Minuman Rumahan untuk Menurunkan Kadar Asam Urat Secara Alami, Pakai Lemon sampai Timun
Keluak, Racun Mematikan yang Menjelma Rempah Istimewa Nusantara
Mengintip Kemeriahan Milklife Soccer Challenge 2025, Diwarnai Festival SenengSoccer
Sudah Daftar Haji tapi Meninggal sebelum Berangkat, Apakah Dapat Pahala Haji? Ini Kata Buya Yahya
AHY: Demokrat Harus Jadi Bagian Pembangunan Indonesia
Kasus Tambang Emas Ilegal di Boalemo, Tiga Pekerja Diringkus Polisi