Kemlu Minta Semua WNI di Yaman Mau Dievakuasi

Perang saudara membuat situasi di Yaman semakin tak kondusif.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 30 Mar 2015, 18:51 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2015, 18:51 WIB
PM Yaman Mundur di Tengah Bentrokan di Ibukota
Asap membumbung di Sana'a, ibukota Yaman, yang digempur milisi Syiah yang datang dari pegunungan.

Liputan6.com, Jakarta - Perang saudara membuat situasi di Yaman semakin tak kondusif. Padahal masih ada sejumlah WNI yang berada di negara itu. Kementerian Luar Negeri pun mengimbau mereka agar mau kembali ke Tanah Air.

"Kita juga minta WNI di sana untuk mau di evakuasi," kata juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir di kantornya, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Pria yang kerap disapa Tata itu menjelaskan, selain lewat udara, evakuasi terhadap para WNI juga diusahakan dari jalur darat dan laut.

"Kita akan melihat kemungkinan opsi lewat laut. Penekanan di sini kita gunakan semua opsi untuk keluarkan WNI kita dari Yaman," tutur dia.

Senada dengan Tata, dalam kesempatan yang sama, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, karena situasi keamanan ini pula maka diharapkan semua WNI kooperatif dalam upaya evakuasi.

"Kita mendorong semua WNI untuk ikut progam pemulangan. Sambil menunggu proses itu berjalan, kita pindahkan dari daerah nggak aman ke yang aman," ucap Muhammad.

Dia menambahkan, untuk memperlancar pemulangan, Kemenlu telah bekerjasama dengan beberapa pihak terkait. Termasuk TNI Angkatan Udara (AU).

"Pagi ini Kemlu sudah lakukan pembahasan teknis dengan TNI AU, (pemulangan) bisa pakai pesawat Boeing. Kita sudah siapkan pengiriman 2 tim di barat dan timur, yaitu Silalala dan Oman," pungkas Muhammad.

Berdasarkan keterangan Kemlu, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mayoritas para WNI ini bertempat tinggal di Selatan Yaman yang kondisinya lebih kondusif. Di negara ini  sebanyak 2.626 di antaranya diketahui sebagai mahasiswa. Sementara pekerja profesional yang bekerja di bidang minyak 1.488 orang, 45 lainnya merupakan staf kedutaan Indonesia.

Konflik di Yaman memanas ketika pemberontak Houthi mulai beraksi merebut sejumlah wilayah di negara tersebut. Kelompok Houthi diduga dibeking mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang sebelumnya digulingkan. (Ndy/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya