Liputan6.com, Jakarta - Pesatnya kemajuan dunia internet turut dimanfaatkan kelompok teroris. Mereka menjadikan dunia maya untuk menyusun dan melatih orang secara online.
"Penggunaan media sosial, cyber oleh jaringan teroris sangat intens. Pada kasus Surabaya, mereka berlatih pembuatan bom dengan Bahrunnaim secara online," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Tito Karnavian di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Baca Juga
Tito menyarakan, terduga teroris yang ditangkap di Surabaya dengan Bahrunnaim tidak bertemu langsung. Namun, mereka intens berkomunikasi secara online. Mereka bertatap muka dan bahkan bisa pelatihan membuat bom yang dinamakan cyber training.
BNPT pun langsung bergerak memantau mereka yang sudah sangat cakap teknologi.
"Fenomena ini cukup rawan sehingga kita mengembangkan kemampuan IT untuk counter. Kita mengajak netizen karena dunia maya ini kan punya warga negara sendiri namanya netizen," ucap Tito.
Advertisement
BNPT meminta netizen membantu counter dengan memberikan pesan damai. Hal itu dilakukan agar anak-anak muda atau netizen tidak ikut terjerumus bergabung dengan kelompok teroris.
Tim Densus 88Â menangkap tiga terduga teroris P, F, J pada 8 Juni 2016 lalu.
Tim Densus lalu menyisir rumah terduga teroris dan mengamankan 12 kardus berisi barang-barang untuk merakit bom.