Kisruh Foto Jokowi dan Suku Anak Dalam Paling Bikin Penasaran

Berikut Top 5 News edisi Selasa 3 November 2015.

oleh RochmanuddinTanti YulianingsihThariq GibranAudrey SantosoBangun Santoso diperbarui 04 Nov 2015, 08:15 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2015, 08:15 WIB
20151030-Jokowi-Suku Anak Dalam-Jambi
Presiden Jokowi saat menemui Suku Anak Dalam di Jambi, Jumat (30/10/2015). (Tim Komunikasi Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Jokowi ke tempat tinggal Suku Anak Dalam kini menjadi buah bibir di media sosial. Para netizen membicarakan foto Jokowi saat menemui suku pedalaman itu yang diduga rekayasa atau setting-an.

Di gambar yang diunggah Tim Kepresidenan itu, terlihat Jokowi tengah berbincang dengan 5 orang Suku Anak Dalam tanpa mengenakan pakaian lengkap. Namun para penuding membandingkan dengan foto lainnya, di mana Suku Anak Dalam mengenakan pakaian.

Terkait itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menganggap penyebar foto Jokowi dengan Suku Anak Dalam sengaja dilakukan sebagai bentuk fitnah di media sosial.

Nah, artikel mengenai kisruh foto Jokowi dan Suku Anak Dalam itu menyedot perhatian pembaca portal berita kesayangan Anda, Liputan6.com, terutama di kanal News sepanjang Selasa 3 November 2015.

Sementara 4 berita lainnya, termasuk kisruh pengelolaan Bantar Gebang antara Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan DPRD DKI serta pengelola sampah, turut mencuri perhatian banyak pembaca.

Selengkapnya Top 5 News...

1. Kisruh Foto Jokowi dan Suku Anak Dalam

Jokowi disebut sebagai presiden pertama yang mengunjungi Suku Anak Dalam, sepanjang sejarah kepemimpinan di Tanah Air. Terlepas dari tudingan sejumlah pihak bahwa kunjungan ini hanya pencitraan, faktanya Jokowi telah mendahulukan kepentingan rakyatnya ketimbang lawatan ke negara lain.

Jokowi berharap Suku Anak Dalam dapat tinggal tetap di rumah yang akan dibangun pemerintahnya dan memiliki penghasilan, serta pendidikan bagi anak-anak mereka. Sebab 15 rumah yang dulu dibangun pemerintah kini berubah menjadi lahan sawit.

Rumah yang dibangun sebelumnya memang belum memadai. Tidak ada sumur dan toilet, bahkan penerangan listrik. Jokowi pun akan memenuhi kebutuhan rumah tangga itu, agar tidak ada perbedaan pelayanan antara penduduk kota dan suku pedalaman.

Namun kunjungan Jokowi ke tempat tinggal Suku Anak Dalam kini menjadi buah bibir di media sosial. Para netizen membicarakan foto Jokowi saat menemui suku pedalaman itu yang diduga rekayasa atau setting-an.

Di gambar yang diunggah Tim Kepresidenan itu, terlihat Jokowi tengah berbincang dengan 5 orang Suku Anak Dalam tanpa mengenakan pakaian lengkap. Namun para penuding membandingkan dengan foto lainnya, di mana Suku Anak Dalam mengenakan pakaian.

Para penuding membalikkan kronologi pertemuan Jokowi dengan Suku Anak Dalam. Pertama kali adalah foto Jokowi berdialog dengan anggota Suku Anak Dalam berlatar rumah dari kayu. Mereka berpakaian lengkap. Di foto lain mereka tidak berpakaian lengkap berlatar kebun sawit dan bertelanjang dada.

Pihak-pihak tersebut menyatakan orang-orang di gambar itu disebut sama dan rekayasa semata. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang turut mendampingi kunjungan Jokowi pun buka suara. Dia geram dengan tudingan miring itu.

Menurut Khofifah, foto yang beredar, baik yang hanya mengenakan pakaian tradisional maupun yang berpakaian lengkap, adalah pertemuan yang memang benar-benar dilakukan Jokowi.

"Itu yang di titik pertama (yang tanpa mengenakan baju) adalah Suku Anak Dalam yang hutannya terbakar. Mereka itu waktu Presiden datang, 10 hari di tempat itu. Setelah itu, masuk titik kedua (sudah mengenakan baju)," ujar Khofifah saat berbincang dengan Liputan6.com di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 November 2015.

Selengkapnya...

2. Kronologi Pertemuan Jokowi dengan Suku Anak Dalam di Jambi

Foto Presiden Joko Widodo yang bertemu Orang Rimba atau Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun, Jambi, mengundang polemik. Beberapa pihak menyebut foto itu rekayasa.

Namun menurut Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, yang selama belasan tahun melakukan pendampingan terhadap Orang Rimba Jambi, tidak ada rekayasa dalam foto tersebut.

Kepada Liputan6.com, Direktur Komunikasi KKI Warsi, Rudy Syaf, menuturkan kronologi pertemuan Presiden Jokowi dengan Orang Rimba.

Selengkapnya...

3. Kisruh Bantar Gebang, DPRD Bekasi Siap Polisikan Ahok

Kisruh antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan DPRD Kota Bekasi mengenai pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPSP) Bantar Gebang, kian sengit.

Bahkan tudingan Ahok soal dugaan suap yang dilakukan PT Godang Tua Jaya selaku pengelola TPST Bantar Gebang kepada anggota DPRD Kota Bekasi dianggap sebagai fitnah yang sangat menyakitkan. DPRD Kota Bekasi pun akan melaporkan Ahok ke pihak kepolisian.

Ketua Komisi A DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata mengatakan, tudingan adanya suap yang dilakukan PT Godang Tua jaya kepada anggota DPRD Kota Bekasi yang dilontarkan Ahok di media massa beberapa hari lalu merupakan ucapan yang tak mendasar dan merupakan fitnah yang sangat keji.

"Tolong buktikan kalau ada anggota DPRD Kota Bekasi menerima suap dari PT Godang Tua Jaya. Kalau ucapan tanpa bukti itu sama saja memfitnah," ucap Arianto Hendrata kepada Liputan6.com di Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/11/2015).

Selengkapnya...

4. Fenomena Langka Gerhana Matahari Hibrid Hiasi Langit

Hari ini 2 tahun silam atau tepatnya 3 November 2013, Hybrid Solar Eclipse atau gerhana matahari hibrid menghiasi langit. Gerhana kali ini adalah gerhana Matahari campuran 2 gerhana.

Gerhana Matahari Hibrid adalah Gerhana Matahari yang memiliki dua macam gerhana berbeda, yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total. Kedua gerhana tersebut terjadi dalam satu waktu dan terjadi secara berurutan.

Hal ini dapat terjadi karena bayangan umbra bulan harus melewati kelengkungan yang berbeda-beda pada daerah tertentu disebabkan bentuk bumi yang bulat.

Sehingga terkadang saat ujung kerucut bayangan umbra bulan tergantung di atas permukaan bumi dan menyebabkan lokasi di bawahnya melihat hal tersebut sebagai gerhana matahari cincin.

Ada kalanya juga saat kerucut bayangan umbra bulan itu bergeser ke bagian lengkungan yang lebih tinggi menyebabkan ujung kerucut bayangan umbra bulan 'menusuk' permukaan bumi dan daerah yang dilewatinya melihat hal tersebut sebagai gerhana matahari total.

Gerhana ini memungkinkan orang-orang melihat pemandangan matahari yang terhalang Bulan sepenuhnya atau sebagian. Merupakan kejadian langka karena peralihan antara gerhana annular dan gerhana total.

Selengkapnya...

5. Ahok: Jakarta Dibuat Ketergantungan dengan Bantar Gebang

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai ada motif tertentu di balik gagalnya pembangunan Intermediate Treatment Facilities (ITF) yang ditujukan sebagai tempat pembakaran sampah dengan mesin incinerator. Menurut dia, ada faktor kesengajaan menggagalkan pembangunan incinerator.

Ahok curiga adanya skenario agar Dinas Kebersihan DKI Jakarta tak punya pilihan lain selain menyalurkan sampah warga ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

"Yang pasti kami dibuat tergantung kepada Bantar Gebang dan Godang Tua Jaya. Giliran sudah (mau) putus (kontrak), pasti masalah. Saya nggak tahu ada motif apa, kalau gagal terus (pembangunan ITF) kan saya harus kirim sampah ke Bantar Gebang," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (3/11/2015).

Selengkapnya...

(Ans/Bob)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya