Jalur KA Bogor-Sukabumi Ambles, Perbaikan Dikebut 24 Jam

Untuk memperbaiki jalur tersebut, tim dibagi 2 shift. Masing-masing shift ada 65 orang.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 22 Mar 2016, 02:02 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 02:02 WIB
Achmad Sudarno/Liputan6.com
Perbaikan jalur kereta yang anjlok di Bogor (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Meski cuaca tidak bersahabat namun perbaikan rel kereta yang ambles akibat longsor di KM 11 tepatnya di Kampung Bojeng Menteng, Desa Cibalung, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor terus dilakukan.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) terpaksa mempekerjakan tim perbaikan selama 24 jam agar jalur kereta tujuan Bogor-Sukabumi kembali beroperasi.

Humas Daerah Operasional I Jakarta Bambang S Prayitno mengatakan hingga Senin sore perbaikan baru mencapai 25 persen. Agar jalur KA Sukabumi-Bogor bisa kembali digunakan pihaknya mempekerjakan selama 24 jam untuk melakukan perbaikan jalur yang ambles hingga kedalaman 10 meter. 

"Tim dibagi 2 shift, masing-masing shift ada 65 orang," ujar Bambang saat meninjau lokasi longsor, Bogor, Senin (21/3/2016).

Perbaikan jalur rel meliputi penimbunan tanah menggunakan karung, membuat bronjong dan tubuh ban rel.

"Batu-batu baru tiba ke lokasi longsor malam ini untuk kemudian langsung dibuat bronjong," ujar dia.

Pada Minggu sekitar pukul 17.30 WIB terjadi longsor di KM 7+3/4, KM 1 dan KM 2. Material longsor setinggi 1,5 meter menutupi jalur kereta lokomotif itu.

Dua jam kemudian, longsor kembali terjadi di KM 11 hingga mengakibatkan jalur kereta sepanjang 20 meter ambles. Material longsor kemudian terbawa arus Sungai Cisadane yang saat itu tengah meluap lantaran diguyur hujan deras.

Kondisi tersebut membuat PT KAI menghentikan sementara operasional KA Pangrango rute Bogor-Sukabumi maupun sebaliknya hingga beberapa hari ke depan.

Pantauan Liputan6.com Senin sore, puluhan pekerja sedang menyusun karung berisi tanah dan tiang pancang untuk menahan bantalan rel di lokasi longsor.

Kontur tanah yang gembur serta licin dan kemiringan jurang mencapai 80 derajat membuat para pekerja kesulitan saat menumpuk karung agar tidak terjadi lagi longsor.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya