Curahan Hati Fransiskus Korban Selamat Heli Jatuh di Danau Toba

Fransiskus mengaku hanya bisa berdoa untuk korban lainnya.

oleh Yanuar H diperbarui 20 Okt 2015, 09:36 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 09:36 WIB
Korban helikopter jatuh
Korban selamat helikopter jatuh di Danau Toba, Samosir, Sumatera Utara, Fransiskus Subihardayan dan ibunda di rumahnya, Sleman, DIY. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Sleman Korban selamat helikopter yang jatuh di Danau Toba, Sumatera Utara, Fransiskus Subihardayan mengaku masih ada perasaan yang mengganjal setelah peristiwa nahas itu.

Fransiskus adalah korban yang ditemukan selamat setelah terkatung-katung selama 3 hari di Danau Toba.

Meski dia kini sudah sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan keluarganya, namun dia masih merasa sedih. Sebab paman dan kru helikopter lainnya belum ditemukan hingga kini.

"Senang ya senang, tapi masih ada yang mengganjal. Yang lain belum ketemu. Paman saya juga," kata Fransiskus saat ditemui di rumahnya, Tegal Boyan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Senin (19/10/2015).

Frans --sapaan akrab Fransiskus-- yang sudah bertugas di Medan selama 9 bulan dan sudah bekerja di perusahaan 3 tahun ini mengaku hanya bisa berdoa untuk korban lainnya.

"Sekarang cuma bisa berdoa dari sini, semoga Tuhan juga menyelamatkan yang lainnya," ucap Frans.

Helikopter EC 130 B4 milik PT Penerbangan Angkasa Semesta hilang kontak pada Minggu 11 Oktober 2015 sekitar pukul 11.33 WIB saat menuju Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Helikopter itu hilang kontak setelah terbang dari Siparmahan atau Pantai Barat Danau Toba melintasi Pematangsiantar. Belakangan diketahui helikopter itu jatuh di Danau Toba.

Helikopter dengan register PK-BKA ‎tersebut dipiloti Teguh Muyatno dengan teknisi Hari Purwantono. Selain itu di dalam helikopter juga ada 3 penumpang, yaitu Fransiskus Subihardayan, Nur Harianto, dan Giyanto. (Nil/Sss)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya