TNI Minta Penyebab Hercules Jatuh Tidak Jadi Polemik

Menurut Fuad, pihaknya akan mengambil langkah lanjutan setelah ada hasil awal investigasi kecelakaan pesawat Hercules C-130.

oleh Sugeng Triono diperbarui 04 Jul 2015, 12:32 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2015, 12:32 WIB
Ini Fakta Terbaru Penembakan TNI di Batam
Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya mengatakan anggota tersebut tidak mengetahui jika lokasi yang menjadi wilayah tugas mereka adalah tempat ilegal, Jakarta, (14/10/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menerjunkan tim khusus untuk menyelediki peyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, pada Rabu 30 Juni 2015 lalu.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya meminta masyarakat tidak berpolemik dan menduga-duga mengenai penyebab jatuhnya Hercules C-130.

"Mari bersama-sama kecelakaan pesawat Hercules kemarin, bukan jadi polemik yang untuk kita bahas terus-terusan," ujar Fuad dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (4/7/2015).

Menurut Fuad, pihaknya akan mengambil langkah lanjutan, setelah hasil awal investigasi kecelakaan pesawat itu sudah diketahui. Termasuk, menindak tegas jika ditemukan pelanggaran.

"TNI sudah bertekad, hasil investigasi merupakan langkah awal untuk kita melanjuti segalanya. Apakah itu memperbaiki alutsista, memperbaiki sistem, kemudian menindak yang melanggar dan lain-lain. Itu pasti akan kita lakukan," kata dia.

Menurut Fuad, TNI berharap kejadian yang menewaskan lebih dari 100 orang ini tidak akan terulang lagi. TNI siap bertanggung jawab atas jatuhnya korban sipil maupun militer pada peristiwa nahas tersebut.

"Kepada seluruh masyarakat, saya mohon maaf atas nama TNI. Kami berjanji setelah ini akan memberi yang terbaik, kemudian melakukan langkah-langkah yang tidak akan merugikan masyarakat. Kalau memang ada korban pasti akan kita urus, dan kalau pelanggaran kami akan ambil langkah-langkah," pungkas Fuad.

Presiden Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW) Captain Soenaryo Yosopartomo menegaskan hal yang sama. Organisasi yang mengawasi penerbangan di tanah air ini berharap, masyarakat tidak memberi komentar negatif. Apalagi menduga-duga mengenai penyebab jatuhnya pesawat Hercules sebelum ada hasil investigasi.

"Jangan mengutarakan, menebak-nebak kenapa terjadinya kecelakaan tersebut. Silakan menunggu tim. IAAW akan memberikan masukan kepada yang berkepentingan, setelah kita mendapatkan hasil dari tim tersebut," imbuh Soenaryo.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni 2015 sekitar pukul 11.50 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan sekitar pukul 11.48 WIB.

Pesawat buatan tahun 1960-an itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) 2 menit usai take off dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.

Saat itu, pilot juga meminta untuk return to base (RTB) ke Lanud Suwondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting.

Berdasarkan data manifes, penumpang Hercules C-130 berjumlah 122 orang, terdiri dari 33 TNI AU, 6 TNI AD, dan 83 orang keluarga TNI. (Rmn/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya