Sosialisasi 4 Pilar, Oesman Sapta Hadiri Pentas Seni Budaya Bali

Oso mengatakan bahwa Indonesia memang beragam dan berbeda, tapi dalam wadah NKRI perbedaan tersebut telah menyatu.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 18 Mar 2016, 00:38 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2016, 00:38 WIB
Oesman Sapta Odang
Oesman Sapta Odang (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)

Liputan6.com, Denpasar - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menghadiri acara budaya di Bali yang bertajuk Pentas Seni Budaya Bali dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar. Pentas seni yang diselenggarakan di lapangan Desa Kamasan, Klungkung, Bali ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal MPR Ma'ruf Cahyono dan anggota MPR dari kelompok DPD I Kadek Arimbawa.

Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta mengatakan sangat mengapresiasi gerakan Sosialisasi 4 Pilar yang digelar MPR ke berbagai daerah, apalagi sosialisasi dengan menggunakan metode pementasan seni dan budaya.

"Hal ini sangat sesuai, sebab di Bali, budaya dan seni sudah mendarah daging. Keterlibatan negara dalam upaya mempertahankan budaya bangsa sangat patut disyukuri dan didukung penuh rakyat," ungkap I Made Kasta, Kamis (17/3/2016) malam.

Sementara Wakil Ketua MPR Oesman Sapta dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Indonesia memang beragam dan berbeda, tapi dalam wadah NKRI perbedaan tersebut telah menyatu.

Pria yang karib disapa Oso ini memberi contoh, di daerah kelahirannya di Kalimantan Barat ada sebuah desa yang penghuninya banyak orang Bali, tapi sudah sangat berbaur dengan masyarakat lokal, dan itulah toleransi.

"Dalam kesempatan ini saya ucapkan selamat Hari Raya Nyepi untuk warga Hindu Bali seluruhnya, saya juga berikan apresiasi warga Hindu Bali yang menunjukkan keindahan toleransi dalam suasana nyepi merpersilahkan umat muslim Bali menjalankan ibadah salat gerhana, itu sangat baik dan harus menjadi contoh teladan," ucap Oso.

 

Di tengah-tengah pidatonya, Oso bertanya kepada ratusan warga yang hadir. Oso bertanya apakah warga kenal dengan Klungkung dan Bali. Tentu saja warga serempak mengatakan kenal. Oso kemudian melanjutkan dengan bertanya apakah warga kenal dengan Indonesia, Pancasila, dan UUD. Kembali warga menjawab mengenalnya.

"Saya lega, saya tidak meragukan rasa nasionalisme rakyat Klungkung, Bali. Saya apresiasi itu. Untuk anak-anak, saya tekankan Pancasila, NKRI, Konstitusi negara sangat penting, kalian harus mempelajari dan memahami dengan baik," tegas Oso.

Ragam Pentas Seni

Pegelaran seni budaya itu diawali dengan pementasan sendratari seni dan ogoh-ogoh dengan lakon Kumbakarna Pralaya. Lakon ini mengisahkan tentang keteguhan bela negara Kumbakarna adik dari Rahwana.

Akibat kesalahan sang kakak yang menculik Dewi Sinta dari tangan Rama, mengakibatkan negaranya diserang. Rama serta balatentara kera dipimpin Hanoman menyerang negara Kumbakarna.

Kumbakarna dengan keteguhan hatinya melakukan bela negara. Kumbakarna tidak membela kakaknya tapi yang dia bela adalah negaranya yang diserang negara luar.

Pagelaran kedua menampilkan seni khas Klungkung, yakni memperkenalkan budaya khas Klungkung lainnya seperti peragaan busana, kain, dan pakaian tenun endeg khas Klungkung.

Serangkai dengan itu, ditampilkan pula pagelaran seni lukisan wayang klasik Kamasan yang diaplikasikan di kain tenun endeg Klungkung. Bukan hanya di kain dan pakaian, lukisan wayang klasik Klungkung juga diaplikasikan di berbagai media antara lain kipas dan kanvas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya